Tears In Heaven

271 13 0
                                    

Lily POV:

Satu bulan telah berlalu sejak aku ikut menemani Niall tour di amerika. Saat ini One Direction telah menyelesaikan tour mereka, tapi tetap saja mereka masih sangat sibuk. Tapi hari ini mereka akan kembali setelah menyelesaikan  mini konser dan wawancara di Manchester. Setelah itu mereka akan libur sejenak sambil mempersiapkan materi album baru dan beberapa project akhir perkuliahan.

Pagi ini langit sangat cerah, secerah blazer biru langit yang aku padukan dengan kemeja sutra putih yang baru kubeli khusus untuk hari pertama internship di Stone Publisher. Aku menghabiskan sarapanku di mobil sebelum masuk ke gedung The National Building. Tiba-tiba hp ku bergetar. Ternyata pesan dari Niall.

From: Niall Horan
To: Lily Smith

Babe, sukses untuk hari ini. Aku akan segera pulang dan akan mengajakmu makan malam yang istimewa. Mungkin setelah itu kau mau melanjutkannya dengan ice cream atau menari waltz bersamaku? Love, Niall.

Senyumku mengembang membaca pesan dari Niall. Aku segera mengetik balasan untuk Niall.

To: Niall Horan
From: Lily Smith

Thank you, Nialler. Yeah, can't wait to see you tonight. Aku mau ice cream dan waltz. Love, Lily. Ps. I miss you!

Aku keluar dari mobil dan melangkahkan kakiku masuk ke gedung The National Building. Sebelum masuk aku memandang gedung itu cukup lama. Akhirnya aku semakin dekat dengan impianku bekerja di Stone Publisher. Tidak sia-sia usahaku selama ini. Hidupku terasa begitu lengkap dan aku merasa betapa Tuhan sangat menyayangiku. Dia memberikanku keluarga, sahabat-sahabat, dan tentu saja kekasih yang sangat sempurna untukku. Tuhan bahkan memudahkan jalanku untuk mencapai impianku selama ini. Senyum tak lepas di wajahku saat aku mulai berjalan dan masuk ke lift menuju kantor Stone Publisher.

"Selamat pagi Lily. Kau cantik sekali." Sapa mrs. Caroline asisten mr. Brad.

"Selamat pagi mrs. Caroline. Anda juga selalu tampak menawan."

"Kau siap untuk memulai hari pertama internship mu?"

"Tentu saja."

"Baiklah, aku akan menunjukkan kubikelmu."

"Aku akan punya kubikel?" Aku bertanya senang.

"Yeah, sure. Kau akan punya satu." Mrs. Caroline mengedipkan matanya padaku sambil tersenyum.

Aku mengikuti mrs. Caroline yang menunjukkan kubikel ku. "Nah, kubikel mu di sini. Ah, aku selalu suka posisi kubikel ini. Kau bisa melihat pemandangan yang begitu indah dari sini."

Aku tersenyum sambil memandang ke luar jendela. Aku bisa melihat pemandangan kota yang sangat indah dari sini. 

"Hari yang sangat indah." Desah mrs. Caroline.

"Yeah, indah sekali."

"Oh, baiklah. Ini beberapa hal yang harus kau kerjakan hari ini. Semoga sukses, Lily." Kata mrs. Caroline sambil menyerahkan lembaran kertas padaku.

"Terima kasih, mrs. Caroline." Aku tersenyum dan mengambil kertas-kertas tersebut dari tangan mrs. Caroline.

Beberapa jam kemudian aku mulai sibuk menyelesaikan pekerjaanku ketika tiba-tiba aku mendengar orang-orang mulai berteriak panik. Aku melihat sekelilingku. Aku segera berdiri dan berjalan menghampiri mrs. Caroline yang juga terlihat panik.

"Mrs. Caroline, apa yang terjadi?"

"Sungguh, Lily. Aku tidak tahu. Tapi sesuatu yang mengerikan sedang terjadi."

Aku mulai panik, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Mengapa orang-orang saling berseru menyebut nama Tuhan dan mulai sibuk memegang hp sambil menelpon.

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang