Pulang sekolah adalah jam yang paling ditunggu tunggu oleh siswa siswi sekolah. Yeji langsung merapikan buku bukunya lalu bergegas menuju kelas Jisu.
Sampai dikelas Jisu, Yeji bersandar di balkon sambil menatap teman teman kelas Jisu yang bergegas pulang. Beberapa pasang mata wanita menatap Yeji kagum, karena walaupun tidak begitu mencolok layaknya superstar sekolah, ketiganya banyak digemari murid wanita di Chungdam.
Walaupun sipit, Yeji memiliki kulit putih dan tubuh tinggi yang disukai kaum wanita. Jangan lupakan badannya yang bagus, karena memang Yeji adalah mahasiswa akademi kepolisian di tahun 2019.
Beberapa saat kemudian, Jisu keluar seorang diri karena Sakura berbeda kelas dengannya juga Minju adalah adik kelas.
"Udah semua?" tanya Yeji pada Jisu. Jisu tersenyum lalu mengangguk.
"Ayo! Kita makan malem dulu, mau makan dimana?" tanya Yeji pada Jisu.
"Aku ikut kamu aja! Yang penting kamu traktir" kata Jisu tersenyum dengan eyesmilenya pada Yeji. Yeji mengacak pelan rambut Jisu gemas.
"Sekarang udah ganti ya? Gak pake gue elu lagi?" tanya Yeji sambil berjalan diikuti oleh Jisu.
"Enakan pake aku kamu" jawab Jisu sambil beraegyo yang menurut Yeji menggemaskan itu.
"Wow! Choi Jisu aegyo? baru tau aku" kata Yeji tekekeh.
"Aku itu emang imut, cuma kamu aja yang picek gabisa liat aku imut" kata Jisu menjulurkan lidahnya pada Yeji lalu berjalan mendahului Yeji. Yeji hanya menggelengkan kepalanya menatap sisi Jisu yang ternyata bisa bertingkah imut juga.
Disisi lain, Yujin sedang berjalan menuju parkiran sambil merangkul Ryujin yang asik bermain game. Yujin menatap Minju yang terlihat akan menuju gerbang parkiran, dengan cepat Yujin melepas rangkulannya lalu berjalan dengan senyuman mengembang kearah Minju.
Belum sampai menemui Minju, ternyata Minju berjalan kearah mobil bukan gerbang. Dengan cepat Yujin berjalan cepat menahan tangan Minju untuk masuk ke mobil yang diketahui milik guru cabul yang sering bersama Minju.
"Aku anter kamu pulang! Gak ada lagi pergi sama guru cabul itu!" kata Yujin menarik Minju. Pintu mobil terbuka dan tampaklah guru cabul keluar dari mobil lalu menahan tubuh Minju.
Dengan segera Yujin mendorong guru tersebut lalu menendang tubuh guru cabul itu hingga tersungkur.
"Dasar murid kurang ajar!!! Berani kamu menantang gurumu?!! Mau jadi jagoan, hah?!!" kata guru cabul tersebut menarik kerah kemeja Yujin. Yujin tidak gentar malah semakin melawan guru biadab itu.
"Kenapa?! Lebih baik saya jadi jagoan, dari pada cabul kayak lu!" kata Yujin tanpa rasa hormat.
"Kurang ajar!! Kim Minju! Kamu taukan konsekuensi yang bakal kamu terima kalau kam--"
"Sebarin!! Sebarin aja foto foto itu!! Sebarin, Minju gak bakal gue biarin kenapa napa!" kata Yujin menepis kasar tangan guru cabul itu dan dengan segera menarik Minju.
"Tapi, aku gak mau! Aku harus balik sama gu--"
"Gak ada tapi tapian!! Biarin dia sebarin, kita liat apa yang bakal terjadi! Kamu cukup perduli sama diri kamu sendiri dan aku! Liat aku, dan hanya aku sama temen temen setia kamu!" kata Yujin memotong ucapan Minju.
"Tapi, Jin... Jisu sama Sakura pasti malu temenan sama pelacur kayak aku..nama mereka hancur, beasiswa aku dicabut! Aku takut, Yujin aku takut!" kata Minju sudah menangis ketakutan.
"Minju...kamu percaya kan, sama aku? Aku gak akan biarin apapun terjadi sama kamu, kamu percaya kan sama aku?" tanya Yujin serius.
Minju menatap keseriusan dalam mata Yujin lalu mengangguk pasrah. Yujin langsung menggandeng Minju menuju mobil, tapi...
Seorang laki laki langsung berjalan mengambil sebilah kayu di dekat mobilnya lalu bergerak menuju Yujin dan Minju yang sedang berbicara.
"Dasar murid tak tau malu!!! Kurang ajar!!!" kata guru cabul tersebut dibelakang mereka emosi dengan sebuah kayu siap menghajar Yujin.
Prakkk!
Suara kayu patah membuat atensi semua orang yang berada disana termasuk sedikit murid yang baru datang karena sedikit yang melewati gerbang belakang karena gerbang belakang adalah kawasan guru.
"Aw! Patah...kayunya..." kata seorang laki laki kala tangannya menahan kayu tersebut hingga kayu tersebut patah.
Bugghhh!
"Aduhh, maaf! Tangan saya kalau lagi sakit suka mukulin orang jahat, apalagi cabul" kata laki laki itu santai pada guru cabul tersebut yang sudah tersungkur dibawah dengan darah mengalir disudut bibir.
Yujin membuka matanya dan menatap Minju yang berada di pelukannya sedang ketakutan langsung mengeratkan pelukannya. Di tataplah kayu yang patah juga kondisi seorang laki-laki yang tidak terluka sedikitpun.
"Kamu siapa?!! Berani kamu mukul saya?!! Saya guru pengajar disini!!!" bentak guru tersebut lalu bangun dan menarik kerah baju laki laki itu.
"Kenalin, saya murid baru yang besok bakal mulai masuk sekolah disini. Nama saya Lee Chaeyeon, salam kenal pak guru" kata Chaeyeon santai sambil tersenyum pada guru tersebut.
"Murid baru berani begini sama guru?!! Mau saya keluarin kamu?!! Saya bisa bilang sama atasan saya buat ngeluarin murid kurang ajar kayak kamu sama Ahn Yujin itu!!" bentak guru itu yang hanya dijawab kekehan oleh Chaeyeon.
"Hahahahahahaha"
"Kamu ketawa?! Saya gak main main bakal keluarin kamu!! Saya akan hubungi atasan saya supaya kamu dipanggil besok!!" kata guru tersebut mengancam.
"Sebelum bapak keluarin saya dari sekolah ini, mending bapak keluar duluan deh dari sekolah ini. Bahaya kalau bapak sampe bilang sama papa, terus papa marah abis gitu mukul bapak, kan gantengnya ilang gak bisa nyabulin murid murid lagi dong?" kata Chaeyeon santai membuat senyuman guru tersebut perlahan lahan menurun.
"Papa? Apa maksud kamu?" tanya guru tersebut mulai panik.
"Nama saya Lee Chaeyeon, usia 18 tahun. Saya pindahan dari London. Saya anak pertama dari Lee Seulgi dan Bae Joohyun, papa saya adalah pendiri, pemilik dan kepala sekolah Chungdam Highschool dan saya bukan orang yang memberi ampun dengan mudah" kata Chaeyeon berubah ekspresi dari santai terkekeh menjadi dingin menatap guru cabul tersebut.
"Mak.. Maksud kamu? Anak... Pak Seulgi?! Kamu.. Kamu?" tanya guru tersebut dengan tatapan tidak percaya.
"Papa ngeselin juga ya, anaknya mau masuk kesini bukannya diinfoin ke guru guru disini. Dasar papa mah..." kata Chaeyeon santai sambil menggelengkan kepalanya.
"Saya tunggu surat keluarnya besok, ya... Anatara saya..."
"...atau bapak yang keluar besok, saya tunggu!"
Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
FanfictionProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!