" Iya gue kerasukan dedemit.
Demit nya kan lo!".Sakura🧡
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Sakura masih duduk di dalam kelas sembari menunggu area parkiran lenggang. Dia malas berdesakan juga tidak tahan menahan debaran yang tidak biasa jika bersisian dengan laki laki. Aneh!.
" Sa?. Temenin gue mau" Tanya Asa pada Sakura yang menopang kepala dengan tanganya menjadi bantalan.
" Kemana?"
Asa tidak lekas menjawab perempuan itu malah meneliti wajah Sakura yang loyo.
" Lo kenapa Sa?, daritadi loh gue perhatiin lo kaya aneh gitu" Ujar Asa terus terang.Sakura menghela nafas panjang.
" Gue juga enggak ngerti. Perasaan gue enggak enak aja kaya ngeganjel gitu rasanya" Jawab Sakura apa adanya.Asa mengelus pundak Sakura.
" Kalau ada masalah jangan terlalu di pikir malah enggak baik buat kesehatan Sa."" Makasih Sa, lo baik banget."
Asa terkekeh.
" Udah kalau gitu buruan pulang, banyak istirahat lakuin hal yang lo suka biar pikiran lo teralihkan."Sakura yang semula senyum kini lekukan tipis itu memudar, jangan kan melakukan hal yang dia suka semenjak dia di teror dengan perasaan tidak enak ini gadis itu seakan sama sekali tidak memiliki hobi.
" Kenapa?" Asa bingung dengan perubahan ekspresi Sakura.
Sakura menggelang pelan.
" Enggak papa, makasih ya. Yok pulang udah sore ini" Sakura berdiri seraya menggendong tasnya." Bareng aja Sa."
Sakura mengernyitkan dahi.
" Lah katanya mau di temenin. Enggak jadi emang?"" Kapan kapan aja Sa, masih banyak waktu" Balas Asa santai.
Sakura mengangguk lantas berjalan bersebelahan dengan Asa menuju ke motor nya terparkir, dia membawa inulnya dengan kecepatan sedang malah bisa di bilang lambat mengingat dirinya masih di area Sekolah.
Sumpah. Sakura gemetar bukan main melintas di depan kelas yang masih banyak kakak kelas nya dengan dominan laki laki menatap nya dengan tatapan seribu keanehan.
" Njir malu gue" Keluhnya dengan suara serak seperti kehabisan energi.
Nafasnya yang terasa tertahan di kerongkongan saat tiba di luar gerbang utama barulah cewek itu bernafas lega.
" Huh gas pulang!" Sakura langsung menancap gas seperti orang kesetanan membuat pengendara lain menepi karena ulah Sakura, terutama Asa geleng geleng melihat nya.
Saat di jalan yang sepi tangis Sakura pecah, dia bisa menangis namun tidak dapat memahami apa yang membuat nya merasa gila karena persaan nya sendiri. Persaan takut yang muncul saat mata terbuka hingga was was jika mata itu tertidur adalah hal sepele namun Sakura tersiksa.
" Balik SMP aja. Semuanya tidak ada yang seru" Suara gadis mungil itu parau kedengaran nya kalah dengan angin.
" Sa lo kenapa?" Tora menyamakan kecepatan motor nya dengan milik Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUISE |END|
Teen FictionKisah cinta remaja yang amat rumit seperti rumus fisika dan sulit bagai matematika.. Bermula dari kebiasaan bersama menumbuhkan rasa nyaman dan sayang di antara Sakura juga Reska yang sama sekali tidak mereka duga. 2 remaja lawan jenis yang saling m...