Dan
Dan bila esok, datang kembali
Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
Dan
Perlahan kaupun, lupakan aku
Mimpi burukmu
Dimana t'lah kutancapkan duri tajam
Kaupun menangis, menangis sedih
Maafkan akuDan
Bukan maksudku, bukan inginku
Melukaimu sadarkah kau di sini 'kupun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan akuLupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kalaCaci maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala.
-🌕⭐-
🎶 Lutfhi Aulia ft. Brisia Jodie - Dan (Cover Sheila On 7)🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Selamat baca semua 💛
Selamat menikmati zona pertemanan yang menyebalkan 🙈
Ayo diklik dulu ikon bintang di ujung kiri 👀
"Masuk dulu, yuk!" ajak Adhisti setibanya mereka di rumah gadis itu. Tidak tahu kenapa, sebuah kalimat ajakan untuk mampir terlontar begitu saja dari mulutnya, meski ia juga sedikit ragu. Ia merasa ada yang janggal pada diri Rigel. Tersirat dari raut wajah yang seperti sedang memikirkan sesuatu.
Rigel termangu. Dahinya bergelombang, kebingungan. Mungkin merasa kalau ajakan tersebut tiba-tiba sekali.
"Duduk sebentar, sekalian netralisir rasa kaget kamu karena hampir nabrak kucing tadi," lanjutnya menambahkan.
Rigel tampak menimang-nimang ajakan tersebut, kemudian ia mengiyakannya. Usai memarkirkan motor kesayangan di teras, cowok itu duduk di kursi berbahan rotan yang tersedia di teras rumah tersebut. Menunggu Adhisti yang meminta izin sebentar untuk berganti pakaian.
Selang beberapa menit, gadis itu sudah berganti pakaian dengan kaus hitam polos, yang terlihat longgar di tubuh mungilnya. Menaruh nampan berisi pitcher beling penuh dengan air putih di dalamnya, juga satu gelas kosong berbahan serupa. Ia tidak keluar sendiri, melainkan ada sosok perempuan paruh baya di sebelahnya.
Rigel beranjak dari duduk saat menyadari dua sosok perempuan tengah berdiri di ambang pintu.
"Malam, Tante. Maaf, malam-malam begini bertamu." Rigel sungkan, seraya menyalimi tangan perempuan tersebut.
"Malam, juga Nak ...?"
"Rigel, Tante," lanjutnya sambil mengulas senyum sebisa mungkin.
Sebuah pandangan air muka yang terlihat aneh dan berbeda dari biasanya bagi Adhisti. Ya, Adhisti menyadari penuh perbedaan itu. Senyum Rigel dipaksa, sama seperti saat ia meringis tawa di kedai juice tadi.
"Oh, Nak Rigel. Teman satu sekolah Adhisti?"
"Enggak, Tante."
"Enggak, Bu," kata Adhisti menginterupsi sopan. "Rigel sekolah di SMA Holmes, cuma beberapa kali suka ketemu dan nolong Adhisti tiba-tiba," terangnya sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Teen Fiction[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...