27. Decision

848 115 2
                                    

THEO

"Apa rencanamu?"

Reginald bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Entahlah." Aku menghela napas berat seraya memandangi mesin waktu di tanganku. "Aku bingung."

Aku tidak sanggup bertatap muka dengan Luna sejak kejadian itu. Sebagai satu-satunya orang yang mengetahui ceritaku, Reginald menawarkanku tinggal sementara di rumahnya.

Kenyataannya, sampai sekarang pun aku tidak berhasil meyakinkan Luna.

***

"Theo, ini konyol. Aku paham ingatanmu tidak berfungsi baik, tapiㅡ"

"Ingatanku baik-baik saja!" Aku menegaskan. "Aku muncul tiba-tiba di depanmu, ingat? Jam saku itu mesin waktu yang membawaku ke sini. Tujuankuㅡ"

Tidak. Aku tidak mungkin mengatakan tujuanku yang sebenarnya.

"Kau memang menjadi orang paling penting di negara ini, Luna. Tapi semuanya tidak akan berakhir baik."

Gadis itu tersenyum tipis.

"Kau butuh istirahat, Theo."

***

Sudah hampir sebulan aku mengungsi, tidak mengetahui kabar Luna sedikit pun. Namun setidaknya aku dan Reginald jadi bisa memperbaiki mesin tersebut dengan cepat.

"Aku tidak bisa membunuhnya, dia ...."

Berharga untukku.

"Sudah dengar berita terbaru?" Reginald menatapku tajam. "Percobaan pembunuhan terhadap Peter Robinson. Diracun."

Sial. Aku ingat nama itu juga ada di daftarnya Luna.

"Apa dia benar-benar tidak bisa dihentikan?" Aku mengacak-acak rambutku frustrasi. "Sumpah, aku tidak mau kembali ke zaman yang kacau itu. Aku ke sini untuk mengubahnya."

Reynald mempercayakan tugas ini padaku.

Ada banyak nyawaㅡtermasuk nyawa Reginaldㅡyang bisa kuselamatkan seandainya aku bisa menyelesaikannya dengan baik.

"Keputusan di tanganmu," lanjut Reginald. "Tapi kau paham konsekuensinya, kan? Butterfly effect. Mengubah masa lalu juga akan mengubah masa depan. Kita tidak tahu apa yang akan kau temui begitu kembali. Bisa jadi kau tidak pernah dilahirkan dan mungkin saja kondisi malah lebih gawat dari sebelumnya."

Untuk mengambil keputusan, aku harus bisa mengalahkan diriku sendiri. Apa aku siap untuk mengabaikan hati dan perasaanku? Apa aku berani menghadapi apa pun yang akan terjadi nantinya?

Saat itulah nasehat kakek kembali terngiang.

Selesaikan apa yang kau mulai.

[End] NightfallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang