Entah apa yang Seulgi rasakan sekarang. Tidak lama lagi Jungkook akan pergi ke bandara menuju Melborune. Jungkook sendiri yang mengatakan pada Taejun sebelumnya jika Seulgi tidak akan ikut dengannya. Padahal jika dia ditawarkan mungkin dia akan mengiyakan. Raut wajah heran Taejun tergambar begitu jelas saat Jungkook mengatakannya. Dan satu pertanyaan Taejun membuat Seulgi menyimpulkan bahwa Jungkook ingin menjauh darinya. Dia pun begitu merasa bersalah."Bukannya kamu sebelumnya memintaku untuk mendesak Seulgi agar bisa ikut?" Astaga, pertanyaan itu kembali mendengung dikepala. Ada sedikit rasa sesak juga jika Seulgi mengingatnya. Setelah mereka sarapan tadi pagi hingga siang ini Jungkook tidak kelihatan keluar dari kamarnya. Hal itu sungguh membuat Seulgi merasa cemas sendiri. "Hai, Seulgi!" Sapa Taejun setelah menaiki tangga. Sudah pasti pria itu mau menjemput Jungkook. "Hai juga, Taejun. Jungkook masih berada didalam kamarnya." Balas Seulgi sambil memberikan informasi.
Taejun merasa ada keanehan dalam rumah itu. Atmosfer disana terasa tidak seperti biasanya. Ada apa ini? Pria itu penasaran, tapi dia tidak berani bertanya pada Seulgi dan memilih diam tersenyum beberapa saat. "Aku ke Jungkook dulu." Pamitnya dan meninggalkan Seulgi.
Sementara didalam kamar Jungkook berusaha menahan diri untuk tidak menemui Seulgi. Ya bisa dibilang juga kalau dia memang ingin menghindar. Tapi bagaimana jika dia tidak melihat Seulgi dalam waktu yang lama? Sedangkan hanya berselang waktu beberapa jam saja pria itu merasa gelisah sendiri. Candunya memang sudah tidak bisa di tolelir. Hatinya begitu gusar.
"Jung?" Panggil Taejun melihat Jungkook tidak sadar akan eksistensinya dan cenderung mengkhayal. "Jung? It's time. Pesawatnya sudah siap." Panggilnya kesekian kali sambil mengguncang tubuh Jungkook. Tidak ada suara yang keluar dari bibir pria itu dan setelah itu langsung keluar mendahului Taejun. Sungguh, Taejun melihat Jungkook seperti sosok mayat hidup. Dia pun mengambil satu tas Jungkook untuk di bawanya. Langsung terbesit dalam pikirannya jika hubungan kedua sejoli itu sedang tidak baik-baik saja.
"Mau aku peluk?" Taejun mengedipkan mata berkali-kali setelah mendengar itu. "Eey jangan malu begitu, Seulgi. Ini masih dirumah." Diam-diam Taejun mengintip keduanya dibalik pintu. Dia melihat Jungkook sementara tersenyum sambil melebarkan tangannya didepan Seulgi. Dia amat sangat heran dengan apa yang terjadi. Permainan ekspresi Jungkook benar-benar membuatnya pangling. Tidak biasanya Jungkook seperti ini. Ini bukan Jeon Jungkook yang dia kenal.
Seulgi akhirnya memeluk tubuh Jungkook begitu erat, dibalik punggung Seulgi pria itu tersenyum miring. "Aku sengaja melakukannya karena ada Taejun yang melihat kita. Seperti ini maksudmu bukan? Bersandiwara seolah kita adalah pasangan terbaik dimata orang." Ya Tuhan, rasanya seperti menelan pil pahit bagi Jungkook yang mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iwis
Fanfiction[completed] Semuanya berawal dari Seulgi yang berniat ingin bebas dari segala yang diatur oleh keluarganya, dan Jungkook yang didesak untuk berkeluarga. Bagaimana kisah mereka? Iwis means certainly For dearest kalliopius, cloudies ☁️ Impressive top...