Chaeyeon, Yujin, Ryujin dan Yeji sedang berkumpul di sebuah cafe kopi di dekat rumah sakit. Yujin terlihat murung mengingat Minju sedang berada dirumah sakit walaupun lukanya bukan luka yang memerlukan bantuan UGD untuk disembuhkan.
"Yujin-ah, jangan lupakan tujuan utamamu di kembalikan" kata Chaeyeon pada Yujin.
"Aku tau, hyung. Aku cuma, geram" kata Yujin tanpa menatap hyungnya itu. Yujin langsung meminum americano yang ia pesan dengan pelan.
Ryujin masih asik dengan gamenya dan Yeji fokus membaca beberapa catatan. Saat dianalisis kembali, Yeji akhirnya terpikir oleh suatu rencana.
"Hyung, bagaimana kalau kita sergap pelaku kayak rencana awal, Jisu kita suruh jalan sendirian dan kita tangkep dia? Apa itu mungkin? Seengaknya kita tau pelaku, walaupun gak dipenjara kita bisa waspada sama pelakunya" usul Yujin pada Chaeyeon.
"Gue takut kalau dugaan gue bener, Jin" kata Chaeyeon pada Yujin.
"Maksud hyung?" tanya Ryujin tiba tiba penasaran dan mematikan gamenya.
"Gue curiga kalau Jisu itu dibunuh duluan baru di perkosa. Lu ngerti gak? Dia ditangkap dulu, dibunuh baru dibawa ke apartemennya, jadi gue enggan make cara itu, takutnya dia dibunuh ditempat" kata Chaeyeon.
"Kok lu bisa nyimpulin gitu, Chae?" tanya Yeji penasaran.
"Gue dapet beberapa berkas tambahan dari masa depan di beberapa toko kaset, kalau ada orang yang sering kesana beli kaset dengan ciri ciri yang sama. Dan kayak udah ngerencanain gitu, ni orang setiap keluar beli hal hal kayak film atau senjata pasti pake topeng" kata Chaeyeon.
"Berkas yang hyung temuin bilang apa?" tanya Yujin lagi penasaran.
"Ada catatan dia beli kaset porno tapi bukan kaset porno biasa..."
"...ceritanya lebih ke ngelakuin hubungan seksual sama anak kecil atau mayat" kata Chaeyeon membuat semuanya terkejut.
"Ni orang gila bener, sumpah!" kata keras Ryujin membuat mereka ditatap oleh beberapa pengujung cafe lainnya.
"Hyung! Tenanglah! Aishhh, kita diliatin jadinya" kata Yujin berbisik pada Ryujin.
"Dan ada satu berkas lagi, yang disembunyiin dan yang pada saat itu nanganin kasus ini adalah Kepala Polisi Hwang Minhyun, yang adalah appa lu sendiri" kata Chaeyeon memberikan selembar kertas yang lalu dibaca oleh Yeji. Mata Yeji membesar melihat hasil catatan itu karena dirinya bahkan tidak tau ayahnya pernah menangani kasus ini.
"Mayat ditemuin tanggal 26, dan dia meninggal lebih dari seminggu sebelumnya dari hasil bedah dan gak mungkin dia dibunuh keesokan harinya dan mayatnya dibuang sepuluh hari lagi, pasti di hari yang sama dan dia memperkosa mayat untuk hari hari setelahnya"
"Dari laporan autopsi mayat yang gue ambil dari rumah sakit secara illegal, ada bekas sperma dan darah yang belum mengering. Sperma dan darah merengering sekitar 2-3 hari, dan berarti dia masih memperkosa mayat beberapa hari sebelum ditemuin" kata Chaeyeon yang semakin membuat Yeji panas.
"Apapun caranya, jangan sampai Jisu disentuh sama pelakunya!! Gue bakalan lindungin dia, bank and setiap hari pun!" kata Yeji.
"Iya, tapi cara kita tau pelakunya gimana kalau gak kita pancing pake Jisu-noona?" tanya Yujin membuat semuanya terdiam bertanya tanya.
"Itu yang jadi masalahnya sekarang" tambah Ryujin. Mereka semua terdiam sambil berfikir, lalu tiba tiba Chaeyeon berdiri dan memberi usul.
"Yujin lu gak usah banyak ikut dan temenin Minju aja, Ryujin lu gue tugas ini cari cewek atau cowok yang bisa didandanin yang jago beladiri dan dari belakang mirip Jisu. Kita monitor Jisu dan pakein wireless buat si Jisu palsu biar peringatan buat waspada kalau ada pelakunya" kata Chaeyeon yang disetujui oleh yang lainnya.
"Paling enggak, kita tau siapa pelakunya dan bisa waspada walaupun kita gak bisa tangkep dan bawa kepolisi karena gak ada bukti berupa luka atau apapun" kata Yeji yang diangguki oleh semuanya.
"Tapi gue agak takut sama Yakuza... Gimana dong kalau dia sampe bilang sama Yakuza soal ini?" tanya Yujin tiba tiba.
"Masalah Yakuza, kalau dia nyerang, seengaknya kita sudah tau orangnya dan gampang buat panggil polisi" kata Chaeyeon.
Semuanya terus merenung sambil meminum kopi yang mereka pesan. Yujin terus mengirim pesan pada Sakura menanyakan kondisi Minju, mendengar Minju sudah sadar membuat Yujin langsung berdiri dan berlari tanpa pamit menuju rumah sakit untuk melihat keadaan Minju.
Sisanya hanya terdiam di coffeeshop dan terus bergelut pada pikiran mereka masing masing, sampai...
"Hyung! Hyung bilang kalau appanya Yeji yang nanganin kasus ini, tapi kenapa informasi nya gak lengkap? Maksudnya, kenapa appanya Yeji gak ngasih info lengkap ke media atau pengadilan?" tanya Ryujin membuat Yeji dan Chaeyeon menatap Ryujin. Yeji dan Chaeyeon juga ikut berfikir...
"Mungkin karena anak ini dibawah umur, dan masih harus dilindungi" kata Yeji menerka nerka.
"Tapi, yang aneh... Hukum disini gak nyebutin DATA DIRI PELAKU doang! Dan appa Yeji-hyung gak nyebutin ke Media, Ujin masih maklum. Tapi kenapa dipersidangan juga data diri pelaku gak lengkap sama kronologis? Terus Media gak dijelasin soal kapan korban meninggal dan lain lain juga ngebiarin orang nebak nebak?" kata Ryujin membuat semuanya menatap Ryujin ada benarnya, terutama Yeji.
"Apa... Maaf hyung tapi... kok Ujin curiga appa hyung ada sangkut pautnya sama kasus ini..."
Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
Fiksi PenggemarProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!