Katakanlah
Takkan pernah aku
Tinggalkan kau sendiri
Tersenyumlah
Agar ku tau kau bahagia bersamakuBernyanyilah
Ku ingin dengar suara indahmu itu
Dengar aku
Mengertilah aku bahagia bersamamuTak mudah jujur tuk ungkapkan
Agar kau mengerti yang kurasakan
Tak sulit seharusnya aku tunjukkan
When I say I love you
I really do (do do do do do)
You know I really really do (do do do do do)
- ⭐🌕-🎶 The Overtunes - Bukan Sekedar Kata 🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
HEI, KAMU YANG BACA INI 🤗
MAKASIH BANYAK YA SUDAH BACA MADE FOR EACH OTHER❣️
SEMOGA SEHAT SELALU DAN TERHIBUR DENGAN CERITA YANG AKU BUAT 🤗
AKU MAU LIAT KAMU NONGOLIN DIRI DONG 🤧 DI KOMENTAR/KLIK BINTANG DI SEBELAH POJOK KIRI.
OKE, YA? OKE DONG! 🤝TERIMA KASIH 🙏
(Beberapa hari setelah pertengkaran antara Wulan dan Lyra).
"Lo sama Rigel lagi marahan, Lan?" Titan membuka suara setelah potongan batagor miliknya mendarat dengan baik di tenggorokannya.
"Uhm?" Wulan membulatkan mata. Ia yang sedang mengisap es teh manisnya langsung melepas pipet itu dari bibirnya, lalu menoleh ke arah Titan. "Enggak."
"Tapi, gue perhatiin udah beberapa hari ini kok lo jarang ngobrol sama dia. Terus ... lo juga gak pulang bareng lagi," ucap Titan menambahkan. "Kenapa, deh?"
Wulan cuma menggubris Titan dengan senyum seadanya. Karena Wulan juga tidak tahu apa alasan pasti mengapa Rigel akhir-akhir ini terkesan menjaga jarak dengannya.
Titan kembali menyuap batagor ke dalam mulutnya, diikuti Wulan yang kini juga memakan batagor miliknya sendiri.
Sepuluh detik kemudian, Titan mengisap es jeruknya sebelum melanjutkan obrolannya yang terjeda dengan Wulan.
"Lo berdua kan sahabatan udah lama, kalau ada masalah diomongin kali, Lan. Jangan diem-dieman kayak anak kecil," ucap Titan menyarankan.
Wulan kemudian melemparkan pandangannya ke arah Rigel. Dan di waktu bersamaan, keduanya beradu pandang, kemudian mengalihkannya lagi ke arah lain.
"Ntar juga baik sendiri kok, Tan. Santai aja," kata Wulan sambil menarik sudut di bibirnya, lalu Titan merespons ucapan Wulan dengan anggukan kecil.
Hening. Hanya terdengar suara kecapan. Tidak ada lagi obrolan dari keduanya karena fokus menikmati makanan masing-masing.
Sementara itu, dari sudut lain--- tak jauh dari seberang meja Wulan dan Titan, Rigel yang duduk satu meja dengan ketiga temannya tengah menatap siomay yang ada di hadapannya. Kedua tangan Rigel sibuk mencampur rata tiap bumbu dalam piringnya itu. Padahal, kalau diperhatikan semua bumbunya sudah tercampur dengan rata. Peraduan antara sendok dan garpu di tangan Rigel yang berisik, kini benar-benar mengusik telinga Jericho. Sedang Damar dan Bhanu tak peduli karena buktinya mereka masih asyik melahap makanan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Roman pour Adolescents[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...