Good Friend

523 30 0
                                    

Author POV:

"Larimu kencang juga." Komentar Zayn ketika dia berhasil menyusul Sienna.

Sore itu ketika Zayn baru pulang dari studio, dia melihat Sienna sedang bersiap-siap jogging. Zayn tersenyum dan segera masuk ke rumah untuk mengganti pakaiannya. Kemudian dia mulai berlari menyusul Sienna yang tidak sadar kalau Zayn menyusulnya.

"Hai, Zayn. Aku tidak tahu kau dibelakangku." Sienna masih terus berlari.

"Yeah, tadi aku melihatmu ketika baru tiba di rumah, jadi kupikir sekalian saja jogging menyusulmu. Lututmu kan masih terluka. Sudah bisa lari aja?"

"It's okay. Lecet sedikit kok. Aku masih bisa lari nih. Cuma sikuku saja yang lukanya agak lebar."

Sienna berhenti sejenak dan meneguk minuman dari botol air mineralnya. "Kau baru pulang dari studio ya?"

"Benar. Band kami akan jadi band pembuka di konser The Sun and The Moon."

"Wow, hebat sekali!"

"Kau mau datang menonton?"

"Kalau tidak sibuk aku akan pergi."

"Well, konsernya satu bulan lagi. Aku bisa memberikanmu tiket gratis."

"Terima kasih, Zayn. Tapi aku benar-benar belum tahu bisa pergi atau tidak."

"Kalau kau sudah tahu pasti, bilang saja padaku. Aku akan menyimpan satu tiket untukmu."

"Wah, terima kasih, Zayn. Tapi kalau ada orang lain yang menginginkan tiket itu, berikan saja. Khawatirnya aku tidak bisa pergi dan tiketnya jadi sia-sia."

"Tidak apa-apa kok. Aku masih berharap kau bisa datang melihatku."

"Aku usahakan." Sienna tersenyum.

"Sienna, kau ada berhubungan lagi dengan Harry?"

"Harry? Harry Styles?"

"Ya, dia."

"Tidak kok. Memangnya kenapa?"

Zayn mengangkat bahunya. "Tadi di studio dia bertanya-tanya tentang dirimu padaku. Katanya kenapa aku tidak pernah mengenalkanmu pada mereka."

"Itu juga jadi pertanyaanku, Zayn. Kenapa kau tidak pernah mengenalkanku pada teman-temanmu?"

"Itu... Bukan karena apa-apa. Tapi aku tidak mau saja kau didekati mereka. Apalagi Harry. Kau tahukan dia itu womanizer. Dia selalu bersikap baik pada semua perempuan. Dia memang single, tapi apa kau mau sudah merasa diberikan harapan tapi ternyata sikap Harry selalu seragam dengan semua perempuan."

Sienna tertawa. "Ya ampun, tenang saja Zayn. Aku tidak mudah jatuh hati kok. Aku tahu siapa Harry." Well, tidak juga sih, aku masih deg-degan kalau di dekat Harry, kata Sienna dalam hati.

"Baguslah kalau begitu." Raut wajah Zayn tampak lega.

"Ayo kita bertanding satu putaran lagi dan pulang." Ajak Sienna.

"Siapa takut!"

Zayn POV:

Aku meraih hp ku dan mulai mengetik pesan pada Sienna.

To: Sienna Swansea
From: Zayn Malik

Hai, sudah tidur?

2 menit kemudian aku menerima balasan.

From: Sienna Swansea
To: Zayn Malik

Baru mau tidur kok. Kenapa?

To: Sienna Swansea
From: Zayn Malik

Well, hanya mengecek keadaanmu saja hehe. Good night :)

From: Sienna Swansea
To: Zayn Malik

Mulailah mencari pacar agar aku tidak jadi korban sms selamat malam darimu :p Oh ya, good night too.

Aku tersenyum membaca pesan terakhir dari Sienna. Gadis ini memang teman terbaikku. Kebetulan sekali kami bertetangga dan satu kampus. Sienna mengambil jurusan ekonomi. Namun kami memang hanya akrab ketika di rumah. Aku sering datang ke rumahnya dan dia juga sering main ke rumahku. Aku sebenarnya ingin mengajaknya jika aku sedang bersama teman-teman bandku. Tapi aku khawatir jika dia didekati oleh teman-temanku terutama Harry si womanizer. Aku harus menjaga Sienna dari mereka agar Sienna tidak sakit hati. Entahlah, sejak berteman dengannya, ada naluri dalam hatiku yang ingin menjaganya seperti adikku sendiri. Mungkin karena aku memang anak tunggal dan tidak punya kakak atau adik. Jadi aku senang bisa menjaga Sienna seperti adik sendiri.

Sienna POV:

Aku baru saja akan tidur ketika Zayn mengirimiku pesan. Ada-ada saja anak ini. Sok-sok mengirimiku ucapan selamat malam. Kapan sih dia punya pacar? Dia kan tampan sekali. Aku yakin, cewek manapun pasti langsung jatuh hati pada Zayn. Semuanya? Tentu saja tidak, aku masuk dalam pengecualian. Zayn sudah seperti kakakku sendiri, dan dia sering memperlakukanku seperti adiknya. Mom pernah bertanya apakah sebenarnya aku pacaran dengan Zayn, tapi tawaku malah meledak. Aku tidak mungkin pacaran dengannya. Kami berteman. Titik. Tidak ada hal yang akan mengubah hal tersebut.

Aku melihat siku dan lututku yang masih dibalut diperban. Tiba-tiba senyumku mengembang. Kalau dipikir-pikir lagi, kejadian tadi pagi lucu juga. Kecelakaan itu malah menghasilkan kejadian yang agak romantis seperti di film-film. Oh Tuhan, apa sih yang aku pikirkan. Aku memukul kepalaku sendiri. Ingat pesan Zayn, aku tidak boleh mudah tergoda dengan Harry.

Aku menarik selimutku dan bersiap tidur. Semoga besok hariku lebih baik dan aku tidak mengalami hal-hal yang aneh.

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang