🍒Asing.

42 21 0
                                    

" Perasaan ku luruh dan lumpuh
di saat kamu berhasil melapukan pertahanan yang sekuat mungkin aku pertahan kan".--

Sakura✨

Hari ini hari Senin yang sangat berbeda dari hari Senin yang lalu Sakura merasa kosong dan kehilangan atas perubahan yang semula sudah pelan pelan di terima nya. Tidak ada ucapan selamat pagi dari Reska, gurauan menjengkelkan dari nya bahkan tidak ada mahluk ufo pengganggu dengan cara manis. Semua telah kembali ke awal lagi, bedanya sekarang hati Sakura lah yang babak belur tidak kasat mata.

" Sa nanti jadi kan kerja kelompok nya?". Tanya Senja sambil berkutat dengan rumus matematika nya.

Tidak ada jawaban dari teman sebangku nya Senja lantas menoleh, Sakura sedang melamun seperti hilang semangat.

" Sa?. Lo gapapa kan?".

Sakura masih tetap sama membisu enggan membuka suara.

" Sa lo kenapa".

" Eh lo tadi bilang apa?. Kerja kelompok ya?". Tanya Sakura tersentak.

" Lo kenapa?. Ada masalah?".

Sakura menggelang.
" Enggak kok. Gue lagi PMS aja makanya males gini". Elak Sakura.

Jujur Senja adalah sahabat yang baik tapi Sakura menilai Senja lebih asyik di ajak ngobrol tentang pelajaran daripada masalah hati nya yang sedang ambyar, kalau seputar hati Sakura lebih nyambung dan nyaman dengan sahabat terbaik nya Zeze.

Semua ada takaran nya, tidak semua orang ingin mendengar permasalahan hidup kita. Ada yang suka bahkan ada yang pura pura suka padahal di belakang mereka lah yang paling pertama menyoraki saat kita terjatuh.

" Oh pantes lo agak pucet gitu".

Sakura hanya mesem.
" Oh iya entar di mana kerja kelompok nya?".

" Rumah lo aja gimana?".

Sakura tampak sedikit berfikir.
" Oke boleh aja ". Ucapnya setuju.

" Ada lo, gue, Adi sama Riko ". Ujar Senja.

Sakura manggut manggut.
" Iya gue tahu kok". --

Sakura kebetulan sedang menatap kerah luar kelas dengan bersamaan Rafa adek kelasnya yang tempo lalu mengirim pesan melintas dan tersenyum pada Sakura.

" Huu terlambat!". Cibir Sakura entah dari mana datang nya niat itu untuk menyapa Rafa.

" Salah sendiri enggak di bangunin".

" Hahaha gue emang alarm lo?".

Rafa terkekeh.
" Jangan. Jadi penjaga hati gue aja kak".

" Di bawah umur di larang menggombal".

" Di sekolah enggak ada aturan kaya gitu jadi serah gue dong".

Sakura mencebik.
" Anak kecil di bilangin malah ngeyel".

" Orang tua di gombalin malah enggak baper". Balas Rafa menirukan perkataan Sakura.

BRUISE |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang