🍒Depresi.

28 2 0
                                    

" Walaupun sulit cobalah menerima kenyataan itu lebih baik "

Sakura🍁


Bagai terhantam bebatuan dari atas tebing hingga sanggup membunuh seseorang hidup hidup begitu juga kenyataan pahit yang harus di telan Sakura di awal masa magang atau PKL nya ini. Semua rasa gamang,rasa takut dan rasa was was yang sering kali menganggu dan bahkan rasa sesak yang tidak bisa di jelaskan hanya melalui sebuah kata kata kini telah terkuak.

Sakura Camellia Alfathunisa perempuan yang di kenal bar bar, receh anti galau, periang benar benar di nyatakan mengalami Depresi!

" Yaudah lah mau di apain lagi, pasti akan sembuh di masanya" Ujar Sakura pasrah seraya menyeka air mata nya di dalam kamar kos.

Tidak heran dia menjadi sosok yang over dalam menyikapi sebuah hal sepele, mudah tertawa juga mudah menangis. Menangis malam hari sendirian sudah menjadi rutinitas nya selama dia mengalami depresi yang belum tersadari itu.

Seperti sekarang Sakura benar benar berada di keadaan yang sulit, teman satu kos nya ada yang sedikit canggih membuat Sakura pusing menanggapi nya. Selalu bertingkah semaunya, berbicara tanpa di filter serta sangat bossy namun Sakura selalu menghargai nya karena dia yakin sisi buruk nya terdapat sisi baik yang luar biasa.

" Sa gimana bokap lo masih belum luluh juga?" Tanya Asa yang kebetulan satu kamar dengan Sakura.

" Hmmm, dia berfikir kalau Nana itu good segalanya" Sahut Sakura mencoba terlihat baik baik saja.

Bayangkan saat orang tua yang menjadi harapan tumpuan untuk anak anaknya justru sekedar mengeluh saja rasanya sang anak sangat asing dengan orang tua apa pantas orang tua layak di sebut rumah. Papa Sakura tidak percaya akan tingkah laku Nana dan selalu membela membuat Sakura muak, sebenarnya anak nya siapa?.

" Sabar Sa" Kata Asa.

Sakura tersenyum tipis.
" Gue coba mau diem aja enggak ada yang bisa gue lakuin selain itu, membrontak gue cuma bakal durhaka" Jawab Sakura tertawa miris.

Asa duduk di tepi kasur menatap Sakura yang memeluk guling nya.
" Apa kita pindah kos aja?" Ujar Asa.

Sontak Sakura membulatkan matanya.
" Anjir! Jangan. Kita malah bikin tambah runyam seyeng" Ujar Sakura sudah menebak apa yang akan terjadi di kemudian hari, perpecahan antara Nana dan dirinya akan terjadi.

" Kita tunggu aja Nana mau sampe kapan kaya gitu" Ujar Sakura lagi.

Asa hanya bisa menuruti kata kata Sakura toh mereka harus kuat dan saling menguatkan, anggaplah itu resiko saat berjauhan dari orang tua. Apa apa harus di selsaikan sendiri.

" Oke, yuk kita tidur" Asa masuk kedalam selimut gadis itu bersiap bergelung dengan mimpi absurd nya yang pasti setiap pagi di cerita kan.

" Duluan, gue masih mau mainan hp" Ujar Sakura.

Mainan hp, Sakura terlalu sempat. Dalam kegelapan di dalam kamar kos, tidak ada hal asyik selain menangisi semua ini. Apa dosanya sehingga tuhan memberi ujian seperti ini.

Rasa takut nya semakin menjadi saat teringat papanya selalu dan selalu menyangkal setiap ucapan yang di adukan seolah olah Sakura lah yang terlalu kekanak-kanakan. Terkadang orang yang dekat menjelma sebagai penghianat.

Terlepas dari itu Sakura mencoba tegar karena yakin tuhan masih sayang pada nya. Bukan kah jika tuhan rindu pada hambanya maka tuhan akan memberikan ujian agar hambanya berkenan merintih untuk nya.

BRUISE |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang