4. Berjuang

4.9K 232 1
                                    



Sudah 4 Bulan berlalu setelah Bagus dan Nindya lulus dari bangku SMA dan tidak terasa Minggu depan bagus mulai Mengikuti Tes Seleksi Masuk TNI. Tetapi Bagus sudah sangat sibuk dengan semua berkas yang ia siapkan, Mulai dari membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), Sampai meminta tanda tangan Kepala sekolah SD nya.

Tetapi Sesekali Bagus mendatangi Nindya untuk menanyakan Kabar Gadis itu, Pasalnya Selama Bagus mengurus ini itu Nindya sama sekali tidak kerumah Bagus ataupun menghubunginya melalui ponsel. Karena Nindya sangat paham waktu-waktu yang Bagus punya dan ia gunakan untuk menata Masa depan nya.

Kadang Bagus menyusun Berkas di Rumah Nindya karena ia juga ada teman mengobrol dan sesekali bertanya pada ayah Nindya. Bagus termasuk yang cekatan dalam segala hal, Sehari bisa ia selesaikan beberapa Berkas.

karena waktu yang ia gunakan sangat singkat, ia tidak ingin membuang-buang waktu yang ada untuk sekedar bermain bersama teman-teman sebaya nya. Ada saatnya dimana Bagus juga ingin merasakaan bermain diluar seperti Teman-teman sebaya nya yang lain dan yang pasti bukan sekarang.

Setelah sholat Dzuhur Bagus kembali lari sore, Bagus selalu sengaja lewat depan rumah Nindya sekedar melihat saja. Tetapi ntah mengapa sore ini Rumah besar yang tak lain adalah Asrama perwira itu terlihat ramai, ada 2 mobil dan itu bukan milik ayah Nindya.

Bagus mendekat kepiketan, kebetulan semua sudah mengenal Bagus dan Bagus pun begitu "Bang Burhan.." Panggil Bagus.

yang dipanggil menoleh "Ehh gus, ada apa?" Bang Burhan mendekat ke arah Bagus  "kok rame banget si bang kayanya" tanya Bagus penasaraan, jelas saja ia penasaraan pasalnya rumah Nindya tidak pernah seramai ini kecuali yasinan atau lebaran saja. "ohh,, itu loh katanya temen nya komandan sama keluarganya datang kebetulan ada kegiatan disini, sekalian ngenalin neng Nindya sama anak nya" jelas bang Burhan. 

Bagus mengerutkan kening nya penasaraan "Ngenalin anaknya sama Nindy gimana bang?" 

"duh gus kok ra mudeng si, gini loh anak temen ayah nya neng Nindy itu Baru masuk akmil dan mau dikenalin ke  neng Nindya biar si neng itu termotivasi gitu. tapi si tadi datang kek mau seserahan ha..ha.." jelas bang Burhan .

Bagus hanya ber oh ria lalu berterimkasih dan melanjutkan kegiatan nya, selama di perjalanan menuju lapangan Bagus sama sekali tidak fokus ntah mengapa. Memang betul dirinya jauh dibawah tipe keluarga Nindya, pastilah ayah Nindya menginginkan seorang Menantu perwira juga. 'ahhh,gue harus semangat dan tunjukin kesemua orang kalau gue bisa'  batin Bagus .

Hari ini Bagus sangat brsemangat untuk lari, buktinya ia sudah melewati 11 putaran lapangan kodam, karena biasa ia hanya 8 atau 9 putaran saja. tidak ada lelah sama sekali, yang ia rasakan hanyalah semangat yang mengebu-gebu di dada saat ia tau akan ada pilihan lain dari orang tua Nindya. 

Bukan hanya semangat saja, tetapi juga ada sesuatu lain di hatinya saat tau siapa yang mendatangi Nindya,Lelaki lain selain dirinya.



------


Senin pagi setelah upacara bendera para calon seleksi disuruh berkumpul diaula ajendam untuk mengecek berkas awal. Bagus datang Bersama Doni teman barunya saat mengambil blanko, Doni datang dari kampung ia ke Jakarta ikut Paman dan bibinya. tujuan Doni datang kekota tak lain dan tak bukan adalah untuk mendaftar menjadi anggota TNI. 

Bagus menjemput Doni yang ternyata rumahnya tidak jauh dari ajendam, pertama kali berkenalan Doni hanya jalan kaki ke Ajendam. Setelah bertemu Bagus, akhirnya Bagus yang mengantar jemput Doni. Doni dan Bagus jalan kaki dari parkiran menuju aula, tidak terlalu jauh namun tetap saja capek karena beban dipundak dan aula dibelakang gedung-gedung.

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang