Pagi berikutnya adalah sesuatu yang ku takuti. Aku hanya tidur selama satu jam dan aku sangat terlihat kacau.
Aku menyipitkan mataku ke arah diriku ketika melihat mataku yang bengkak jelas terlihat, bahkan orang buta pun bisa melihatnya. Aku menghela nafas dan menyisir rambut menggunakan jari jariku dengan frustrasi dan duduk di tepi ranjang. Aku melihat ke bawah dan mulai bermain-main dengan jari-jariku.
"Aku benci ini." Aku berbisik pada diriku sendiri ketika ingatan beberapa jam yang lalu terus teringat dalam pikiranku.
Ciuman.
Kebohongan.
Air mata.
Rasa sakit.
Aku mengerang dengan lelah dan buru-buru melompat dari tempat tidur dan dengan cepat meraih handuk dan pakaianku sebelum keluar dari kamar tidurku.
Aku bangun satu jam lebih awal dari mereka semua sehingga aku bisa menghindarinya, tetapi dengan keberuntungan ku, tentu saja aku membuka pintu tepat pada waktu yang sama dengan wanita yang aku hindari. Itu tidak selamanya, hanya sampai aku bisa pindah. Tapi aku sudah berusaha untuk pindah selama bertahun-tahun, tapi tetap saja keberuntungan selalu tidak berpihak kepada ku.
Secara naluri aku melihat ke arah suara pintu lain yang terbuka dan langsung mengerang kesal melihat jennie keluar dan menatapnya dengan pandangan intens. Aku hanya mengangguk kecil tanpa bersuara, sebelum pergi tidak lupa dengan tatapan yang dibuat cemberut cepat oleh bibirnya.
Setiap pagi, meskipun kurang tidur, aku selalu dengan gembira menyambutnya dengan pelukan atau senyuman sederhana.
Aku merasa air mata dia menetes perlahan tanpa disadarinya, tepat dibelakang ku saat aku berjalan ke kamar mandi.
Banyak hal berubah.
.........
"Apakah semua orang sudah siap?" Jisoo bertanya dengan letih sambil menunggu kami semua di pintu depan. Chaeyoung dan aku terkekeh dengan sadar ke arah kantung mata jisoo. Aku menyeringai,
"Sepertinya seseorang bermain game sampai larut malam." Godaku. tetapi dengan cepat dia meraih lenganku dan memukul ku dengan agresif. Chaeyoung tertawa dan mengambil lengan jisoo sebelum menepuk kepalanya seolah dia masih kecil.
"No problem, anak-anak membuat kesalahan sepanjang waktu." Chaeng bercanda. Aku mendecakan lidahku dalam kekecewaan palsu.
"Kau seharusnyaMalu jisoo-ya ... kamu pasti kecewa dengan dirimu sendiri. Kau Pengaruh yang buruk." Aku tertawa tetapi mendesis dan merengek ketika dia meninju lenganku yang lain.
Damn these kim dan kekuatan aneh apa yang berada dalam tubuh mungilnya.
Chaeyoung tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Itu yang kamu dapat karena menggoda chikin yang marah." Dia berkata. Jisoo mengerang kesal,
"Jennie, selamatkan aku! Aku ditertawakan oleh dua tongkat itu!" Dia berteriak karena chae dan aku tertawa menjulurkan lidah kita secara bersamaan.
Aku merasa jantungku berdegup kencang saat jennie melangkah keluar. Hanya dengan melihatnya membuat pikiranku semakin kabur. Dia tampak sangat cantik dengan wajah telanjangnya dengan surai hitamnya yang terurai dengan bebas. Dia memutar matanya dan tertawa ringan, menyebabkan kupu-kupu beterbangan di perutku saat melihatnya.
"Itu yang kamu dapat jika bermain game chu." Dia menggoda. Jisoo memutar matanya dan mengayunkan tangannya dengan acuh pada kami semua sebelum menuju Van. Chaeyoung tertawa dan menyusul jisoo ke mobil. Aku pergi untuk mengikuti tetapi mendengar jennie berbicara, aku dengan cepat membeku
KAMU SEDANG MEMBACA
You Lied(ID)✔
FanfictionA story by: @Lovely2431 Translate ID by: RJKLM194 Di mana jennie berbohong kepada grupnya yang mereka percayai dia dan kai telah putus.Tapi tidak dengan lisa yang mencari tahu, jennie memohon padanya untuk merahasiakannya. Akankah lisa membantu wani...