Chapter 7

6.8K 599 13
                                    

Aku sudah cukup sering keluar malam belakangan ini. Aku kelelahan dari tadi malam. Sehun dan aku lupa waktu dan akhirnya mengantarku sekitar jam 5 pagi. Dan karena aku berlatih solo terlebih dahulu sebelum tarian yang lainnya, aku harus bangun lebih awal dari yang lain. Jadi, aku hanya punya 2 jam untuk tidur dan itu jelas terlihat oleh para member dan pelatih dance.

"Lisa bisakah kau fokus! Kamu tidak pernah seperti ini dalam latihan!" Pelatih menegurku yang masih terengah-engah dan menyisir rambutku basah karena keringat.

"Maaf, aku tidak bisa tidur belakangan ini." Aku berkata sambil terengah-engah ketika aku mulai mengipasi diriku dengan tanganku. Pelatih menghela nafas sebelum meraih botolnya.

"Aku akan memanggil member lainnya. Sepertinya kamu belum siap untuk belajar menari hari ini." Dia dengan tegas berkata dengan sedikit kekecewaan dan berjalan keluar pintu. Aku tersentak ketika dia membanting pintu hingga menyebabkan suara yang sedikit keras. Aku mengerang dan melemparkan air ke dinding sebelum menjambak rambutku dengan frustrasi.

"Damn it!" Aku berteriak. Aku melihat ke depan dan menyipitkan mata ke arah sosokku yang berkeringat melalui cermin. Kantung mataku yang sangat terlihat jelas, siapa pun dapat melihatnya dan rambutku melekat pada keringat di leherku. Aku menggosok wajahku dan mendengus kesal sebelum memutar kepala dan bahuku.

"Come on fokus lalisa fokus." Aku bergumam pada diriku sendiri sebelum berjalan menuju komputer dan menekan tombol play. Aku bergegas ke tengah lantai dance dan duduk. Perlahan-lahan aku menutup mataku dan mengambil nafas dalam-dalam sebelum secara sensual bergerak ke irama.

Setelah musik itu diputar, aku tiba-tiba merasa mengendalikan tubuh dan pikiranku. Aku merasa diriku ada dalam irama. Seolah-olah semua yang terjadi saat ini perlahan menghilang dan hanya aku dan musik.

begitu asyik dengan tarianku sehingga aku tidak menyadari pintu membuka dan menutup dengan beberapa langkah samar memasuki ruangan. Tetapi kehadiran orang-orang itu, tidak sedikit pun membuatku menghentikan tarianku.

Ketika aku terus menutup mata dan memutar tubuhku sambil menggerakkan tangan ke arah dadaku, aku merasakan sudut bibirku naik menjadi menyeringai ketika aku mendengar siulan dan tepuk tangan dari belakang.

Aku belum bisa belajar tarian swalla tetapi aku sudah mencoba yang terbaik. Jadi, setelah musik berakhir, aku jatuh ke lantai terengah-engah sementara senyum tersungging di bibirku. Aku merasa lega karena akhirnya menyelesaikan tarian tanpa membuat kesalahan. Aku memalingkan kepalaku ke samping dan menyipitkan mataku, melihat jisoo dan chaeyoung bertepuk tangan dengan gembira, sementara jennie tersenyum lembut kepadaku dengan sedikit kesedihan di matanya yang tajam.

"Keindahan yang sesungguhnya!" Jisoo memuji. Aku menggelengkan kepalaku dan terengah-engah tertawa sambil mengipasi wajahku yang meneteskan keringat.

"Hentikan." Aku mengatakannya. Chaeyoung tertawa dan menambahkan

"Kamu sangat berbakat, lisa!" Dia memuji menyebabkanku menutupi wajah karena merasakan pipiku memerah. Aku tersentak kaget mendengar pelatih berbicara, aku bahkan tidak memperhatikannya,

"Itu sempurna! Akhirnya kamu mendapatkan gerakannya! Dan besok aku akan mengajarimu bagian swalla." Aku tersenyum lelah dan mengangguk. Jisoo dan chae dengan cepat mulai berjalan ke arah pelatih mengajukan pertanyaan untuk salah satu tarian kami, sementara aku terus berbaring di sana dalam keheningan, berusaha menenangkan napasku yang berat.

"Ini handuknya." Aku membuka salah satu mata untuk melihat jennie yang mengalihkan pandangannya dariku sambil menyerahkan handuk wajah dari atas kepalaku. Perlahan-lahan aku duduk dan dengan ragu menerimanya sambil menatap kebawah.

You Lied(ID)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang