Chapter 24

6.9K 607 70
                                    

Welcome❤❤❤
Maaf kalo ada typo👍
Happy reading😊




Aku sendirian di rumah.

Aku menghela nafas dengan bosan dan aku berbaring di karpet ruang tamu sambil menatap langit-langit. Unnie line dan chipmunk semua keluar. Jennie pergi makan siang dengan ibunya sementara chae dan jisoo memutuskan untuk datang ke restoran baru dekat sini.

Mereka bersenang-senang tanpaku.

Semoga mereka tersedak tulang ayam.

Aku sangat kesal.

Bahkan kucingku menghabiskan banyak waktu dengan bermain tanpaku. Sebelum aku terus mengasihani diriku sendiri, aku dengaan cepat duduk dengan gembira saat aku mendengar bel berbunyi.

Pasti pengantar pizza!

Aku menjerit kegirangan dan dengan cepat aku berdiri sambil meraih dompetku dan berlari ke arah pintu. Tanpa melihat melalui door viewer aku dengan cepat membuka pintu,

"Hai! Berapa har— "aku mendongak dan langsung merasa hatiku berdetak nyeri. Aku menjatuhkan dompetku.

Tidak.

Nafasku mulai bertambah saat melihat seorang lelaki tua yang tidak asing yang mulai memandangku dengan lembut.

"Lalisa." Dia menghela nafas. Aku melebarkan pandanganku dan mencengkeram kenop pintu sampai buku-buku jariku memutih, aku merasa penglihatanki menjadi buram karena air mata yang ingin keluar.

Ini tidak nyata.

"Ap— bagaimana kam—ap … "aku tergagap mencoba untuk memproses bahwa orang yang telahku percaya, salah satu sahabatku, orang yang telah meninggalkan kami begitu saja yang lebih memilih untuk mengurus keluarga lain berdiri tepat di depanku seolah-olah ini adalah reuni yang telah dia tunggu-tunngu.

"Adikmu somi memberi tahuku—" aku menatapnya tajam dan mengeraskan rahangku dengan marah kepadanya,

"Dia bukan adikku." Dia menghela nafas dan menatapku dengan ekspresi sedih.

Tapi aku tidak peduli.

"Bolehkah aku masuk?" Aku menatapnya tidak percaya dengan kebodohannya.

"Kau bercanda kan? Apa kau benar-benar percaya bahwa aku akan membiarkanmu, orang asing, ke dormku? Kau luar biasa." Aku tertawa sinis. Dia menghela nafas dan mencoba meraih tanganku.

"Tolong, lisa mari kita bicara da—" aku mengambil langkah mundur dan aku merasa kejadian itu berputar kembali. Beraninya dia berdiri disini dan bertindak seperti dia tidak melakukan apapun padaku dan yang paling penting, ibuku!

"Jangan berani menyentuhku!!" Aku berteriak.

Oh tuhan itu menyakitkan.

Aku tidak bisa bernapas!

Rasa sakit mengkontrol semuannya.

Dia tersentak dan dengan cepat menarik tangannya kembali ke sisinya dan tercetak jelas kesedihan dari balik kacamatanya.

"Please bisakah kita ber—"

"Bicara tentang apa? Bicara tentang bagaimana kamu selingkuh dari ibuku? Bicara tentang janji yang terus kamu langgar? Bicara tentang bagaimana kamu meninggalkan kami dengan tiba-tiba? Tentu mari kita bicara tentang bagaimana kamu membuat kami sengsara." Aku berteriak sambil kalang kabut. Aku menelan isak tangis saat merasakan air mataku akan keluar.

Aku menolak untuk menangis dan menujukan sisi lemahku di hadapannya. Ia menyempitkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam.

"Aku mengerti bahwa kamu masih marah. Tapi aku masi—"

You Lied(ID)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang