22| Obat Pelipur Lara

277 23 47
                                    

Dan
Dan bila esok, datang kembali
Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
Dan
Perlahan kaupun, lupakan aku
Mimpi burukmu
Dimana t'lah kutancapkan duri tajam
Kaupun menangis, menangis sedih
Maafkan aku

Dan
Bukan maksudku, bukan inginku
Melukaimu sadarkah kau di sini 'kupun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala

Caci maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala.
-⭐🌕-

🎶 Sheila On 7 - Dan 🎶

Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻

Instagram: @________sere

Terima kasih sudah bertahan sampai di chapter ini, teman-teman ❣️
Semoga feel gemesnya dapet ya di chapter kali ini.
Selamat baca🥂

Kepulan asap menutupi wajah tampan Rigel yang kini tengah asyik mengisap rokok elektrik berbentuk pen miliknya--- yang ia simpan di saku celana--- yang kadang dibawanya ke sekolah, kadang juga tidak karena takut barang kesayangannya itu kena sita.

Sekelebat wajah Wulan terbayang lagi di pikirannya saat ia tengah duduk di sudut rooftop sekolahnya--- tempat tersembunyi yang tak banyak orang ketahui. Iya, Rigel memutuskan untuk tidak mengikuti sisa pelajarannya hari ini dan memilih kabur menenangkan dirinya di atas sana. Nekat? Sangat. Cowok itu tak peduli jika nantinya tertangkap basah orang lain karena sudah nekat bolos pelajaran dan malah duduk santai di atas sana. Karena yang penting baginya sekarang adalah... ia bisa bebas melampiaskan bentuk perasaannya yang sudah abstrak tak keruan.

Drrrttt.

Drrrttt.

Ponselnya sudah bergetar sedari tadi. Dengan sangat malas, Rigel terpaksa meraih benda pipih itu di saku kemejanya karena bunyinya sudah terlampau mengganggu.

Rigel hanya menggulir grup chatnya tanpa berniat untuk membalas pesan-pesan tersebut. Pesannya berhenti sampai di situ. Ia mematikan data ponselnya, kemudian pikirannya berpusat lagi pada persoalan Wulan dan Lyra. Rigel cuma tak habis pikir bisa-bisanya Wulan menjadi korban bualan sosok medusa macam Lyra.

Lima belas menit berlalu, dan kegiatan Rigel cuma itu-itu saja, tak berubah.

"BENER 'KAN DUGAAN GUE, LO ADA DI SINI!" Jericho melantangkan suaranya hingga membuat Rigel menengok sejenak ke sumber suara.

Sambil menenteng botol air mineral dingin yang tadi dibelinya di kantin, Jericho berjalan menghampiri Rigel. Cowok itu mengambil posisi duduk di depan Rigel- ia menaruh bokongnya tepat di atas ban bekas yang entah dari mana asalnya sampai bisa tersedia di rooftop sekolah. Aneh.

"Galau sih galau, Gel. Tapi gak gue juga kali yang jadi korban," protes Jericho, tangan kanannya sibuk membuka tutup botol , lalu meneguk airnya yang dingin.

Made For Each Other [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang