Chapter 29

7.1K 573 47
                                    

Welcome😊
Maaf kalo ada typo❤
Happy reading💛





"Jadi …" aku gugup dan mulai memainkan jari-jariku. Kita sudah berkeliling selama 30 menit dan aku masih belum tahu ke mana kita akan pergi. Aku melirik jennie dan merasa hatiku berdebar melihat dia tersenyum lembut ketika dia mulai bersenandung lagu favoritnya. Senyumnya melebar,

"Tenang li, tak perlu gugup." Katanya. Dia mengedipkan matanya ke arahku sejenak dan meletakkan tangannya di atasku.

"Jangan khawatir. Kamu akan menyukainya." Ada sedikit rasa percaya diri dari nadanya. Aku menghela napas dan mengangguk ketika aku perlahan mulai rileks di bawah sentuhannya. Aku terlihat tidak lagi tegang dia tersenyum lebar dan meletakkan tangannya kembali di kemudi.

"Tapi kenapa?" Aku bertanya dengan lirih. Dia melirikku sejenak sebelum kembali melirik ke arah jalan dengan bingung,

"Kenapa apanya?" Dia bertanya. Aku melihat ke bawah ke arah sepatuku,

"Mengapa kita melakukan ini?" Aku bertanya. Aku meliriknya untuk melihatnya yang sedikit kaku sebelum menghela napas dan sedikit tersenyum,

"Karena aku Jennie Kim dan ingin mengajak Lalisa Manoban kencan, malam ini." Dia menyebabkanku tersipu dan hatiku berdebar dengan cepat. Sebelum aku menanggapinya, dia cepat menjerit dengan senang.

"We're here!" Aku melihat ke sampingku dan mulai tertawa kecil,

"Kedai ice cream?" Aku bertanya sambil serentak membuka sabuk pengaman dengan jennie. Dia menatapku,

"Tentu saja!" Katanya dan keluar dari mobil dengan gembira. Aku tersenyum gemas dan mulai mengikuti, sambil mengagumi cara dia mengulurkan tangannya untukku pegang. Aku tersenyum malu sambil menggenggam tangannya dan berjalan ke dalam.

"Disinilah tempat aku pergi setiap kali aku ingin menenangkan pikiranku atau hanya ingin memakan sesuatu yang manis." Katanya sambil berjalan ke pintu masuk.

Sepertinya cuaca yang sedikit mendung merupakan keuntungan yang sempurna bagi kita, karena aku melihat hanya beberapa orang yang berada di kedai itu. Jennie juga tampaknya sangat dekat dengan pemilik kedai, yang membuatku merasa lebih nyaman yaitu bahwa kita tidak akan ketahuan oleh fans atau publik pada umumnya.

"Kenapa kamu tidak pernah memberitahu kami tentang tempat ini?" Tanyaku ketika aku mengamati kedai dengan kagum. Dia tertawa kecil dan memegang tanganku dengan kedua tangannya sambil menatapku,

"Karena tempat ini adalah tempatku tetapi sekarang ini akan menjadi tempat kita." Dia menyatakannya dengan acuh tak acuh membuatku cepat menatapnya dengan hatiku yang berdebar. Dia tertawa sambil melihat pipiku memerah. Jennie berpaling dan menggigit bibirnya,

"Cute." Dia bergumam pelan sebelum menyuruhku memesan,

"Hai, ajumma!" Dia dengan semangat berkata kepada seorang wanita paruh baya di belakang meja kasir. Wanita itu tersenyum lebar,

"Oh jennie! Ya kukira itu bukan dirimu! Seperti biasa?" Dia bertanya ketika dia pergi menuju bucket ice cream. Wanita itu mendongkak dan menatapku,

"Oh halo! Dan siapa yang kita miliki di sini?" Dia bertanya. Wanita itu tidak terlalu mengetahui perkembangan kpop tapi dia tahu grup kami, hanya tidak tahu nama kami saja. Aku tersenyum lembut dan membungkuk,

"Halo ajumma, namaku lisa, aku te—."

"Milikku. M-maksudku teman kencanku." Dia menyatakannya sambil gugup. Aku menaikan alisku dan merasa pipiku memanas,

Miliknya huh?

"Uh … Ya. Teman kencannya." Aku merespon perlahan. Ajumma menaikan alisnya sebelum menggoda jennie dengan senyumannya,

You Lied(ID)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang