Matahari pagi kala itu bersinar terang, menandakan suasana musim panas yang semakin terasa. Seluruh penduduk bumi pun akan merasakan sensasi tersendiri saat sinar matahari pagi memancarkan sinarnya yang begitu cerah. Perasaan senang adalah salah satunya. Namun kali ini berbanding terbalik dengan Jungkook. Sejak subuh dia sudah harus keluar rumah dibarengi dengan perasaan resah gelisah atas kejadian sebelumnya. Melihat matahari pagi diluar ruangan sepatutnya membuat perasaannya sedikit tenang karena memberikan efek kesejukan, tapi nyatanya tidak.Seulgi, nama itu beberapa hari terakhir mendominasi pikirannya. Bagaimana tidak, hubungan mereka mulai merenggang ketika Jungkook dengan berani mengajak Seulgi untuk tidur dengannya. Mungkin karena kesalahannya membuat Seulgi merasa tidak nyaman waktu itu sehingga dirinya harus menerima penolakan. Dia sempat berpikir bahwa yang telah dilakukannya itu sudah tepat berdasarkan pengalaman sebelumnya dimana Seulgi waktu itu pernah menciumnya dengan penuh hasrat.
Dia tahu sebenarnya Seulgi mulai terpancing, Jungkook jelas bisa merasakan hal itu. Tetapi dia akui bahwa Seulgi benar-benar bisa mengontrol diri dengan baik.
Setelah pertanyaan itu keluar dari mulut Jungkook, Seulgi memang tidak langsung menjawab. Seulgi menunggu Jungkook melonggarkan pelukannya waktu itu lalu berbalik, dan mengingatkan kembali soal perjanjian hitam diatas putih yang telah disepakati sebelumnya. Jungkook sempat ingin melayangkan protesnya saat itu. Dia percaya Seulgi sudah bisa menerimanya dengan penuh dan mencintainya. Tetapi gairah yang ada dalam tubuhnya akan semakin menggila dan takutnya tidak bisa terkontrol lagi jika dia lebih lama berada di kamar Seulgi karena sentuhan seduktif yang ia berikan. Intinya, Jungkook masih menghargai Seulgi.
Pria itu sempat termenung di ruang makeup akhirnya mendapati Taejun sedang asik bercerita bersama dengan produser yang akan menangani filming untuk bahan tur konsernya. "Hyung." Panggilnya dengan nada pelan, tapi untungnya telinga Taejun begitu peka dan langsung menghampirinya. "Kamu kenapa, Jung? Badanmu terlihat lesu. Mau minum vitamin?" Kali ini Jungkook akui bahwa Taejun tidak bisa membaca suasana hatinya. Dia pun tersenyum sekilas. "Boleh." Pria itu pun tanpa menunggu lama keluar dari ruangan itu dan kembali dengan membawa pil serta sebotol air mineral.
"Hyung kita disini cuma sampai siang lalu lanjut dengan latihan 'kan? Apa jadwal hanya sampai sore?" Tanya Jungkook sebelum ia meminum vitamin. "Hmm, melihat kondisimu aku tidak yakin kamu mampu. Kali ini aku akan coba switch dengan jadwal latihan back dancer kamu." Jungkook yang mendengarnya pun menatap Taejun dengan tatapan kosong. "You're okay with that aren't you?"
"Definitely okay, hyung." Keduanya pun berlalu dari sana dan menuju ke film set. Taejun sekarang bisa membaca bahwa ada yang salah dengan Jungkook. Bukan sakit secara fisik, tapi ada beban pikiran yang sedang dipikirkan. Mungkin itulah yang menjadi masalahnya. Biasanya pria itu akan begitu cerewet dengan rasa ingin tahu yang tinggi jika berbicara perihal syuting untuk bahan konsernya. Tapi ini tidak sama sekali dan herannya Jungkook sekarang terlihat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iwis
Fanfiction[completed] Semuanya berawal dari Seulgi yang berniat ingin bebas dari segala yang diatur oleh keluarganya, dan Jungkook yang didesak untuk berkeluarga. Bagaimana kisah mereka? Iwis means certainly For dearest kalliopius, cloudies ☁️ Impressive top...