When We See You Again

280 13 0
                                    

Niall POV:

Empat tahun sudah berlalu dan disinilah aku berada, bersama teman-teman bandku. Kami sedang melakukan tour keliling dunia lagi. Band kami semakin sukses dan bahkan memiliki fans dari seluruh pelosok dunia. Kerja keras kami selama ini terbayar sudah.

Aku masih merindukan Lily. Tak ada satu haripun aku tak merindukannya. Tapi semuanya sudah tidak terasa berat lagi sejak aku belajar merelakannya. Aku yakin Lily sedang tersenyum bangga padaku saat ini. 

Selain sibuk dengan One direction, aku mengisi hari-hariku dengan ikut berbagai kegiatan amal. Tentu saja aku juga menyempatkan diri mengunjungi Lavender Foundation dan menyumbangkan sebagian penghasilanku untuk mereka. Suatu hari nanti aku berencana membangun sebuah foundation atas nama Lily. Dia adalah orang yang mengajarkanku untuk selalu peduli dan berbagi terutama dengan mereka yang kurang beruntung.

Akhirnya tour dunia ini berakhir juga. Aku dan yang lainnya sedang berada di pusara Lily. Hari ini kami semua sedang memperingati hari saat dia  meninggalkan kami semua. 

Aku meletakkan seikat mawar merah di atas pusaranya diikuti yang lainnya.

"Betapa bahagianya surga memiliki malaikat secantik Lily." Kata Sienna sambil menggenggam tanganku.

"Yeah, malaikat tercantik yang pernah ada." Kata Harry sambil menyentuh bahuku.

"Kami semua sangat merindukanmu Lily." Louis berkata sambil menyentuh pusara Lily.

"Aku yakin dia sedang melihat kita semua dari atas sana." Kata Zayn sambil memandangi langit. Kami semua ikut menatap langit yang sangat cerah.

"Sedang apa ya dia di atas sana?" Tanya Liam sambil tersenyum.

"Suatu saat nanti kita akan bertemu lagi dengannya. Lily, tunggu kami semua." Aku berkata tanpa melepaskan pandanganku dari atas langit.

"WellI, aku dan Harry duluan ya. Aku harus mengecek butikku. Akan ada pakaian rancangan terbaru yang masuk hari ini." Kata Sienna pada kami semua. Sienna akhirnya berhasil membuka usaha butiknya sendiri. Butik miliknya cukup terkenal dan beberapa selebriti bahkan sering berbelanja di sana.

"Baiklah, aku juga harus menjemput Candice. Keluarga mereka akan mengadakan makan malam." Kata Zayn padaku. Yeah, itu benar. Zayn saat ini sedang menjalani hubungan yang spesial dengan Candice. Mereka sangat cocok sekali. Aku yakin, dalam waktu dekat kami semua akan menghadiri pesta pernikahan mereka berdua.

Akhirnya tinggal aku, Liam, dan Louis.

"Kau akan ke mana setelah ini?" Tanya Louis padaku.

"Entahlah. Hari ini aku ingin mengingat Lily. Mungkin aku akan mengunjungi The National Building Memorial." Aku menjawab.

"Baiklah, aku dan Liam duluan." 

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.

Aku masih berdiri memandangi pusara Lily. Kemudian aku mulai memejamkan mataku.

"Hei, kau merindukanku?" Aku mendengar suara Lily di sampingku.

"Tidak ada satu detik pun aku tak merindukanmu." Aku menjawabnya tersenyum. Mataku masih terpejam.

"Aku juga merindukanmu. Aku selalu mengawasimu dari atas sana. Aku senang kau bahagia dengan hidupmu, Niall."

"Bagaimana surga?"

"Good."

"Kau menyukai rumah barumu?"

"Yeah, aku suka. Suatu hari nanti kita akan bertemu di sana."

"Lily, maukah kau menciumku untuk terakhir kalinya."

"Tentu saja." 

Aku merasa bibir Lily menyentuh bibirku dan dia mulai menciumiku dengan lembut. Aku tidak tahu berapa lama kami berciuman. Aku merasa air mataku mulai jatuh.

Aku membuka mataku berharap bisa menemukan sosok Lily di depanku. Tidak ada, Lily sudah pergi. Aku tersenyum dan menatap langit.

"Hei, terima kasih sudah mengunjungiku untuk terkhir kalinya."

Tidak ada jawaban apapun tapi aku percaya Lily sedang tersenyum menatapku dari surga saat ini.

Tidak ada jawaban apapun tapi aku percaya Lily sedang tersenyum menatapku dari surga saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Kau kehilangan seseorang juga?" aku mendengar suara seorang perempuan di sebelahku. aku sedang berdiri di depan monumen yang ditulisi nama-nama para korban ledakan bom The National Building. 

"Yeah, kau juga?" aku menatap perempuan berambut pirang sebahu di sampingku.

"Ibuku. Aku kehilangan ibuku di sini. Kau sendiri?"

Aku tersenyum. "Kekasihku."

"Tidak mudah kan merelakan mereka pergi dari hidup kita?"

"Benar. Tidak mudah. Tapi hidup harus tetap berlanjut kan?"

Perempuan itu tersenyum. "Yeah, hidup harus tetap berlanjut. Ngomong-ngomong aku sepertinya pernah melihatmu, apa kau terkenal?"

Aku tertawa. "Tidak juga."

"Baiklah, aku pergi dulu. Oh ya, namaku Chloe Watson. Kau sendiri?"

"Aku, Niall Horan."

Chloe menganggukkan kepalanya. "Senang bertemu denganmu Niall."

Aku tersenyum pada Chloe. "Senang bertemu denganmu, Chloe."

Moments (1D Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang