19. Advice

859 120 10
                                    

THEO

Anthony Shane dan ayahku ternyata bagai pinang dibelah dua, membuatku langsung mengenalinya pada pandangan pertama. Untunglah aku mirip ibu. Seandainya aku meniru wajah ayah, bayangkan betapa bingungnya si Anthony muda.

"Semua oke?"

Kakek melambaikan tangan di depan wajahku.

Panggilan itu terasa aneh. Padahal dia terlihat lebih muda.

"Aku baik." Aku lagi-lagi tidak mampu menahan urgensi untuk memandanginya.

Kakek yang tidak pernah kutemui, yang meninggal sebulan sebelum aku dilahirkan .... akhirnya aku bertemu dengannya.

"Ini kertas-kertas apa?"

Aku mengikutinya berdiri dan menyerahkan sekumpulan kertas yang kukumpulkan.

"Arsip pasien," jawabnya seraya mengecek lembaran di tangannya satu per satu.

"Kau ...." Aku merasa bagai cucu durhaka, tapi mau bagaimana lagi. "... masih koas?"

Anthony mengangguk. "Makanya jadi pesuruh begini."

Seandainya orang ini tahu kalau dia akan jadi ahli bedah terkenal di masa depan.

"Kau suka pekerjaanmu?"

"Entahlah."

Jawaban yang tidak kuduga.

"Kadang rasanya ingin menyerah." Dia tertawa hambar.

Jangan! Tiga puluh tahun lagi, kau akan jadi direktur di rumah sakit milikmu sendiri!

"Tapi, tidak!" Tiba-tiba Anthony mengepalkan tangannya semangat. "Aku harus menyelesaikan apa yang sudah kumulai!"

Aku terdiam mendengarnya.

"Sekarang aku memang ceroboh dan yang paling bodoh di antara rekan-rekanku, tapi impianku adalah menyelamatkan banyak orang." Dia tertawa salah tingkah. "Maaf, jadi melantur."

Kakekmu adalah orang paling bijak yang pernah ada.

Sekarang aku tahu kalau ayah benar.

"Sebenarnya ... aku datang dari jauh. Ke sini karena sebuah misi penting." Terpatah-patah, aku mulai bercerita. "Tapi berat. Sepertinya aku tidak sanggup."

"Tapi kau sudah di sini." Anthony menepuk-nepuk bahuku. "Selama tujuanmu baik, selesaikan apa yang kau mulai. Jangan setengah-setengah!"

Dia memang tidak mengenaliku, tapi mengetahui di tempat asing ini ada seorang keluarga yang mendukung, aku jadi merasa kuat.

"Terima kasih." Aku memberinya pelukan singkat. "Walau terlambat 25 tahun, syukurlah aku bertemu denganmu."

Ah, benar. Baginya ini semua justru puluhan tahun lebih cepat.

 Baginya ini semua justru puluhan tahun lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] NightfallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang