Jam pulang sekolah tiba, semua siswa siswi termasuk team sangat senang. Mereka langsung mengemasi barang barang mereka lalu menjalankan beberapa rencana yang mereka punya seperti berkencan, makan atau melanjutkan kasus.
Yeji dan Jisu terlihat berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor. Hari ini keduanya punya rencana untuk ke toko buku, karena Lia sangat suka bacabuku berbahasa Inggris, beda sama Yeji yang sukanya bedah kasus di komputer, entah sipitnya gara gara radiasi komputer atau ngintip tetangga mandi.
Yeji dan Jisu langsung melaju ke toko buku dengan motor Yeji. Selama perjalanan Jisu terus memeluk erat pinggang Yeji sambil bersandar dipunggung Yeji membuat laki laki bermata kucing itu tersenyum cerah.
Sampai ditoko buku, keduanya langsung masuk dan Jisu langsung berjalan cepat mencari buku yang ia cari, berbeda dengan Yeji yang langsung duduk di kursi yang disediakan toko lalu membuka catatan kepolisian diponselnya karena ujian akhir sudah dekat kalau dirinya kembali ke masa depan.
Sedang asik menghafal, Yeji langsung mendongak saat merasakan seseorang mengalungkan lengan di lehernya. Yeji langsung tersenyum karena tau siapa pelakunya.
"Udah selesai?" tanya Yeji pada pelaku pengalungan lengan.
"Udah, ayo bayar!" kata Jisu yang diangguki oleh Yeji. Yeji langsung berdiri dan berjalan bersama Jisu menuju kasir untuk membayar, dan yang bayar adalah Yeji padahal Jisu anak orang kaya.
Setelah membayar, keduanya kembali berjalan keparkiran untuk menuju kerumah Jisu. Selama perjalanan Jisu hanya diam sambil melihat ponselnya dan Yeji juga fokus mengendarai motornya, hingga lima belas menit perjalanan mereka sampai ke Apgujeong yang merupakan kawasan rumah Jisu.
Sampai depan rumah, Yeji langsung membukakan helm Jisu lalu merapikan rambut Jisu. Jisu dan Yeji masih enggan berpisah, keduanya masih saling tatap sambil senyum senyum.
"Aku jemput besok ya, aku pulang sekarang" kata Yeji pada Jisu, tapi tangan Yeji langsung ditahan oleh Jisu.
"Ini masih jam setengah delapan, papa lagi ke Singapore buat urus bisnis. Jangan pulang dulu, kamu masuk dulu!" pinta Jisu memelas pada Yeji. Yeji yang bucin langsung mengangguk mengiyakan permintaan Jisu.
Jisu tersenyum lalu bergerak meminta satpam membukakan pintu gerbang agar Yeji bisa memasukan motornya kedalam. Setelah parkir dengan aman, Jisu langsung menarik tangan Yeji masuk kedalam rumahnya.
Yeji masuk dan melihat rumah besar yang sepi karena Jisu adalah anak tunggal dan orang tua Jisu yang sangat sibuk. Jam malam seperti ini hanya ada satpam rumah Jisu dan pelayan sudah pulang kerumah masing masing dan kembali keesokan harinya.
Yeji langsung ditarik menuju kamar Jisu dilantai dua. Kamar bernuansa putih luas lengkap dengan ranjang tidur, televisi, komputer dan meja belajar juga ada kamar mandi dalam dan walk in closet yang menyediakan semua pakaian Jisu yang pastinya sangat mahal.
Didepan pintu, Yeji dan Jisu melepaskan sepatu mereka lalu Yeji kembali ditarik masuk oleh Jisu.
"Apa gak apa apa nih aku masuk kamar kamu?" tanya Yeji gak enak pada Jisu.
"Enggak apa apa. Oh iya, aku mau ganti baju, kamu duduk aja diranjang atau..."
"... mau ikut ganti baju sama aku?" bisik Jisu menggoda pada Yeji yang membuat Yeji merinding lalu menggeleng. Yeji lalu duduk bersila diatas ranjang Jisu sambil mengambil remote TV dan menghidupkan TV agar suasana tidak sunyi.
Terlihat beberapa tayangan televisi tahun 2012 yang menampilkan beberapa kasus yang bahkan dirinya tidak ingat. Padahal seingat Yeji dirinya sudah mulai suka membedah kasus ayahnya ditahun 2012. Asik menonton berita, Yeji langsung dikejutkan oleh mendaratnya pakaian diatas pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
FanfictionProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!