12. Noel Dan Nindya

4.4K 218 1
                                    




Pagi Ini Para prajurit Berkumpul dilapangan Kodam IV Diponogoro untuk mengikuti kegiatan Senam Pagi di hari jum'at. Para Kowad telah berbaris, siap untuk mengikuti petunjuk dari Instruktur senam.

Beberapa Anggota Jasmani Militer pun ikut menjadi instruktur senam, Nindya dan Adista telah memakai baju kaos kuning khas Jasmani Militer berdiri dibelakang dan ikut senam.

Nindya telah dapat keluarga Baru di Jasmani Militer Kodam IV Diponogoro, banyak cerita dan pelajaraan Baru yang Nindya dapatkan. 4 Tahun tidak pulang membuat dirinya rindu rumah, tetapi setelah ini Ia akan pulang walau hanya sebentar. Nindya senang dengan semua keadaan Baru di dirinya, Dengan aktivitas barunya.

Setelah Senam pagi, Para prajurit kembali ke Kantor mereka masing-masing. Nindya dan Adista kembali ke ruangan Jasmani Militer, sebelum kembali Mereka menyempatkan Diri ke Kantin karena merasakan Haus.

Walaupun telah menjadi seorang Kowad, Nindya dan Adista tetaplah wanita yang canggung dikalau Banyak lelaki. Seperti sekarang, mereka hanya bermodal wajah sangar saja untuk memberanikan diri.

"Nin Bagi nomor wa kau nin" Ujar seorang lelaki berbadan tinggi di dalam kantin.

Nindya terkejut "Dih bang, berapa kali abang minta nomor saya? nggak abang simpan kan?" Protes Nindya lalu membuka kulkas.

Adista Terkekeh disusul dengan Lelaki di depan mereka "Jangan mau Nin, mana pernah dia simpan nomor kowad kecuali cewek seksi, saya aja letting nya nggak disimpan-simpan nomor saya" jawab lelaki di hadapan Nindya dan adista.

Beberapa orang yang mendengar itu tertawa "Gila kau ya, ku simpan semua loh ini. Nomor dista aja ada" Bantah si abang lalu mengeluarkan ponselnya.

Nindya tertawa lalu mengeluarkan ponselnya "Mana nomor abang, nanti saya aja yang wa. Nanti abang minta terus" Jelas Nindya.

Banyak mata yang melihat mereka, Terlebih sekarang selesai Olahraga bersama Semua prajurit. Kantin sangat ramai prajurit-prajurit batalyon "Kapan kalian berdua ini nikah? Sudah lepas ikatan dinas  kok nggak ada yang nyebar undangan" Tanya si abang serius.

"kapan abang ni nikah? Sudah mau naik Sertu kok nggak nyebar-nyebar undangan" Jawab Adista balik bertanya, mendengar itu semua ikut tertawa.

mereka tertawa, sedangkan di abang tersenyum malu "tunggu kalian ya, Nindya pun bisa ku jadikan istri" Nindya menaik kan sebelah alisnya "Nikah sama baju saya mau bang? Badan saya masih nggak mau ini ha..ha.." Adista membayar minum nya dan Nindya.

"Sudah lah bang, pening ngomong sama abang. Mau balik dulu tau-tau kajas datang habis lah kami, dah bang" Pamit Nindya

"wa bang Nin, ku cari kau nanti nggak wa" Ujar si abang.

Nindya mengacungkan jempol nya tanda iya. Nindya dan Adista kembali berjalan menuju Kantor mereka. Sepanjang perjalanan Nindya dan Adista melihat-Lihat, sudah hampir 2 tahun mereka disini namun tidak ada yang berubah, semua masih sama Dan Nindya suka.

"Malam ntar lo jalan nggak sama bang Noel?" Tanya adista di tengah jalan.

"nggak tau ni, dia belum ngewa gue nih. kenapa?"

adista membuka pintu untuk Nindya "Temenin gue ke eiger dong, Mau beli sendal" Nindya Menutup botol Minumnya.

Nindya menggerutkan keningnya "Dah Perasaan Sendal lo baru beli awal bulan deh, kok beli lagi? mau lo pake  di tangan hah?" Adista Terkekeh.

"udah putus loh Nin talinya, gue aja kaget tadi pagi pas liat kok udah elek banget ha...ha..." Adista dan Nindya Tertawa.

"Yaudah ntar kalo bang noel ajak gue jalan, skip dulu deh. mau jalan sama lo dulu" Lalu Adista Memeluk Nindya senang "Sayang banget si sama temen gue, umm dulu sini" Nindya menoyor jidat Adista lalu berlari

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang