Chapter 9

6.8K 568 29
                                    

Welcome😊

Aku merasa hangat, tenteram, dan tenang.

Sampai aku merasakan seseorang dengan kasar menusuk pipiku untuk membangunkanku. Aku mengerang dan mulai membenamkan kepalaku dalam kehangatan dan tersenyum saat aroma manis itu terserap ke dalam indra penciumanku. Tapi dengan cepat mengerutkan kening dengan kesal ketika aku merasakan tusukan lain di pipiku.

Aku dengan cepat membalikan punggungku dan mulai menutupi wajahku dengan bantal dengan harapan tusukan itu menghilang. Tapi aku segera tersenyum ketika mendengar tawaan yang indah melalui pendengaranku dan merasakan kepala yang tertidur di dadaku. Aku perlahan-lahan mengangkat bantal itu dan membuka mataku untuk melihat pelakunya.

'Ya tuhan … Selamatkan aku sekarang.'

Jika aku bangun seperti ini setiap hari aku akan bangun pagi-pagi.

Aku tertawa kecil dan merasakan jantungku yang berdegub dengan kencang seakan mencoba untuk keluar ketika gummy smilenya ditujukan kepadaku dengan rambut hitamnya yang menakjubkan terurai dengan bebas ke bahunya.

"Selamat pagi juga untukmu." Aku berbisik dengan suara yang sedikit serak. Aku perlahan-lahan duduk dia dengan cepat membenamkan wajahnya ke leherku dan memeluk lengannya di pinggangku secara tiba-tiba. Aku tertawa ringan dan mengusap lembut rambutnya, aku menatapnya dan tersenyum bingung,

"Ada apa?" Aku bertanya. Dia perlahan mengangkat kepalanya dan aku merasa lebih bingung melihat pipinya memerah. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya sebelum duduk,

"Tidak ada. Suaramu terdengar … Berbeda." Dia perlahan berkata sebelum berdeham dan melompat dari tempat tidur dan meregangkan anggota tubuhnya. Aku tertawa dan menggelengkan kepala sebelum merentangkan anggota tubuhku dan menguap sambil berdiri dari tempat tidur.

Aku berjalan menuju mejaku untuk mengambil jepit rambut dan melihatnya sibuk dengan ponselnya. Dia memandangku setelah sibuk dari ponselnya dan tersenyum kepadaku,

"Kai dan sehun mengundang kita untuk makan malam bersama mereka malam ini sebelum kita berangkat ke thailand besok." Aku ingin menolak namun melihat dia sangat bahagia dan gembira, bagaimana mungkin aku bisa mengatakan tidak? Aku melontarkan senyum dan menganggukkan kepala,

"Kedengarannya bagus." Aku dengan santai berkata ketika aku berjalan ke cermin dan mulai mengikat rambutku menjadi ekor kuda.

Tiba-tiba aku terkejut ketika merasakan lengan kecil yang memeluk pinggang ku dengan erat, aku merasakan pipiku memanas ketika jennie menunjukan senyum yang manis. Aku hampir meleleh pada pemandangan yang manis itu.

Aku tersenyum lembut padanya setelah mengikat rambutku dan melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Hai." Aku mengatakannya dengan lembut. Dia meletakan dagunya di pundakku dan tersenyum sambil menutup matanya.

"Hai." Aku melihat pantulan kita dan pemandangannya begitu sempurna. Itu menciptakan dan luar biasa indah sensasi untuk tumbuh di dadaku.

"Aku sangat merindukanmu lisa." Katanya sambil menarik diri dan berjalan di depanku dengan wajah cemberut yang menggemaskan. Aku tertawa dan tersenyum saat aku mulai mencubit pipinya.

"Aku juga merindukanmu, nini." Matanya terbuka lebar dan mulai memberiku senyum lebar dan menggenggam tanganku yang meremas pipinya. Aku mengangkat alisku dan memiringkan kepalaku ke samping dengan senyum heran,

"Apa?" Aku bertanya. Dia tersenyum dan meremas tanganku dengan lembut sambil menurunkannya,

"Kamu memanggilku nini lagi."

You Lied(ID)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang