Meet The Parents

364 17 0
                                    

Harry POV:

Sore itu aku dan Sienna sedang menonton TV di flatku. Sienna berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuanku. Kami tidak kemana-mana setelah sebelumnya aku menjemput Sienna di kampus. Aku menonton sambil memainkan rambut Sienna dengan jari-jariku. Sienna menceritakan kejadian-kejadian yang dialaminya di kampus. Aku menimpalinya sesekali.

"Harry, pinjam hp mu. Aku mau lihat foto-foto kita di kebun binatang." Sienna bengkit dan duduk menghadapku.

"Kau yakin? Foto-fotomu waktu di kandang Singa benar-benar menggelikan." Aku tergelak.

"Apa? Kau sempat mengambil fotoku?"

"Yeah, lucu sekali." Aku masih tertawa membayangkan wajah ketakutan Sienna waktu dia masuk ke kandang singa hari itu.

Sienna cemberut. "Baiklah, pinjam hp mu." Sienna membuka telapak tangannya.

Aku merogoh saku jeans dan menyerahkan hpku ke Sienna.

Sienna mulai sibuk melihat foto-foto di galeri hp ku. Sesekali dia tertawa dan menunjukkan foto-foto tersebut padaku. 

Tiba-tiba tawa Sienna terhenti. "Harry, ini foto keluargamu?"

Sienna menunjukkan fotoku bersama ayah, ibu, dan Gemma kakakku. Aku ingat, foto itu diambil saat kami makan malam pada hari kelulusanku. Gemma memaksa ayah dan ibu melakukan selfie bersamaku. Malam itu salah satu malam terbaik bersama keluargaku sebelum akhirnya ayah memintaku kuliah jurusan hukum dan melupakan karir musikku.

Aku mendesah pelan. "Yeah, itu ayah, ibu, dan kakakku Gemma." 

Sienna mengerucutkan bibirnya sambil berpikir. "Kau tidak mau mencoba pulang atau sekedar menelpon mereka?"

Aku menggelengkan kepalaku dengan muram.

"Harry, c'mon. Kau harus menelpon mereka. Aku yakin keluargamu sangat cemas karena kau tidak mengabari mereka."

"Biarkan saja. Aku tidak peduli."

"Harry, bagaimanapun juga, mereka adalah keluargamu. Mereka menyayangimu. Aku yakin, kalau kau berusaha mendekatkan diri dengan ayahmu, beliau akan melunak dan mau menerima keputusanmu. Kau tidak ingin seperti ini selamanya kan?"

Ya, Sienna benar. Aku juga tidak ingin selamanya seperti ini. Aku ingin kebahagiaanku bersama keluargaku kembali seperti dulu lagi.

"Jadi aku harus bagaimana? Aku tidak mau beradu mulut lagi dengan ayah."

"Paling tidak telpon ibumu. Beliau pasti sangat khawatir."

Sienna benar. Ibu berusaha mengirim pesan dan menelponku berkali-kali, tapi aku tak pernah menjawabnya.

Aku bangkit dan berjalan mengambil air mineral dari kulkas. 

"Ayolah Harry." Pujuk Sienna lagi.

Aku berjalan mendekati Sienna. "Baiklah, aku akan menelpon ibuku."

Sienna tersenyum dan menyerahkan hp ku. 

"Harry, kau telpon dulu saja ibumu. Aku keluar dulu ya, mau beli makanan. Semua persediaan makanan di kulkasmu sudah habis."

Aku menganggukkan kepalaku. "Babe, hati-hati."

"Yeah! jangan lupa telpon ibumu." Sienna berteriak sebelum keluar dari flat ku.

Aku menatap layar hp ku dengan bimbang. Haruskah aku menelpon ibu? Akhirnya aku menyentuh tanda call di kontak ibuku.

Tak butuh waktu lama, ibu langsung menjawab teleponku. 

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang