27. Putra Dan Hanum

4.5K 240 3
                                    





Sesampainya dirumah, Nindya buru-buru turun. ia melihat banyak sekali orang dirumah itu, bukan main terkejutnya para tetangga dan beberapa ibu-ibu anggota ayahnya melihat Kowad cantik datang yang tak lain Adalah Nindya Anak komandan mereka.

Mendengar adiknya telah tiba Putra keluar masih menggunakan pakaian dinas nya, Nindya memberi hormat kepada sang abang yang berpangkat letda tersebut. Setelah memberi Hormat Nindya langsung memeluk sang abang "Aduhhh kangen banget sama Bang put" Ujar Nindya lalu melepaskan pelukan nya.

"Bohong banget, kalau kangen mah pulang gitu sekali-kali" Sahut Putra, Bunda datang dari dapur langsung memeluk Putri kesayangan nya itu "Bu tara bunda udah datang, sayang Bunda" Bunda mengusap pundak Nindya lembut, Nindya hampir meneteskan air mata karena merindukan Bundanya "Ayah mana?" Tanya Nindya setelah melepas pelukan Bunda "Ayah Masih keluar sebentar nak, barang-barangnya Mana neng?"

Nindya menoleh kebelakang, melihat Anisa menenteng ransel nya. Nindya tertawa melihat Anisa "Baik banget si sodara gue he..he"

"Ayo masuk-masuk Sa, neng udah makan?" Tanya Bunda "Udah bun tadi di bandara sama Anisa, si bang put bohong banget bilangnya mau pesenin tiket sebelum tunangan, untung  Nindy mau berangkat. kalau nggak!" Protes Nindya menatap ke arah abangnya yang duduk didepan nya.

Putra terkekeh melihat tingkah adiknya itu "Lupe nin Lupe ha..ha, tadi aja untung anisa whatsapp abang mau jemput kamu kalau nggak anisa whatsapp mungkin lupa kalau kamu datang" Jelas Abang nya lalu tertawa "jahat banget sumpah Nis abang gue" Bunda tertawa melihat kelakuan kedua anaknya yang akhirnya bisa berkumpul bersama.

"Abang dari mana lagi, besok kan akad kok masih keluyuran"

"Ada yang diurus tadi, tapi alhamdulillah udah selesai"

Bunda kembali kebelakang, melihat-lihat orang-orang yang membantu "Gimana bang pengajuan nya ribet?" Putra menyatukan alisnya mendengar pertanyaan adiknya "Dih kenapa nanya gitu, mau pengajuan same sape lu?"

"Lah bang put nggak tau Nindya ...." Tiba-tiba kaki Anisa di injak Oleh Nindya agar tidak melanjutkan ucapan nya "apa lo, kenapa si cuma nanya aja emang harus pengajuan ya?"

"kamu rasain aja nanti sendiri, abang mau ke kamar dulu cape. yo Nis"

"Dih mau nikah besok kok ajak nisa ke kamar.... aw" Tiba-tiba Bagus melempar bantal kursi ke Nindya, lalu menghilang kebelakang Pintu yang tak lain adalah kamar abang nya itu

"Lo diam dulu nis, jangan kasih tau sapa-sapa. Biar kaget-kaget gitu ha..ha" Tiba-tiba ayah Nindya datang, refleks Nindya berlari dan hampir terjungkang bersama ayahnya "Ayah pelanggaran ya, anaknya datang nggak di jemput nggak di sambut"

"Neng udah nggak kuat ayah gendong loh" Dengan cepat Nindya melepaskan pelukan nya "Ayah ihh, nggak kangen sama Nindy?" Tanya Nindya meraju, ayah hanya tertawa "Siapa yang nggak kangen anak Ceweknya tiga tahun nggak ketemu" Nindya mengandeng tangan Ayah nya "eh ada si cantik, makasih ya udah mau jemput mba tentara ini"  Anisa menyalimi Ayah Nindya.

"iya pak sama-sama, lama banget juga nisa nggak ketemu Nindy pak"  Ayah Nindya duduk di samping putrinya "Gimana Dinasnya neng,wuenak?" Anisa dan Nindya terkekeh "Wuenak tenan yah, Nindy nggak salah jalan. Kalau Nindy Kuliah belum tentu Nindy udah kerja" Balas Nindya.

"Bisa aja kamu ini, Nanti malam ikut ayah ke bandara jemput Nenek sama kakek ya"

"gampang, mau kemana yah?" Melihat ayahnya berdiri Nindya pun bertanya "Mau ke belakang dulu, istirahat sana sama Anisa"

Nindya mengajak Anisa ke kamar nya, Aroma Khas Nindya tercium saat membuka Kamar itu. Kamar favorit Nindya, kamar yang selalu membuat Nindya malas keluar rumah. foto-foto Dirinya dan Anisa masih terpajang disana, dan Ada beberapa Foto dirinya bersama Bagus. Nindya tersenyum melihat semua foto itu.

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang