Theo yang berjuang sekuat tenaga demi membelokkan garis takdir masa depan.
Luna yang berusaha berdiri kokoh di kehidupannya yang serba tidak aman.
Dan apa kau tahu?
Beberapa kisah justru tercipta di kala malam datang menjelang.
Ketika jarum jam ber...
Aku sadar, kehidupanku sebagai seorang Alysson tidak akan pernah bisa disamakan dengan teman-teman seumuranku. Usia boleh sama-sama 18 tahun, tapi beban yang kami tanggung teramat sangat berbeda.
Di saat yang lain sedang menikmati masa-masa riang menjadi mahasiswa baru, aku harus berusaha sekuat tenaga untuk tetap waspada pada orang-orang di sekelilingku.
Manusia itu berbahaya.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang ada di pikirannya, Luna.
Jangan percaya siapa pun.
Orang tuaku sudah mewanti-wanti hal ini sejak usiaku masih 7 tahun.
"Aku berangkat dulu."
Pria itu mengalihkan pandangan dari jam rusak di tangannya. Aku tidak tahu itu apa, tapi sejak sadar dari komanya tiga hari yang lalu, Theo tidak pernah jauh dari benda itu.
"Iya, belajar yang rajin." Theo tersenyum, memperlihatkan sebuah cekungan di pipi kirinya. "Demi negara yang lebih baik."
Aku tertawa kecil. Semenjak diberi tahu kalau aku kuliah di jurusan ilmu politik, Theo terus-terusan mengatakan itu.
Seolah negara ini bakalan terselamatkan hanya karena nilaiku bagus.
Impian kosong.
Negara ini sudah tidak ada harapan.
"Berangkat sendiri?"
"Diantar supir."
"Bagus."
Theo juga sudah tahu apa yang terjadi malam itu, tentang bagaimana dia sudah menyelamatkanku dengan ikut melukai para pengejar dengan aksi 'meledak'nya.
Aku masih tidak tahu bagaimana caranya dia muncul. Sudah kucoba bertanya, tapi Theo selalu menjawab kalau ingatannya samar. Dia mengaku tidak tahu ada di mana dan bagaimana bisa sampai di sana. Dia bahkan tidak ingat tempat asalnya.
Ya, tidak heran sih. Mungkin ada trauma pada otaknya akibat ledakan.
"Kalau ada yang mengikutimu lagi, segera lapor polisi." Theo telihat serius.
"Iya. Malam itu aku teledor. Tidak akan kuulangi."
Seandainya Theo tahu kalau aku sendiri sudah lupa kapan terakhir kalinya hidup tenang tanpa perlu khawatir ada yang mengintai.
Hanya karena sebuah informasi rahasia yang ada di tangan orang tuaku, kehidupanku sebagai gadis normal terenggut begitu saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.