Apa mauku? Apa maumu?
Selalu saja menjadi
Satu masalah yang tak kunjung henti
Bukan maksudku, bukan maksudmu
Untuk selalu
Meributkan hal yang itu-itu sajaMengapa kita saling membenci?
Awalnya kita selalu memberi
Apakah mungkin hati yang murni
Sudah cukup berarti?
Ataukah kita belum mencoba
Memberi waktu pada logika
Jangan seperti selama ini
Hidup bagaikan air dan apiMengapa kita saling membenci?
Awalnya kita selalu memberi
Apakah mungkin hati yang murni
Sudah cukup berarti?
Ataukah kita belum mencoba
Memberi waktu pada logika
Jangan seperti selama ini
Hidup bagaikan air dan api
-🌕-🎶 Naif - Air dan Api🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Hal paling menyebalkan menjadi cowok berparas tampan bagi Rigel adalah
selalu menjadi korban kejar-kejaran beberapa perempuan yang menginginkannya untuk dijadikan pacar.Seperti saat ini, bel istirahat sudah berdering sekitar delapan menit yang lalu. Beberapa orang keluar dari kelas untuk pergi menuju kantin, ada pula yang menghabiskan jam istirahatnya dengan sekadar bercengkrama di dalam kelas. Tapi, tidak dengan Rigel. Jam istirahatnya harus tersita hanya untuk berurusan dengan gadis dari kelas seberang.
Pergelangan tangan Rigel terus dicengkram kuat oleh gadis yang dari tadi sudah menunggunya di depan kelas. Rigel pun sudah kepalang kesal dan lelah karena harus berlarian untuk menghindar dari gadis itu. Gadis itu terus menariknya untuk pergi menuju lapangan basket.
Sesampainya mereka di lapangan basket, tanpa aba-aba gadis itupun mengucap kalimat yang sebelumnya sudah Rigel duga.
"Plisss banget, lo mau jadi pacar gue, ya?" pintanya melirih.
Rigel hanya bisa menghela napas panjang sambil memijit pelan keningnya, sedangkan tangan kanannya masih digenggam oleh gadis itu. Kini, semua penjuru mata tertuju pada mereka berdua yang berada tepat di bawah ring basket.
Rigel benar-benar tidak berkutik. Rasanya ia hanya ingin mengucap kalimat iya gue mau jadi pacar lo supaya urusannya dengan gadis itu cepat selesai dan ia bisa segera pergi dari tempat itu saat ini juga.
Gadis yang diketahui anak kelas X itu memang terbilang nekat untuk meminta Rigel menjadi pacarnya. Namanya Lyra, cantik, cukup satu kata yang bisa menggambarkan dirinya. Lyra bilang, ia menyukai Rigel sejak pertama kali menginjakkan kaki di Holmes. Wow, jelas. Rigel punya pesona sendiri untuk hal itu.
"TE-RI-MA, TE-RI-MA, TE-RI-MA!" sorak seantero Holmes membuat Rigel makin tidak bisa berkutik. Malu? Jelas. Bingung? Sangat. Yang dilakukannya hanyalah menelan saliva dan garuk-garuk tengkuk. Hanya itu.
"Gimana kak?" tanya Lyra padanya.
"Eunggg...,"
Belum sempat menjawab, tiba-tiba Damar, Bhanu dan Jericho datang dari arah belakang sambil menepuk bahu Rigel. Mereka datang bak malaikat yang menyelamatkan nyawanya. Rigel mengerjapkan mata dan membatin, 'plisss, seengaknya dari lo bertiga ada yang bisa gantiin posisi gue buat jadi pacarnya ni anak.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Teen Fiction[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...