25. Ku Mau Dia

4.8K 257 0
                                    






Setelah Beberapa Hari Bagus Bolak balik mencari Nindya Ke kantor hingga kerumah tetap saja hasilnya Nihil. ia tidak menemukan Nindya, Seperti saat ini ia hanya duduk memandang kosong kedepan menunggu Nindya di depan rumah.

ia harap Nindya akan pulang, Bagus tidak ingin kehilangan Nindya lagi untuk yang kedua kalinya. Kaki Bagus tak dapat berhenti, ingin mampir kerumah Ayah angkatnya namun sedang tidak dirumah.

Tidak lama Motor Adista datang dengan Membonceng Nindya, dengan Cepat Bagus turun dari Mobilnya. Belum Nindya turun ia langsung menarik Nindya kedalam pelukan nya, untung  saja Nindya tidak terjatuh.

Adista Terkejut bukan main Hampir saja Adista mengeluarkan jurus Yongmodo nya untuk menghajar Bagus "Apaan si main peluk-peluk aja" Nindya langsung melepaskan pelukan itu "Maaf Nin Maaf, Gue salah sama lo. Gue ngebentak lo, gue nggak cari lo, gue minta maaf" Nindya terdiam Melirik Adista tak mengerti.

Nindya menarik Nafasnya berat "Gus, lo kenapa sih?" Nindya Menatap Bagus dalam "Gue cari lo ke kantor, Kerumah ini tapi lo nggak pernah ada. Sumpah nin gue takut kejadian beberapa tahun lalu keulang lagi" Nindya tersenyum "Apaan si alay banget"

"Lo ngehindar dari gue?" Nindya menggeleng pelan "Siapa yang ngehindar dari lo, gue lagi ngurus cuti tau" Adista dan Nindya tertawa "Kapan lagi gue ngeliat Danton se lucu ini" Ujar Adista.

wajah Bagus berubah menjadi Datar "Intinya gue senang bisa liat lo lagi" Bagus kembali Memeluk Nindya kuat "Ehh peluk-peluk, malu ni di asrama" Tegur Adista, Refleks Nindya mendorong Bagus "Tau ni si bang Danton, Masuk dulu yuk"

Adista membuka pintu rumah itu, Nindya dan Bagus masuk bersamaan. Bagus merasa sangat lega akhirnya Nindya menerima nya kembali dan Nindya ada di hadapan nya sekarang juga.

Ini kali pertama Bagus Masuk kedalam rumah Dua orang kowad tersebut, ia melihat foto Nindya dan Adista tepat di atas Tv. "Duduk bang, maaf ya duduk nya di lantai. Kowad nya mesken tak mampu beli sofa ha..ha" Tawar Adista "nggak apa-apa" Nindya datang dari kamar dengan poni yang terikat "Cuma satu jam, nggak lebih. saya nggak mau di tuduh macam-macam" Nindya menarik Lengan baju nya hingga sikut lalu duduk di depan Bagus.

"Mulai lagi, gue mau ngomong baik-baik sama lo" adista Memberi minum lalu kembali kebelakang "Mau cuti kemana?" Tanya Bagus "Sebelum saya jawab, bisa pastiin Suci nggak datang ngelabrak saya?"

"mulai sekarang suci sudah nggak punya hak buat ngelabrak lo" Nindya mengangkat alisnya bingung "Omdo deh"

"Gue dan suci sudah nggak ada hubungan apa-apa, Suci di jodohin sama anak teman ayahnya Dan ucapan lo waktu itu benar. Suci jalan sama cowok itu karena mereka lagi mempersiapkan acara akad Nikah" Nindya mendengarkan dengan baik Cerita Bagus "Jawab pertanyaan gue, nggak usah sok Bijak" Nindya memutar kedua bola matanya.

"Gue mau cuti ke Jakarta, Bang putra mau nikahan. Udahkan?" Bagus mengangguk "Lo pulang sendiri?"

"Kenapa kepo?" Bagus mulai jengkel, Kumat lagi Judes nya Nindya, tapi Bagus senang akhirnya Nindya ada di dekatnya

Bagus berdiri "Ntar malam gue balik, dah asalamuallaikum" Nindya ternganga Bingung dengan sikap aneh Bagus

Adista datang dengan ember berisikan Pakaian kering miliknya dan Nindya "Lah orangnya mane?" Tanya Adista "Hilang tiba-tiba Dis" Adista menaruh ember tersebut di depan Nindya "ijin mba,lipat ya. kan saya mau di tinggal lama"

"Dih bisa banget Dis, nggak balik gue ntar liat aja lo" Adista Melempar Nindya dengan jepit rambut yang ia pegang

Mereka tertawa, Nindya harap semua akan berjalan seperti ini. Awalnya Nindya sulit untuk menerima semua ini tetapi mau tidak mau ia harus tetap sabar.

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang