The Second Chance

709 124 11
                                    

Setelah berurusan  dengan guru cabul yang akhirnya pergi dengan mobilnya, Chaeyeon mendekati Yujin dan Minju yang masih terdiam sambil menatap Chaeyeon yang tersenyum pada mereka.

Chaeyeon berjalan mendekati mereka sambil bergerak menepuk pundak Yujin.

"Jangan takut, aku akan melindungi kalian selama disini" kata Chaeyeon pada Yujin dan Minju.

" Terima kasih banyak! Terima kasih banyak!" kata Yujin menunduk pada Chaeyeon diikuti oleh Minju.

"Ahn Yujin, kan?" tanya Chaeyeon yng dijawab anggukan oleh Yujin.

"Saya akan bergabung dengan team kalian..."

"Team?? Maksudmu?" tanya Yujin pada Chaeyeon.

"Pelaku... tidak jelas dalam berkas tahun 2019, dan pelaku adalah orang yang susah untuk ditangkap, bahkan polisi sangat kewalahan mencari pelaku dan alasan dia tidak dipublikasikan juga rumit, apalagi kalian bertiga, jadi aku akan bergabung..."

"Kamu? Bagaimana bisa?" tanya Yujin tidak percaya ada orang lain yang tau soal ini selain Yujin dan Ryujin.

"Saya...."

Setelah pertemuan dengan Chaeyeon, Yujin langsung mengantarkan Minju pulang dengan mobilnya karena Ryujin ijin bermain di warnet dekat sekolah.

Mobil Yujin terhenti didepan sebuah rumah petak kecil di kawasan Gulyong Meul di Gangnam. Dirinya melirik ke sampingnya dan terlihat Minju yang tertidur pulas. Yujin menatap wajah cantik itu dengan tatapan sendu sekaligus ada emosi dalam hatinya mengingat semua hal yang dilalui Minju.

"Aku berjanji, tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan kamu. Aku akan menjadi orang pertama yang ada buat kamu, aku berjanji" gumam Yujin menatap Minju.

Dengan segera Yujin keluar lalu menggendong tubuh Minju menuju rumah Minju pelan agar tidak menggangu tidur Minju. Belum Yujin mengetuk pintu, seorang laki laki paruh baya membuka pintu dan merasakan kehadiran Yujin.

"Siapa?" tanya laki laki itu pelan.

"Saya Ahn Yujin, saya membawa Minju yang sedang tertidur. Sepulang sekolah, kita bermain sebentar jadi Minju kelelahan. Kamar Minju dimana?" tanya Yujin pelan agar tidak membangunkan Minju yang sudah menggeliat walaupun belum terbangun.

"Kamar berpintu putih, maaf saya tidak bisa mengantar" kata laki laki itu yang ternyata adalah ayah Minju. Melihat pandangan ayah Minju yang tidak sesuai letak dirinya, akhirnya Yujin menyadari bahwa ayah Minju buta.

"Saya akan baringkan Minju dikamarnya, saya minta ijin" kata Yujin yang dijawab anggukan oleh ayah Minju.

Yujin langsung berjalan menuju sebuah kamar dengan pintu putih dan langsung masuk kedalam kamar. Kamar kecil yang lumayan bersih dan banyak foto foto Minju dan ayahnya juga ada perempuan paruh baya yang diyakini adalah ibu Minju.

Yujin membaringkan tubuh Minju lalu menyelimuti wanita itu. Yujin lalu menghidupkan kipas angin kecil dan keluar dari kamar Minju.

Diluar kamar terlihat ayah Minju yang berjalan dengan segelas air minum meraba raba jalan menuju ruang tengah, Yujin langsung bergerak membantu ayah Minju duduk lalu ikut duduk disebelah ayah Minju.

"Yujin, Terima kasih. Ini airnya diminum" kata ayah Minju pada Yujin.

"Terima kasih tuan" kata Yujin sopan.

"Jangan panggil tuan, Yujin. Saya terlalu miskin untuk dipanggil tuan"

"Yujin panggil abeoji saja, apa boleh?"

"Tapi, saya tidak pantas menjadi abeoji mu" kata ayah Minju.

"Tapi saya merasa lebih tidak pantas menjadi anak tuan, tapi itu sebuah kehormatan jika tuan mau menjadi abeoji saya" kata Yujin tulus.

The Second Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang