Loved You First

409 15 0
                                    

Zayn POV:

Aku dan Sienna tidak langsung pulang setelah menjenguk Niall di rumah sakit. Sienna terlihat sangat kesal begitu dia melihat Harry tadi. Aku menawarkan padanya untuk pergi ke tepi kota tempat yang kami datangi kemarin. Sienna hanya mengangguk setuju tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sienna menjadi pendiam dan sangat murung sejak kemarin. Aku yakin dia masih memikirkan Harry. Aku mendesah pelan dan mulai memacu motorku.

Angin menerpa wajahku dan Sienna. Sienna meletakkan dagunya di bahuku sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. Sienna memang sering melakukannya setiap aku memboncengnya dengan motorku. Tapi entah mengapa saat ini aku merasakan lagi perasaan aneh seperti kemarin saat aku membonceng Sienna. Aku merasa semakin jatuh cinta padanya. Bayanganku menggenggam tangannya, memeluk dan menciumnya begitu kuat di pikiranku. Membuatku hampir gila.

Aku dan Sienna berjalan beriringan melewati jalan setapak menuju tepi hutan begitu kami tiba. Tanpa berpikir panjang aku menggenggam tangannya. Sienna hanya menatapku sekilas namun dia tidak berkomentar atau mencoba menepis tanganku.

"Hari ini indah sekali. Aku jadi ingin melukis." Aku kemudian mengeluarkan kertas sketsa dan alat-alat melukis dari dalam tasku. Aku memang selalu membawanya ke manapun aku pergi.

"Yeah, hari ini indah sekali. Kau akan melukis apa?"

"Um... belum tahu." Aku melihat sekelilingku dan aku berhenti begitu melihat wajah Sienna yang masih menatapku. Tiba-tiba aku ingin melukis wajahnya hari ini. Aku belum pernah sekalipun melukis seseorang selama ini. Lukisanku selalu mengenai benda-benda atau alam disekelilingku. Aku merasa melukis seseorang adalah hal yang sangat pribadi, karena harus memperhatikan detail dan bagaimana jiwa orang tersebut. Ya, aku benar-benar sangat emosional dan dramatis dalam hal ini. Aku tidak ingin melakukannya, tapi hari ini ketika aku melihat wajah itu, wajah gadis yang diam-diam aku cintai selama ini, aku ingin melukisnya. Aku ingin mengabadikannya di atas kertas sketsaku.

"Well, aku akan duduk di sini." Sienna berkata kemudian duduk di atas rumput.

Sienna mengeluarkan earphone nya. "Kau ingin mendengarkan musik juga? Kita bisa berbagi." Tawar Sienna padaku.

"Tidak perlu. Aku harus berkonsentrasi melukis." 

"Jadi, kau akan melukis apa?"

"Itu rahasia. Khusus hari ini kau tidak boleh melihat apa yang aku lukis. Kau akan melihatnya suatu hari nanti." Aku berkata dengan nada yang dibuat-buat sok misterius.

Sienna mengerucutkan bibirnya. "Dasar pelit. Aku ingin melihatnya begitu kau selesai."

"Tidak hari ini dan kau harus menerimanya." Kataku sambil mengacak rambutnya. Sienna tertawa dan menepis tanganku.

Menit-menit selanjutnya aku dan Sienna larut dalam diam. Tanganku tak berhenti melukis di kertas smetsa yang aku pegang membelakangi Sienna. Aku mencuri-curi pandang wajahnya untuk menemukan setiap detail yang kemudian aku wujudkan di atas kertas sketsa. Sienna memandang lurus ke dapan dengan mata terpejam. 

Setengah jam berlalu dan aku hampir menyelesaikan lukisanku. Aku melihat Sienna tiba-tiba bergidik dan mengusap kedua tangannya. Dia pasti kedinginan. Aku mendesah pelan.

Aku menyentuh pelan pipinya. "Kau kedinginan?"

Sienna tersenyum. "Yeah, dingin sekali. Apa sebaiknya kita pulang saja?"

"Baiklah." Aku mengemasi kertas dan alat-alat lukisku.

"Zayn..." Panggil Sienna.

Aku berdiri dan menatapnya. "Ada apa?"

"Itu... Itu Harry?" Tanya Sienna sambil menunjuk jarinya.

Aku menoleh cepat ke arah yang ditunjuk Sienna dan aku melihat sosok Harry yang berjalan membelakangi kami.

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang