Kau, diam-diam aku jatuh cinta
Kepadamu
Ku bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmuAku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cintaTuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apaKu bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmuAku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cintaTuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apaTak bisa ku paksakan dirimu
Tuk jadi kekasihku
Bila tak jodoh ku
-⭐-🎶Devano Danendra - Menyimpan Rasa🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Rigel memarkirkan motornya setelah Mang Erwan membukakan pagar rumah Wulan. Wulan turun dari motor Rigel dengan keadaan cukup sadar setelah puluhan menit dirinya mengumpulkan tenaga di UKS tadi. Usai Rigel melepas helm full facenya dan turun dari motor, ia meraih tangan kanan Wulan dan mengalungkannya di tengkuk. Bi Ijah yang tengah berdiri di ambang pintu seketika memasang raut wajah panik saat melihat kedatangan mereka, tanpa menjelaskan apa-apa, Rigel membawa masuk Wulan sampai ke ruang tamu lalu mereka duduk di sofa berwarna cokelat tua.
"Lumayan capek ya, bawa lo dari pos satpam sampe ke ruang tamu," ucap Rigel mengeluh, ia cukup terengah-engah sekarang.
Wulan melotot, ingin protes tapi ia tahu diri.
Dari sudut lain, Bi Ijah datang menghampiri mereka berdua setelah menutup pintu rumah.
"Non Wulan kenapa, den?!" tanya Bi Ijah khawatir karena muka Wulan terlihat agak pucat.
"Tadi pingsan di sekolah, bi," jawab Rigel sekenanya.
"Astagfirullah... kok bisa, non? Aduh... kalau begitu Bi Ijah ke dapur buatkan minuman dulu." dengan keadaan panik, Bi Ijah langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dan mungkin juga akan membawakan beberapa makanan ringan untuk mereka berdua.
Beberapa lama kemudian, Bi Ijah menaruh nampan di atas meja yang berisi dua cangkir teh hangat dan beberapa toples mini berisi makanan ringan.
"Non Wulan mau bibi buatkan makanan apa? Sup ayam, soto ayam, soto mie bogor, mie kuah atau apa? Atau... non butuh obat-obatan apa? Biar bibi ambil di kotak P3K," tanya Bi Ijah yang entah sedang antusias atau khawatir dengan cewek itu.
Sedetik setelah mendengar pertanyaan dari Bi Ijah, Wulan tertawa kecil.
"Bibi kalau lagi panik atau khawatir gitu suka lucu deh," kata Wulan.
"Kalau Non Wulan sakit begini, bibi bingung harus apa dan takut Non Wulan kenapa-kenapa," ujar Bi Ijah, raut wajahnya tak dapat menyembunyikan rasa khawatir sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Teen Fiction[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...