01| Awal Yang Menyebalkan

1.4K 227 461
                                    

Sudah sewindu ku di dekatmu
Ada di setiap pagi, di sepanjang hari mu
Tak mungkin bila engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang ku pendam sejak lama

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita.
- ⭐ -


🎶 Tulus - Sewindu 🎶


Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻

Instagram: @________sere



Jakarta, tiga tahun kemudian...

Jarum jam tepat menunjukkan pukul enam pagi, tapi Wulan masih asyik memejamkan kedua matanya. Alarm di ponselnya terus berdering keras, ia masih belum juga menunjukkan pergerakan dari atas kasurnya. Padahal hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah di kelas XI.

Beberapa menit kemudian, dengan malas Wulan meraba-raba nakasnya dan mematikan alarm di ponselnya lalu pergi menuju kamar mandi. Sekitar dua puluh menit cewek itu menghabiskan waktunya untuk mandi dan berhias.

Cewek berambut panjang berwarna hitam pekat itu menuruni anak tangga dengan cepat.

'Mati aja nih gue kalau telat lagi. Bener-bener Bi Ijah sama Kak Vega udah gak mau bangunin gue kayaknya,' pikir Wulan.

Wulan Laksmi, cewek yang hobi begadang untuk movie marathon, yang membuatnya selalu bangun kesiangan, kali ini bertekad untuk tidak boleh datang terlambat dan mencetak rekor lagi sebagai murid kesiangan di SMA Holmes Jakarta. Sudah terlalu sering kena hukuman akibat terlambat masuk sekolah membuatnya bertekad untuk tidak melakukannya lagi.

Vega--- kakaknya sudah berangkat lebih dulu karena ia ada kelas pagi ini, sedangkan ayahnya masih ada di Malaysia untuk mengurus bisnis properti miliknya. Hanya ada Bi Ijah yang sedang sibuk menyiapkan bekal untuknya. Hidup berempat dengan ayah, kakak dan Bi Ijah membuat Wulan merasa lebih sering berdua dengan Bi Ijah saat di rumah, karena Vega selalu pergi pagi-pagi buta dan pulang saat Wulan sudah tertidur lelap. Perkuliahan yang sudah memasuki semester buncit dan mengurus bisnis kuliner ayahnya di Jakarta membuat Vega jarang menghabiskan waktu dengan adik sematawayangnya itu. Miranda, sang ibunda sudah lama meninggal setelah melahirkan Wulan ke dunia. Hal terpahit yang harus Wulan rasakan adalah ia harus kehilangan ibunya sebelum sempat melihat wajah cantik sang ibu.

"Makasih lho bi... Wulan gak dibangunin," ujar Wulan yang sedikit terengah-engah lalu duduk di meja makan berukuran besar.

"Anu non... tadi bibi lagi repot makanya gak sempat ke kamar. Maaf ya, non?" kata Bi Ijah sambil menuangkan susu cokelat ke dalam gelas yang beliau siapkan untuk Wulan.

Made For Each Other [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang