Chapter 30[M]

9.6K 578 32
                                    


Welcome❤
Maaf kalo ada typo
Semoga gk pd kecewa🙄

Happy reading😊

Menutup pintu mobil, aku berjalan ke depan mobil dan menunggu jennie keluar dari dalam mobil. Dia diam-diam menutup pintunya dan berjalan ke arahku dengan senyuman lembut. Perlahan aku menggandeng tangannya saat kami berjalan masuk ke dalam rumah.

Pada saat aku membuka pintu, hanya keheningan yang menyambut kami ketika hampir semua lampu mati kecuali dapur.

"Sepertinya mereka tertidur." Aku berbisik. Jennie menatapku dan mengangguk setuju,

"Kurasa begitu." Dia menjawab. Kami saling menatap sejenak sebelum dengan malu-malu berpaling dan melepaskan sepatu kami. Kemudian aku mulai berjalan di belakang jennie. Kita berdua berhenti di depan kamarnya.

Telapak tanganku mulai berkeringat dan jantungku berdegup kencang di dadaku dan aku merasa seperti akan mati di tangan jennie.

Dia berbalik menghadap ke arahku dan membelai pipiku saat dia tersenyum lembut padaku.

"Aku harap kamu menikmati kencan tadi." Dia berbisik. Aku tertawa dan bersandar di tembok ketika aku meraih tangannya sambil memainkan jari-jarinya, aku menatapnya.

"Tak ada alasan aku akan melupakan malam ini." Seruku. Aku tersenyum melihat pipinya memerah sekali lagi. Dia tersenyum lembut padaku sebelum mendekat dan menaruh ciuman lembut di bibirku. Dia menarik diri dan menyandarkan punggungnya ke tembok sambil mengatupkan bibir bawahnya.

Dengan tangannya yang bebas dia meraih ke belakangnya dan memutar kenop pintunya. Aku dengan susah menelan salivaku ketika sorotan matanya telah berubah menjadi sesuatu yang berbeda ketika dia perlahan membuka pintu.

"Kamu bilang kamu tidak bisa lagi menunggu. Yah, aku juga." Dia dengan berani menyatakan saat ia perlahan menarikku ke dalam kamarnya. Saat dia menarikku ke dalam, dia cepat mengunci pintu.

Aku mengawasinya diam-diam saat dia berjalan ke arahku ia langsung mendudukanku di tepi ranjang.

Aku menelan salivaku saat dia menatapku dengan lekat sama seperti sebelumnya, hanya kali ini, gairahnya meningkat.

"Apakah kamu yakin?" Aku bertanya. Dia menggigit bibir bawahnya dan menatapku sejenak sebelum menganggukan kepalanya. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum perlahan menganggukkan kepala, dia duduk di pangkuanku dan kita saling berhadapan.

Dengan lembut aku meraih tangannya dan meletakkannya di pundakku ketika aku meletakkan tanganku di pinggangnya. Aku melirik matanya yang indah sebelum memiringkan kepalaku dan melumatnya sekali lagi. Kami menarik diri sejenak untuk melihat keraguan dan ketidaknyamanan, tapi aku hanya melihat gairah dan nafsu di matanya, aku segera menekan bibirku ke bibirnya, agresif tapi lembut.

Bibirnya sangat lembut, sangat manis.

Aku menginginkan lebih.

Dia terengah-engah ketika aku melumat bibir bawahnya, loving the taste. Tindakan itu menyebabkan dia memperdalam ciuman dan mengayunkan tangannya ke belakang leher dan menyisir lembut rambutku.

Aku mengerang di dalam mulutnya saat ia dengan lembut menarik rambutku. Tanpa melepas bibir kami, aku membaringkannya di atas ranjang.

Dia membalikan posisi sehingga dia menduduki perutku. Dia meletakkan tangannya di pipiku ketika dia mulai memberikan banyak tekanan dalam ciuman kami yang tiba-tiba menjadi berbeda, lebih erotis.

Aku menaruh tanganku di kedua pahanya yang telanjang dan mulai perlahan-lahan membelainya, dan meremas sedikit bokongnya, dia mengeluarkan erangan rendah dari tenggorokannya.

You Lied(ID)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang