6. Tidak Berpihak

4.3K 234 2
                                    


Hari Ini adalah hari pertama tes, Bagus dan Doni mendapat Gelombang pertama di tes jasmani pagi ini. Bagus Menatap lapangan lebar tempat ia lari setiap hari nya, dan ia sangat berharap besar pada lapangan yang menjadi sahabatnya ini.

Bagus duduk bersebelahan bersama doni, tes dimulai jam 8 pagi dan sekarang masih jam 7 lewat 12 menit. Bagus melihat betapa sibuknya para pelatih, mereka muda-muda seperti Prajurit-prajurit baru.

"Gus cewek yang kemaren cewek mu tah?" Tanya Doni

Bagus menatap doni sambil menggeleng pelan "Bukan don, anaknya komandan orang tua gue, Kebetulan udah temenan lama gue sama dia, jadi deket gitu" Jelas Bagus tanpa melibatkan perasaan.

Doni mengangguk paham "Eh mana tau kamu di jodohin sama anak nya Gus, lumayan ya cantik, anak komandan pula" Bagus terkekeh mendengar penuturan Doni.

"Mimpi itu namanya Don, bapaknya punya pilihan lain. Taruna Akmil, masa ia anaknya di nikahin sama cowok kek gue"

Doni menatap Bagus tak percaya "Sabar gus, semua akan indah pada waktunya. jalani aja selagi kamu mampu menjalaninya" Doni penepuk-nepuk pundak bagus.

"Yaa gue mah selo aja, gue udah anggap dia kaya adek gue sendiri kok Nggak lebih apa-apa" jawab bagus dengan pandangan lurus kedepan menatap lapangan besar itu.

Tidak lama para pelatih menyuruh mereka berkumpul untuk memulai Pemanasan, Sebelum menginjakan kaki dilapangan untuk pemanasaan Bagus tidak lupa berdoa.

Hari ini adalah tes ke 3 setelah administrasi berkas dan kesehatan, Untuk jasmani Bagus tidak perlu diragukan. semua telah dipersiapkan Bagus secara Matang, hari ini adalah hari dimana semua kemampuan nya selama ini di Uji. Ia telah berlatih selama kurang lebih 2 tahun untuk mempersiapkan diri.

Berbagi waktu antara Belajar dan latihan tidaklah mudah, maka dari itu Bagus tidak ingin hasilnya mengecewakan. ia hanya bisa berdoa dan berusaha menjadi yang terbaik.



-------



Pagi ini Nindya ikut bersama Bunda ke Kantor ayah, karena nanti malam akan di adakan acara HUT satuan jadilah semua orang sangat sibuk. Nindya tidak jauh-jauh dari bunda, sesekali ia membantu orang-orang yang berada di situ.

Nindya meliri Laras Gadis yang menjadi musuhnya. Gadis yang tidak ada malunya sama sekali, Gadis yang pintar cari muka didepan orang banyak. karena malas melihat wajah itu Nindya pergi mendatangi ayah nya yang sedang melihat meja dan kursi untuk para tamu.

Tapi sesekali sang ayah harus mendapat panggilan masuk untuk menyelesaikan tugasnya. Nindya melihat-Melihat ruangan besar ini, Tidak lama Bunda datang dengan membawa nampan.

"Neng ambilin gelas dong sama tante Heru di ruangan persit neng" Ujar Bunda saat lewat di samping Nindya.

Nindya langsung bergegas pergi dengan senyum yang tak pernah pudar, saat ia berada di depan pintu itu Senyuman nya sedikit demi sedikit menghilang. ada sesuatu yang Nindya dengar, Tante heru sedang bicara dengan tante wira.

Ntah mengapa ucapan itu membuatnya terdiam dan tidak bisa bergerak. Tetapi ia mencoba untuk terlihat tenang walaupun hatinya sedikit sakit.

Saat mengetahui Nindya datang tante heru dan tante wira menyapa nya "Nindy mau ambil gelas ya nak?" ucap Tante Heru saat menyadari kedatangan Nindya.

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang