29. Terimakasih Bagus

4.9K 279 3
                                    





Setelah Sholat Magrib berjamaah Nindya kembali ke kamar, Ia merasa tidak ingin merayakan ulang tahun nya ini karena mood nya sedang Hancur.Dengan Malas Nindya menganti Baju nya, Ia melihat dirinya di pantulan kaca meja rias nya.

Kemarin Nindya berkaca Berumur 18 tahun, sekarang usianya sudah 22tahun dan setelah 4tahun meninggalkan rumah ini kali pertama lagi dirinya bercermin. Kamar penuh kenangan, tidak terasa 5hari lagi dirinya akan meninggalkan Kamar ini lagi.

waktu begitu cepat berlalu hingga tidak terasa, Mas putra yang dulunya main keluar hanya mengunakan kolor sekarang telah memiliki istri. Ayah dan Bunda yang dulunya sangat Gagah sekarang Mulai menua.

tiba-tiba saat ia sedang melakukan Hobinya yaitu menghayal, Seorang Wanita berhijab yang tak lain adalah Ipar nya masuk. Awalnya sedikit canggung karena tidak pernah bertemu, Untuk saja Hanum bisa mengambil Hati Nindya yang sangat cuek

"Dek kok nggak keluar si?" Nindya Duduk kembali di pinggiran kasur "Nanti aja mbak selesai pengajian aja" Balas Nindya.

"Oh yaudah kalau gitu, jangan dikamar terus Nindy yang punya acara kok" Ujar kaka ipar nya dengan lembut, Pantas saja abangnya sesayang itu, ipar nya sangat baik.

Nindya mengganti Pakaian nya menjadi Gamis berwarna Biru muda dengan corak bunga di bagian dada. Lama Nindya memainkan ponselnya bosan, suara orang mengaji tidak lagi terdengar.

Merasa Rapi Nindya mulai berjalan keluar, Saat membuka pintu Nindya terkejut Karena ruangan diluar kamarnya begitu gelap hanya ada pantulan cahaya dari kamarnya saja. Benar-benar gelap dan sama sekali tidak ada orang, membuat Nindya teringat akan pendidikan.

Nindya mencoba jalan dengan pelan "Bunda, Ayah" Panggil Nindya, benar-benar tidak ada suara Nafas yang ada hanya suara kucing dan binatang kecil.

Dengan langkah pelan Nindya menuju Pintu depan, Nindya terpelongo saat membuka pintu depan "Ihhh kok" Ujar Nindya Bingung dan senang

Tepat di depan Pintu Ada Bagus memegang Kue Ulang tahun yang besar, Walaupun wajah bagus tidak begitu terlihat akibat gelap. Tidak lama Semua orang menyalakan lampu ponsel mereka, Nindya tersenyum malu dengan kejutan Bagus ini.

"Tiup dong lilin nya" Pinta Bagus, Nindya mengenadahkan tanganya berdoa Lalu meniup Lilin di depan nya. Terdengar suara sorakan Orang sekeliling, Nindya dapat melihat Sekilas saja karena cahaya ponsel di hadapkan ke langit bukan ke depan, Bagus menaruh Kue itu di Meja kue yang berada tepat di samping Nindya.

Bagus mengelap Tangan nya Kemudian mengeluarkan Sebuah kotak dari Saku bajunya "Nin, Maaf karena aku nggak pernah ngerti kamu sampai akhir nya kamu pergi. Maaf karena aku nggak ada di samping kamu saat kamu susah, maaf aku terlalu egois, Maaf udah buat kamu nunggu lama, Aku mau nebus segala kesalahan aku ke kamu dengan Ini.." Bagus membuka kotak yang ternyata berisikan Cincin bermata Bunga kecil itu, Nindya menutup mulutnya dengan tangan "Aku mau menjadi pendamping kamu untuk selamanya, aku mau selalu ada di saat senang dan susah nya kamu, Kamu terima aku?"

Nindya mengulum bibirnya sebelum menjawab "Gus...Maaf...." Tiba-tiba raut wajah Bagus Berubah dan terdengar suara kekecewaan dari kata Maaf Nindya .

"Maaf Gus, Aku nggak bisa nolak kamu" Semua langsung bersorak sorai bahagia, Bagus langsung memeluk Nindya Senang.

Setelah itu Bagus memasangkan Cincin itu di jari Manis Nindya, Tidak lama lampu depan hidup "Jangan kasih kendor Gus" Ujar Bang Putra yang memeluk pingang Sang istri

Nindya melihat Bunda yang tersenyum dengan air matanya, Karena Sedih Nindya berlari memeluk Bundanya "Bunda jangan Nangis"  Nindya pun ikut menangis  "nggak sayang, Bunda Nangis senang kok. Anak Bunda udah besar, Anak Bunda udah menemukan Jodohnya" Ayah mengelus pundak Nindya lembut.

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang