Sakura benar benar ingat dimana dia dulu hanya mampu tersenyum saat Reska mengatakan dia cantik. Ditepis bayang bayang masa kecilnya yang membuat dia merindukan masa kecil itu.
Lagi lagi Sakuara menghela nafas dan berkata. " Itu kan dulu lo ngomong pas kecil jadi gue enggak anggep serius!".
" Bodoh". Desis Reska.
" Justru anak kecil dia itu jujur, hatinya masih suci dia ngomong gitu karena hatinya dan otaknya benar benar sinkron. Dia juga bakal ngomong dengan fakta". Ujarnya penuh keyakinan. Hal itu membuat Sakura bungkam, kadang suka bener nih parjo!. Ujarnya dalam hati." Silahkan di nikmati". Ucap seorang waiters caffe itu memecah keheningan yang tiba tiba menyelimuti dua mahluk tuhan yang sedang berperang batin.
" Iya mbak, terima kasih". Jawab Sakura cepat dengan senyum untuk menutupi kegelisahan nya.
Dia sebal saat berada di posisi awwkard seperti ini. Dan sejak kapan Reska jadi pandai memojokan dirinya dengan beribu ribu kebimbangan di hati dan otaknya.
" Yuk makan jangan di ambil pusing lagi". Ujar Sakura menyodorkan sesuap nasi goreng pada Reska. Agar suasana tidak lagi canggung seperti orang asing.
" Iya". Reska menjawab dengan membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Sakura.
" Lo juga nih aa..". Reska kembali menyodorkan nasi goreng miliknya pada Sakura.Sakura menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya rapat rapat." Enggak mau pedes". Rengek nya manja.
Reska terkekeh. " Bocah". Ucapnya sambil menyentil hidung mancung Sakura.
"Kak?".
" Hmm".
" Maafin...
" Enggak ada yang perlu di maafin kok, santai aja gue enggak papa. Tugaslo cuma tetep jadi adek gue yang nurut dan enggak bandel oke mungil?". Ucapan Reska menjeda perkataan Sakura.
Dengan mulut yang masih penuh Sakura menghentikan kunyahan nya.
" Ngak adil"." Telen dulu coba".
" Masa cuma gue yang jadi adek yang nurut sementara lo tetep jadi manusia bertopeng kan ufo dari planet lain". Cibir Sakura mampu membuat tawa Reska meledak.
" Wuhaha serem banget sih".
" Iya gue serem sini biar gue gigit lo". Ucap Sakura sambil memasang wajah sangar.
🍌🍌🍌
" Entar malem gue enggak main kesini". Ucap Reska membuka suara saat dirinya dan Sakura menginjak halaman rumah di penuhi bunga bunga yang indah, seindah senyum perempuan yang tidak ingin Reska lepas. Rumah itu adalah rumah yang menjadi tempat ternyaman bagi Reska,yakni rumah Sakura.
" Mau kemana?". Jawab cewek itu seraya duduk di kursi panjang taman rumah nya.
" Ketemu pacar".
" Oh!"--
" Gitu doang?". Ujar Reska malas karena tidak suka saat Sakura cuek tidak serenyah seperti biasa.
" Iyalah kalau lo punya pacar untung gue dapet PJ hehe".
" Dasar matre". Ucap Reska dengan menyenderkan kepalanya pada pundak Sakura.
"Kenapa?".
" Ngantuk mau tidur!". Ujar Reska sambil bangkit beranjak pulang.
Seusai Reska pulang kesepian datang menghampiri Sakura, ingatan kembali tentang Alan berputar di kepala nya. Gadis itu memilih masuk ke rumah dan mengistirahatkan hatinya terlebih dahulu.
" Gini amat hidup gue, baru juga mau jatuh cinta udah patah duluan". Gumamnya sendiri sambil mengambil foto Alan yang di curinya diam diam.
Di tatap nya dalam dalam foto itu seolah foto itu Alan sungguhan. Bersua setiap hari di sekolah memang menjadi hal yang menyenangkan namun, jika pertemuan itu selalu saja Alan dengan yang lain apa kabar dengan kata menyenangkan itu.
" Maafin gue udah jatuh cinta sama lo". Ujar nya lagi namun dengan cairan bening yang menetes di atas foto Alan, tak butuh lama di remas kertas berukuran 3R itu menjadi bola bola kecil yang kusut di di lemparnya ke tempat sampah sudut kamar nya.
" I belive i can fast move on with you Alan". Ucapnya kemudian dengan tangan nya menghapus sisa air mata dan senyum tipis di bibir nya.
Tiba tiba.
" Biar gue yang hapus".
" Ka Reska?".
Tangan kekar itu membelai pipi Sakura yang basah dengan air matanya.
" Jangan nangisin cowok bau kencur kaya dia!".
" Emang situ udah gede". Cibirnya lantas mendekap Reska.
" Ehehe setidaknya gue enggak bucin kaya lo, nangis nangis kagak jelas".
" Iya deh kalah debat sama lo"--
" Gue mau volly malem ini lo mau gue beliin apa?".
" Dasar boong katanya tadi mau ketemu pacar."
" Gue enggak punya pacar!" Sergah Reska gemas.
" Gue ikut lo volly dong, jauh ngak?".
" Enggak usah. Enggak jauh emang tapi sampe larut". Tolak Reska.
" Yah ngak asyik lo".
" Mau apa?".
" Enggak mau apa apa. Sana lo pulang". Kesal Sakura lantas beranjak ke kasur.
" Dasar ngambekan, sini gue buka jilbab lo". Ujar Sakura lembut.
Ya seperti itulah Reska selalu menyayangi Sakura, bahkan apa saja yang di minta Sakura jika dia mampu pasti akan di lakukan nya.
Walau terkadang mereka seperti kutub yang berlawanan tidak pernah akur dan saling menarik untuk bersatu." Kak, aku bosen". Adunya manja.
" Terus?"--
" Dasar lo!". Desis Sakira seraya melempar bantal ke muka Reska.
"Sa?".
" Hmmm".
" Maafin gue ya?, sering banget gue bikin lo kesel bikin lo ngrasa nyokap bokap lo pilih kasih sama lo. Tapi gue enggak____."
" Apaan sih udah jangan bahas itu. Di dapur gue punya Mi goreng yuk bikin". Usul Sakura antusias seraya meraih tangan Reska agar ikut dengan nya.
Cowok itu tersenyum gemas dengan gadis mungil nya. " Tapi gue yang masak ya?".
" Bagus, gue juga males".
Reska sadar akan banyak yang hilang jika dia egois berterus terang dengan perasaan nya, namun perlahan Sakura peka dengan Reska tapi cewek itu memilih bungkam.
Suatu saat akan ada masanya Sakura akan memperioritaskan Reska, sama seperti dia selalu untuknya. Reska sadar untuk saat ini antara dia dan Sakura tidaklah seimbang, hubungan mereka berat sebelah. Reska membiarkan semua berjalan dengan tenang mengalir bagai air, tidak memaksa keadaan untuk bergulir sesuai ekspetasinya, itu akan egois.
Thanks for Read💚
🍌🍌🍌
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUISE |END|
Teen FictionKisah cinta remaja yang amat rumit seperti rumus fisika dan sulit bagai matematika.. Bermula dari kebiasaan bersama menumbuhkan rasa nyaman dan sayang di antara Sakura juga Reska yang sama sekali tidak mereka duga. 2 remaja lawan jenis yang saling m...