Where Do Broken Hearts Go?

402 19 0
                                    

Harry POV:

Aku membuka mataku pelan dan mengerang. Kepalaku terasa sangat berat dan mataku berkunang-kunang. Aku meraba-raba meja di samping tempat tidurku dan mengambil hp ku. Pukul 9 pagi. Kemudian aku bangkit dan duduk di samping tempat tidurku. Sialan, kepalaku seperti ditusuk-tusuk. Ini adalah hangover terparah yang pernah aku alami.

Aku baru sadar tidur dengan pakaian lengkap dan sepatu yang masih melekat di kakiku. Aku mencoba berdiri dan dengan sedikit terhuyung meraih gagang pintu kamarku. 

"Kau sudah bangun?" Tanya Louis begitu melihatku keluar kamar. Dia sedang menonton tv bersama Liam. Aku melihat tumpukan box pizza di atas meja.

"Kenapa kalian bisa ada di sini?" Aku bertanya kemudian ikut duduk bersama mereka.

"Kalau kami tidak datang menjemputmu di bar, kau pasti sudah jadi gelandangan gila." Jawab Liam.

Aku berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin. Aku teringat mengemudi dengan cepat meninggalkan rumah orang tua. Pikiranku kalut dan tanpa bisa berpikir jernih aku pergi ke bar dan minum. Kemudian aku menelpon Sienna memintanya datang karena aku sangat membutuhkannya berada di sisiku. Lalu aku mulai minum lagi dan lagi tanpa henti. Ingatanku selanjutnya agak kabur, aku melihat Alexa kemudian menciumnya dan Sienna datang. Dammit! Apa yang telah aku lakukan? 

Aku meringis dan meraba wajahku. Bagian pipiku terasa sakit dan bengkak.

Louis menatapku dengan penuh tanda tanya. "Apa yang terjadi, Harry? Mark mengatakan padaku bahwa kau dan Zayn sempat bertengkar dan Zayn memukulmu."

Aku mendengus dan ingat bahwa Zayn lah yang menyebabkan wajahku seperti ini. Oh ya, apa lagi yang terjadi kemarin? Aku berusaha mengingat-ingat. Zayn marah padaku dan dia mengatakan sesuatu. Tapi apa? Oh, dia mengatakan padaku bahwa dia mencintai Sienna. Aku sudah menebaknya. Kenapa dia baru mengatakannya kemarin? Kenapa dia tak jujur saja sebelumnya. 

Kepalaku semakin berdenyut. Aku mengambil botol air mineral dari atas meja dan menenggak semua isinya.

"Sienna sepertinya marah besar padaku. Dia pasti berharap bisa membunuhku kemarin." Aku menggelengkan kepalaku mengingat wajah Sienna yang marah dan kecewa. Mengapa aku begitu bodoh? Mengapa aku tega melakukan ini padanya? Padahal dia adalah gadis yang paling aku cintai. Apa yang harus kulakukan sekarang? 

"Kau harus minta maaf padanya." Kata Louis. Sienna pasti tidak akan pernah memaafkanku lagi.

Aku menundukkan kepalaku. "Kalian kenapa belum pulang? Tidak kuliah?"

Liam mengangkat bahunya. "Kau masih mabuk ya? Ini hari sabtu."

"Kami menunggumu bangun. Ayo segera bersiap dan menjenguk Niall. Kau belum melihatnya kan." Kata Louis.

Aku menepuk dahiku. Astaga bahkan aku tidak ingat kejadian yang baru menimpa Niall.

"Bagaimana kondisinya, lads?"

"Sedikit demi sedikit mulai membaik. Meskipun masih belum bisa bergerak dari tempat tidurnya." Jawab Liam.

"Siapa pelakunya?" Tanyaku lagi.

"George Hardy yang mengambil jurusan ekonomi, mantan kekasih Lily. Lelaki pengecut." Louis menjawab dengan ekspresi muak.

Aku tersenyum miris mendengar jurusan ekonomi. Aku kembali teringat Sienna. "Apa dia sudah ditangkap?"

"Dia kabur dan sekarang sedang dalam pengejaran polisi. Kalau saja aku bertemu dengannya, aku akan menghajarnya." Louis berkata geram.

Aku mengerutkan dahiku. "Kasihan sekali Niall."

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang