30. Nemenin Bagus

5.3K 298 4
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen! Instagram Viraams_





Beberapa Hari setelah kepulangan Nindya, Bagus dan Adista mereka kembali beraktivitas seperti biasa. Beda nya hanya Sekarang Nindya sudah mempunyai Kendaraan pribadi Yaitu Mobil, Itu adalah Kado ulang tahun dari sang Abang.

Padahal Nindya hanya meminta Motor, tetapi diberikan Mobil. Nindya tidak bisa menolak Rejeki. Tetapi tidak setiap hari mereka menggunakan Mobil, karena menurut Nindya Menggunakan Motor lebih nyaman.

Malam Ini Nindya berniat ke rumah Bagus, karena Bagus menelpon tidak enak Badan. Nindya dan Adista siap untuk berangkat, untung saja ada anggota Bagus yang menemaninya.

Sebelum menuju rumah Bagus, Nindya dan Adista tidak lupa mampir membelikan makanan untuk beberapa anggota yang berjaga. Karena Banyak kegiatan Nindya tidak sempat memasak, dan terpaksa harus membeli.

Lama menuju Rumah Bagus Akhirnya mereka nyampe, Rumah Bagus ternyata berbelakangan dengan Rumah Noel. Nindya meminggirkan Mobilnya, Keliatan Dari luar Didalam banyak orang.

Adista Turun dan disambut oleh seorang lelaki lalu Adista memberikan beberapa kantongan itu, walaupun tidak se akrab dengan anggota Noel tetapi Adista tetap ramah "Makan sama-sama aja Mas, berapa orang didalam?" ujar Adista Melepas Sendalnya sembari menunggu Nindya.

"Ber empat aja kami mba, mari masuk mba" Adista tersenyum "Oh lebih kok itu, iyaiya masuk aja nunggu Ini dulu"

Nindya berdiri di samping Adista lalu melepaskan Sendalnya "Deg-deg gue he..he" Ujar Nindya, lalu terkekeh "Dih lebay banget lo"

"Asalamualaikum" Salam Nindya, Adista mengikuti di belakang "Masuk Mba, Itu bang Bagus di dalam"

"Eh, iya iya. Dari kapan Bang Bagusnya Panas Mas?" Nindya berhenti di depan Pintu menatap, Lelaki di depan nya "Dari tadi malam mba, tapi tadi malam itu Masih bisa bangun. Terus pagi tadi nelpon minta tolong kerumah, saya suruh ke Kesdam nggak mau" Nindya mengangguk, Adista menemani Nindya Masuk.

Bagus tertidur di kasur besar miliknya, Kamar Bagus sangat Rapi dan luas mungkin karena lemari Bagus di letakan di kamar belakang. Nindya mendekat, selama bersama Bagus ia tidak pernah melihat Bagus terbaring lemah seperti ini.

Ia meraba kening Bagus "Panas Banget dis, coba lo pegang" Wajah Bagus sangat pucat "Bujuk aja Nin Bawa ke Kesdam" Adista menarik tangan nya dari kening Bagus.

Nindya membangunkan Bagus pelan "Gus, Bagus" Bagus membuka matanya perlahan "Kapan kamu nyampe?" Suara Bagus Terdengar Parau, Nindya semakin tidak tega.

"Ke kesdam yuk, mumpung belum malam banget" Bujuk Nindya "nggak usah, nggak apa-apa. Paling besok juga enakan" sahut Bagus.

"Yaudah terserah, aku pulang aja sama Adista kalau kamu nggak mau ke kesdam nggak usah telpon aku dulu" Nindya mengancam Bagus, dan ia harap Ancaman nya ini Akan Berhasil "iya iya, Tolong Ambilin Hoodie aku" Nindya tersenyum lebar lalu mengambil Hoodie yang Bagus Maksud.

Bagus mencoba bangun perlahan, Nindya tersenyum saat mencium aroma maskulin Bagus. Lelaki rapi dan wangi yang Nindya kenal selain Ayah dan Abangnya, Bagus tidak mandi mulai Pagi tetapi masih saja wangi.

"Mas tolongin Mas Bagus kemobil" Ujar Nindya memengang tangan kiri Bagus, Adista Mengambil Tas Nindya dan keluar terlebih Dahulu "Kamu pusing?" Tanya Nindya, Bagus mengangguk "Sedikit"

"Ambil kunci saya Don di samping tv, kamu yang nyetir ya. Biar Roni, Heru nyusul bawa mobil Nindy" Yang bernama Doni pun langsung bergegas mengambil kunci dan mengeluarkan Mobil Bagus

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang