Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu
Jangan datang terus
Beri juga aku ruang bebas dan sendiri
Jangan ada terusAku butuh tau
Seberapa ku butuh kamu
Percayalah rindu itu baik untuk kitaPergi melihatmu
Menjelang siang kau tau
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa ku hargai
-⭐-🎶Tulus - Ruang Sendiri🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Selamat baca semua ✨🥰
Selagi masih gratis, kasih vote dan komentar yuk!
Tinggalkan jejakmu di sini gak sesulit melupakan dia yang gak jadi milik kamu, kan?🤭✌️
"Halo, Non?" suara bass dari seberang membuka percakapan usai Wulan mengangkat panggilan telepon di ponselnya.
"Iya, Mang. Kenapa?" sahut Wulan yang kini tengah berjalan keluar menuju gerbang sekolah.
"Maaf, Non. Kayaknya saya agak lama, soalnya ban mobilnya pecah, Non. Gapapa, 'kan, ya?" ujar Mang Erwan menjelaskan maksud mengapa ia tiba-tiba menelepon.
"Oh, iya, Mang. Santai aja. Saya bisa pulang naik ojek online atau bus kok."
"Loh, jangan, Non! Tadi, Non Vega titip pesan katanya Non Wulan gak boleh pulang kalau bukan sama saya," sergah Mang Erwan melarang.
Wulan terkikik. "Apa sih, Mang? Lebay deh, ah. Udah gapapa. Daripada nanti saya kelamaan nunggu di sini. Iya, 'kan?"
"Yah, tapi, Non? Nanti kalau---"
"Udah, ya, Mang. Saya tutup telfonnya. Daaah." Wulan menutup teleponnya sepihak. Ia menggeleng, masih terkikik kecil oleh perkataan Mang Erwan. Bisa-bisanya Mang Erwan menuruti permintaan si posesif Vega Amalia Hermawan, pikir Wulan.
Kini, Wulan mendadak merubah arah langkah kakinya menuju parkiran. Gelagatnya seperti sedang mencari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Rigel yang dicarinya?
Ia melihat Rigel tengah memasang helm full facenya ke kepala. Lalu, ia mengambil ponsel dari saku kemejanya, menekan tombol panggilan telepon ke nomor Rigel. Wulan yang berdiri dengan jarak sekitar lima meter dari Rigel, mulai menempelkan layar ponselnya ke telinga. Menunggu cowok itu menjawab teleponnya.
Kedua bola mata Wulan terus terpaku ke arah Rigel berdiri. Ia mengamati Rigel yang kini sedang menatap layar ponsel di tangannya. Rigel mencopot kembali helmnya yang sudah terpasang di kepala dan menaruhnya di atas jok motor.
"Uhm?" gumam Rigel menggema di telinga Wulan. Sangat singkat.
"Gak ada tawaran nebeng bareng lagi nih ceritanya?" ujar Wulan menggoda.
Tanpa sengaja, Rigel menoleh ke arah belakang. Ia menangkap sosok Wulan tengah berdiri cukup jauh dari pandangannya, tetapi Rigel tetap bisa mengenali cewek itu.
"Gue gak bisa. Ada urusan nih," jawab Rigel mencoba terdengar biasa saja. Pandangannya tak ubah arah--- masih mengamati Wulan dari kejauhan.
"Mau mampir ke toko bahan kue lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Teen Fiction[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...