Aku kehabisan cara tuk jelaskan padamu
Mengapa sulit tuk lupakanmu
Aku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku huu uuuCoba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti...) Kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu,
Mengagumimu,
Menyayangimu
Dari sudut pandangku,
Dari sudut pandangkuAku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku
Seandainya satu hari bertukar jiwa
Kau akan mengerti dan berhenti,
Bertanya-tanya.
-🌕⭐☀️-🎶 Tulus - Tukar Jiwa 🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Yuk, sebelum mulai baca
tinggalkan jejakmu lewat vote dan komentar 🙈Btw, kalian jangan bosen-bosen ketemuan sama Rigel, Wulan, Aditya, Adhisti dan antek-anteknya yang lain yaaa 🙈💞
Selamat baca semua 💛
Wulan menatap kosong sebuah buku tulis di depannya. Tangan kanannya sibuk memutar-mutar pulpennya yang berwarna biru pastel. Sejak tadi, pikiran cewek itu sudah melanglang buana entah kemana. Memikirkan sikap Rigel yang beberapa hari ini berubah tanpa alasan yang ia tahu. Padahal seisi kelasnya tengah direpotkan dengan mencatat materi Seni Budaya dari Pak Doni.
Wulan yang enggan berlama-lama bergelut dengan pikirannya, memutuskan untuk menuliskan sesuatu pada kertas putih di halaman belakang buku tulisnya. Suasana kelas yang begitu hening dan tenang, membuat cewek itu tidak berani mengeluarkan suara. Maka, membuat surat lah pilihan tunggalnya.
Usai menuliskan sesuatu pada buku tulis, Wulan merobek kecil secarik kertas tersebut secara perlahan. Tanpa menoleh ke belakang, ia meletakkan kertas itu di meja Rigel.
Mata Rigel lantas berubah arah. Ia menghentikan sejenak kegiatan mencatatnya hanya untuk melihat isi tulisan yang tertera di kertas itu--- yang memang sukses membuatnya sedikit penasaran.
Gue ada salah ngomong, ya, sama lo? Kok lo tumben irit ngomong? Tadi pagi juga kenapa lo gak jemput gue lagi?
:(
Rigel menghela napasnya berat. Ia menatap punggung Wulan lalu membatin, 'Kalaupun Bokap lo gak minta gue buat jaga jarak sama lo, gue juga akan tetep bersikap seperti itu, Lan. Gue merasa bersalah, dan gue perlu tebus kesalahan itu.'
Tanpa niat membalas, Rigel malah menyingkirkan robekan kertas itu dan membuangnya ke laci bawah meja.
***
Wulan baru saja mendaratkan bokongnya setelah berlama-lama mengantre untuk memesan strawberry milkshake favoritnya. Bahkan, demi segelas minuman berwarna pink itu, ia rela menunggu seorang diri.
"Padahal nanti juga bisa dianterin ke meja, Lan. Repot-repot amat ngantri sendiri," ujar Titan tanpa melirik. Titan malah fokus meracik berbagai bumbu ke dalam mangkuk baksonya.
"Mumpung jiwa rajinnya lagi muncul sist, ya, gue gunain aja. Hitung-hitung bantuin Bu Tarmi," balas Wulan nyengir, lalu kepalanya menunjuk ke arah kerumunan orang yang tengah mengantre di warung Bu Tarmi. "Tuh, lo liat aja, Bu Tarmi keliatan repot banget. Pasti gak sempet lah nganterin pesenannya ke meja-meja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Roman pour Adolescents[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...