Bonus Part 1: Dear Niall

179 14 0
                                    

Lily POV:

Dear Niall, sudah bertahun-tahun sejak aku pergi meninggalkanmu dan semua yang aku cintai di dunia. Aku tahu betapa hancurnya hatimu karena harus menerima kenyataan yang aku akui begitu pahit untuk kisah kita berdua. Sejak hari itu, semuanya tak sama lagi di kehidupan kau dan mereka yang aku tinggalkan. Tubuh dan jiwaku hilang, meninggalkan nama dan kenangan. Tidak ada lagi ice cream dan menari waltz untuk kita berdua. Tidak ada lagi paduan tawa lepas antara kau dan aku. Kau bahkan tidak bisa lagi menyanyikan lagu untukku dengan gitarmu. Semuanya berakhir di hari itu.

Dear Niall, apa kau tahu bahwa aku tak pernah benar-benar pergi dari sisimu? Aku berdiri di sampingmu pada hari pemakamanku. Aku berusaha memelukmu, memberimu kekuatan, tapi kau tak akan pernah merasakan apapun. Aku bisa mendengar bibirmu memanggil namaku, tapi Niall, aku tahu kau tak akan pernah bisa mendengar suaraku menjawab panggilanmu. Aku tidak tahu mengapa takdir membuat kita seperti ini. Tapi aku yakin, Tuhan punya rencana lain untuk kau dan aku.

Dear Niall, betapa hatiku ikut hancur saat melihat air matamu jatuh tanpa bisa kau cegah dan menolak kenyataan yang sedang terjadi. Tapi percayalah, aku akan baik-baik saja di sini dan kau juga akan baik-baik saja. Kita berdua akan baik-baik saja. Aku senang akhirnya kau menemukan video-video yang kurekam di hp mu. Kau tahu, itu adalah momen-momen favoritku bersamamu. Betapa aku senang melihat tawa lepasmu atau saat kau jatuh tertidur. Aku akan merindukan itu semua.

Dear Niall, waktu adalah obat dari segala luka. Aku senang akhirnya kau berusaha tersenyum lagi. Kau juga rajin mengunjungi anak-anak di Lavender Foundation. Aku sangat merindukan mereka semua, dan kehadiranmu dapat mengobati rasa rindu mereka semua padaku. Aku yakin aku sedang menangis -meskipun tidak ada air mata yang jatuh, aku tidak bisa mengeluarkan air mata lagi, Niall- saat mendengar kau dan Thomas membicarakan aku dan bagaimana Thomas berusaha meyakinkan dirimu bahwa aku ingin kau bahagia. Yeah, aku ingin kau bahagia Niall. Aku ingin kau mulai melangkah lagi meskipun tanpa hadirku di sisimu.

Dear Niall, pekerjaan dan tour itu benar-benar membuatmu kadang merasa kelelahan bukan? Seandainya aku bisa memelukmu saat ini untuk sekedar mengembalikan semangatmu. Ah, terkadang aku lupa bahwa aku sudah berada di dimensi lain saat ini. Terkadang aku melihatmu melamun dan aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau memikirkanku, kau masih berharap seandainya aku masih ada di sisimu, semuanya pasti akan berbeda. Kau akan langsung mendongak dan matamu akan berbinar setiap mendengar nama Lily disebut, tapi kemudian kau akan menunduk dan mencoba tersenyum karena ternyata bukan aku yang mereka maksud. Kau tahu kan, banyak sekali orang bernama Lily di dunia ini, tapi aku yakin, hanya satu Lily yang akan selalu kau cintai.

Dear Niall, percayalah, aku ikut tersenyum saat melihatmu tersenyum. Aku ikut tertawa saat melihatmu tertawa karena leluconmu sendiri atau teman-temanmu. Terkadang hidup menjadi lebih ringan saat kita berusaha mengeluarkan energi positif dari diri kita bukan? Aku tahu Niall, semuanya memang tidak sama lagi. Tapi tidak ada yang bisa mengubah kenyataan ini.

Dear Niall, hari ini tepat empat tahun sejak aku pergi, sejak kejadian itu. Aku bisa melihatmu datang bersama sahabat-sahabat kita. Aku tahu, setiap tahun sejak aku pergi, kalian semua akan berkumpul di sini dan memberikanku bunga, doa, dan kalian bahkan mengajakku berbicara seolah-olah aku akan mendengarkan kalian, tapi benar, aku masih bisa mendengarkan kalian semua. Entah mengapa, aku selalu menantikan hari ini. Aku bahagia melihat kebersamaan kalian, aku bahagia melihat kehidupan kalian semakin bahagia. Aku sangat behagia melihat Candice akhirnya bangkit dari keterpurukannya setelah James mengkhianatinya, dia juga bisa mengatasi kesedihannya setelah aku pergi, dan yang paling penting, saat ini dia telah menemukan lagi cintanya bersama Zayn, ah indah sekali. Sienna dan Harry akan selalu menjadi pasangan favoritku. Aku bisa melihat bagaimana Sienna memang ditakdirkan untuk bersama Harry. Aku bahagia melihat bagaimana mereka menatap satu sama lain dan bersikap bagaikan rotasi bulan terhadap bumi, Sienna melangkah maka Harry juga akan melangkah, kau tahu Niall, itulah yang kita sebut belahan jiwa. Saling melengkapi dan setiap gerakmu akan diikuti gerak belahan jiwamu. Niall, suatu hari nanti kau juga akan menemukan belahan jiwamu seperti mereka.

Dear Niall, kisah kita memang tidak pernah sempurna, meskipun begitu, bukankah kita memiliki hari-hari bersama yang sangat indah? Tidak ada yang perlu kita sesali untuk hari-hari singkat kita tersebut, meskipun itu hari terburuk untuk kita berdua. Oh Niall, apa kau ingat saat kau cemburu melihatku dan Louis? Well, aku tidak tahu harus mengatakan apa, tapi aku sangat terkejut saat mendengar kata-kata yang keluar dari bibirnya saat hari pemakaman itu -aku tidak suka menyebut pemakamanku, terlalu menyakitkan-. Louis mengatakan bahwa dia mencintaiku, yeah dia mencintaiku. Aku tidak pernah tahu akan hal itu. Aku bisa melihat matanya juga menyorotkan kesedihan yang mendalam. Aku tidak tahu, mengapa harus kematian yang akhirnya membuka segala rahasia dan kebenaran. Bahkan aku tidak pernah punya kesempatan saat aku hidup untuk mendengarkan lagu yang Louis ciptakan untukku, yeah, aku mendengarnya saat kau dan Louis berbicara hari itu di depan Lavender Foundation. Hari itu aku baru mengerti mengapa kau bisa sangat marah dan cemburu melihatku dan Louis. Maafkan aku yang sempat mengira bahwa kau hanya egois dan bersikap posesif padaku.

Dear Niall, hari ini aku merasa ada yang berbeda. Entah mengapa, ini mungkin jadi hari terakhir aku bisa berada di dekatmu, sebagai hantu? Apakah aku hantu saat ini? Aku berusaha menepis pikiran itu. Aku bukan hantu, tapi aku juga bukan manusia lagi. Tubuhku begitu ringan, aku berada di dimensi yang berbeda denganmu, aku mungkin bisa menyentuhmu, tapi baik aku maupun kau tak bisa lagi merasakan sentuhan itu.

Dear Niall, aku mendengar kau memanggil namaku di dalam hatimu. Aku ingin menyapamu dan menjawab panggilanmu selama ini. Tapi meskipun aku mengerahkan semua kekuatanku, aku tetap tak bisa menjawab panggilanmu. Aku melihat kau mulai memejamkan matamu. Ya Tuhan, jika ini adalah kesempatan terakhir aku bisa bertemu dengan Niall, maka izinkan dia mendengarkan dan merasakan kehadiranku satu kali saja.

"Hei, kau merindukanku?" Aku berdiri di samping Niall, berharap dia mendengar suaraku. Aku bisa melihat Niall tersenyum.

"Tidak ada satu detik pun aku tak merindukanmu." Niall menjawabku dengan mata terpejam. Ya Tuhan, terima kasih, dia mendengarkanku.

"Aku juga merindukanmu. Aku selalu mengawasimu dari atas sana. Aku senang kau bahagia dengan hidupmu, Niall."

"Bagaimana surga?"

"Good."

"Kau menyukai rumah barumu?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Niall. "Yeah, aku suka. Suatu hari nanti kita akan bertemu di sana."

"Lily, maukah kau menciumku untuk terakhir kalinya?"

Aku terperangah mendengar pertanyaan Niall. Bisakah? Bisakah aku menciumnya untuk terakhir kalinya? Bisakah dia merasakannya? Aku mendekati Niall dan berdiri di depan wajahnya. Matanya masih terpejam. Niall, aku akan berusaha, semoga kau bisa merasakan kehadiranku di sini. Aku mulai mendekatkan bibirku ke bibir Niall. Aku tidak percaya bahwa ternyata aku dan Niall bisa merasakan sentuhan dan ciuman ini. Aku menciumnya lembut. Aku bisa merasakan air mata Niall jatuh. Aku mencoba untuk ikut menangis, tapi tetap saja tidak ada air mata yang jatuh. Apa aku sudah dilarang untuk menangis? Tapi aku tahu, hatiku basah karena tangisanku.

Aku melepaskan ciumanku. Niall membuka matanya, pasti dia berharap bisa menemukan sosokku di depannya. Tapi tidak bisa, aku tak bisa terlihat di depan matanya. Tuhan hanya memberiku izin sampai di sini saja. Tiba-tiba aku merasa tubuhku semakin ringan dan menghilang menjadi cahaya. Aku tahu, inilah saatnya aku pergi dan meninggalkan semuanya untuk selamanya.

"Hei, terima kasih sudah mengunjungiku untuk terakhir kalinya." Aku bisa mendengar dan melihat Niall menatapku yang mulai terbang menjadi serpihan cahaya ke langit.

Dear Niall, aku memang tak bisa lagi menjawabmu, tapi kau tahu kan betapa aku sangat mencintaimu dan aku tak akan pernah melupakanmu. Berbahagialah Niall. Sampai bertemu lagi saat kau dan aku berada di sana, di surga nanti.

 Sampai bertemu lagi saat kau dan aku berada di sana, di surga nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang