Newquay Beach & Sea Urchin

445 15 0
                                    

Lily POV:

Pagi ini spesial. Yeah, karena hari ini adalah ulang tahunku dan sekarang weekend. Senang sekali rasanya merayakan hari ini tanpa harus direcoki urusan kampus. Aku mengecek hp ku saat bangun tidur. Ada beberapa pesan ucapan selamat ulang tahun dari Sienna, Liam, Harry, Louis, dan beberapa teman sejurusanku. Mataku membesar saat tiba-tiba pesan baru dari Niall masuk.

From: Niall Horan
To: Lily Smith

Babe, selamat ulang tahun. Aku bukan orang yang pertama mengucapkan ini padamu. Maaf, bukannya aku tak mau, tapi aku yakin kau sudah tidur semalam. Jadi, yeah, I Love you.

Aku tersenyum membacanya. Anak ini tidak ada jiwa romantisnya sama sekali ya. Tiba-tiba hp ku bergetar lagi. Aku melihat voice note dari Niall. Aku menekan tombol play.

Oh, hai babe. Niall Horan's here. Um... Aku tidak terbiasa bicara satu arah denganmu begini. Niall Tertawa sebentar. Tapi baiklah. Ada jeda sejenak. Happy birthday. Aku harap hari-harimu semakin bahagia. Oh tentu saja kau akan bahagia, karena kau sekarang bersamaku. Niall diam sebentar. Aku tersenyum. Aku berharap bisa bersamamu selamanya. Aku akan menjadi apapun yang kau mau. Kalau kau mau aku jadi pacarmu, aku akan jadi pacarmu. Ngomong-ngomong kau sudah menjadi pacarku kan? Aku mengerutkan keningku bingung. Liam memaksaku menanyakan langsung padamu. Kau tahu babe, aku sudah menganggap hubungan kita ini berpacaran. Tapi si bodoh Liam tidak percaya sebelum aku memintamu menjadi pacarku dan kau menyetujuinya. Ya, aku tahu aku bodoh menanyakan hal ini padamu. Tapi aku menganggapmu pacarku, semoga kau juga. Niall tertawa. Aku ikut tertawa. Dasar Niall bodoh, tentu saja kau pacarku tanpa perlu kau minta. Oh ya, kalau kau tidak mau menerimaku sebagai pacarmu, mungkin kau mau aku um... jadi suamimu? Aku tertawa lagi. Kau harus bilang iya karena itulah yang aku rencanakan sejak pertama kali melihatmu di cafetaria. Aku mendengar lonceng pernikahan berdentang begitu keras di telingaku, teng, teng, teteng... Niall membuat nada wedding hymnBabe, kau dan aku setiap hari memulai hari baru yang membuat kita semakin dewasa. Semoga kau dan aku bisa melalui semuanya bersama. Aku ingin kau selalu ada di sisiku. Aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu meskipun nanti aku terkenal. Apa? Aku tergelak. Yeah, aku tahu kau tertawa sekarang. Tapi aku janji, suatu hari nanti aku akan menjadi Niall yang terkenal dan akan kupastikan kaulah yang akan selalu kugenggam tangannya menjalani setiap fase kehidupanku selanjutnya. Meskipun aku tahu, bakal banyak cewek-cewek yang akan menggilaiku nantinya. Aku memutar mataku, dasar narsis. Sekali lagi selamat ulang tahun, sekarang pergilah mandi dan kenakan baju terbaikmu. Bye. 

Klik. Voice note dari Nial berakhir. Aku tersenyum dan segera bangun dari tempat tidurku untuk bersiap-siap mandi.

Aku terlonjak kaget saat keluar dari kamar mandi karena melihat Candice yang sudah duduk manis di tempat tidur sambil memegang dress berwarna merah selutut dan memiliki lengan panjang. Aku juga melihat perlengkapan makeup di sampingnya.

"Ready for a birthday party, darling?" Candice bertanya sambil memainkan kedua alisnya.

"Apa? Pesta ulang tahun? Aku tidak merencanakan pesta ulang tahun."

Candice menghela nafasnya. "Tentu saja kau harus punya paling tidak satu buah pesta untuk merayakan ulang tahunmu."

"Well, pesta di mana?" Tanyaku penasaran.

"Itu sih rahasia." Candice berkata penuh rahasia.

"Baiklah, jadi sekarang bagaimana?"

"Nah, pakai dress ini dan kau harus rela aku dandani karena kau adalah tuan puterinya hari ini."

Aku mendesah pelan. Aku sebenarnya tidak terlalu suka jika Candice sudah berlagak makeup artis seperti ini. Gaya berdandan Candice cenderung lebih bold karena dia penggemar berat lipstik merah, eyeliner dan maskara tebal. Sedangkan aku lebih menyukai makeup yang minimalis, cukup maskara dan sedikit lipgloss. Tapi melihat semangatnya aku tidak kuasa menolaknya.

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang