Pulang sekolah, Yeji langsung bergegas menuju rumahnya Jisu untuk kembali meminta maaf. Ditangannya, Yeji sudah membawa sebatang coklat permintaan maaf dengan harapan Jisu mau memaafkannya.
Yeji memarkirkan motornya disebelah rumah Jisu lalu berdiri didepan rumah Jisu. Beberapa saat berdiri sambil melihat lihat, satpam rumah Jisu langsung menghampiri Yeji.
"Eh tuan Hwang! Mau cari nona Choi?" tanya satpam tersebut yang dijawab senyuman dan anggukan sopan oleh Yeji.
"Tapi maaf, nona belum pulang. Jadi saya tidak bisa mengijinkan tuan masuk tanpa perintah" kata satpam tersebut meminta maaf.
"Tidak apa apa, saya tunggu diluar aja. Kembali saja dulu untuk istirahat, nanti biar saya bicara pada Jisu kalau dia sudah datang" kata Yeji yang dijawab anggukan oleh satpam itu. Satpam rumah Jisu lalu balik ke posnya dan beristirahat sambil minum kopi sedangkan Yeji masih setia berdiri didepan rumah Jisu.
Jam menunjukan pukul delapan malam, dan hari sudah malam. Yeji masih setia menunggu Jisu sambil mengusap lengannya yang dingin karena malam. Beberapa saat kemudian, datanglah sebuah mobil hitam berhenti didepan rumah Jisu dan keluarlah seorang wanita dari mobil itu dengan senyum mengembang diwajahnya.
Tapi senyum itu kembali luntur saat melihat kehadiran Yeji. Jisu melambaikan tangan pada Hyunjin yang berada didalam mobil lalu Hyunjin dengan segera melajukan mobilnya.
"Mau ngapain kamu kesini?!" tanya Jisu kesal menatap pada Yeji.
"Aku mau minta maaf" kata Yeji menunjukan sebatang coklat pada Jisu.
"Mending kamu pulang sekarang! Udah berapa kali aku bilang jangan pernah temuin aku! Aku gak mau liat muka kamu!" kata Jisu tegas lalu berjalan masuk tapi tangannya ditahan oleh Yeji.
"Apa sih?!" tanya Jisu menaikan nada lalu menepis kasar tangan Yeji.
"Aku akan terus kesini supaya aku bisa dapet maaf dari kamu. Aku gak akan nyerah" kata Yeji pada Jisu.
"Kita liat sampai kapan kamu bisa bertahan! Dan satu lagi... Aku gak perduli!" kata Jisu langsung masuk kedalam rumahnya meninggalkan Yeji yang menatap Jisu sedih. Yeji mengacak acak rambutnya hancur lalu duduk bersandar didepan gerbang rumah Jisu.
Banyak orang yang lewat menatap Yeji yang duduk didepan rumah Jisu. Banyak juga yang berbisik soal itu bahkan ada yang menyebutkan Yeji sudah gila.
"Ganteng ganteng duduk sendirian didepan rumah orang, gila kali ya"
"Dia kenapa? Apa dia bangkrut sampe duduk depan rumah tuan Choi?"
"Tampan sih, cuma kok duduk dibawah kayak gembel"
Banyak omongan omongan buruk yang diabaikan oleh Yeji. Yeji masih kekeh duduk dibawa menunggu Jisu keluar dan memaafkan dirinya, sampai akhirnya dirinya tertidur di depan gerbang.
Seseorang menepuk nepuk pipi Yeji membuat laki-laki pemilik mata kucing itu terbangun dari tidurnya dan menatap seseorang yang membangunkannya.
"Tuan Hwang! Ini sudah pukul 1 pagi, pulang lah tuan" kata seseorang yang ternyata adalah satpam rumah Jisu.
"Tapi pak, say--"
"Nona adalah wanita yang keras kepala, tuan kembali saja besok. Jangan paksakan diri tuan" kata satpam rumah Yeji.
"Tapi, saya harus minta maaf sama dia. Ini salah saya, saya akan bertanggung jawab" kata Yeji.
"Apapun kesalahan tuan, saya percaya tuan adalah orang yang baik dan benar benar menyayangi nona. Jika tidak, mungkin istri saya yang bekerja setiap pagi harus merapikan kasur dengn bercak darah dan cairan..."
"... tapi tuan sangat menghargai nona. Jadi kembali saja besok, jangan paksa dirimu tuan" kata satpam rumah Jisu.
"Selama seminggu, saya akan selalu kesini sepulang sekolah sampai pukul satu pagi. Jadi saya mohon ijin-nya" kata Yeji pada satpam rumah Jisu.
"Iya, tuan. Sekarang tuan pulang dan hati hati dijalan juga coklatnya akan saya sampaikan bagaimanapun caranya" kata satpam tersebut menepuk pundak Yeji lalu mengambil coklat yang sedari tadi dipeluk oleh Yeji.
"Terima kasih banyak. Saya pamit, permisi!" kata Yeji menunduk hormat lalu meninggalkan rumah Jisu dengan motornya.
Yeji melajukan motornya menuju rumah Chaeyeon karena dirinya sudah diusir oleh Yujin dan Ryujin. Sampai dirumah Chaeyeon, Yeji langsung masuk dan merebahkan tubuhnya disofa rumah Chaeyeon.
Pikirannya melayang dan tidak tenang, apapun yang ia lakukan sekarang serasa tidak tenang dengan sesuatu yang mengganjal dalam dirinya hingga air matanya keluar tanpa bisa ia bendung.
Di ruangannya, Chaeyeon menerima banyak pesan dari beberapa kolega bisnis ayahnya juga pesan dari Sakura. Keasikan nya membaca pesan, Chaeyeon langsung teringat pada Yeji yang belum pulang lalu bergegas turun ke lantai bawah untuk mengecek Yeji.
Sampai lantai bawah, Chaeyeon melihat Yeji yang tertidur dengan wajah tidak tenang dan seperti banyak beban pikiran dalam kepalanya. Chaeyeon menatap wajah yang penuh dengan kerutan di dahinya dan keringat dingin mengucur membasahi baju kaos yang dipakai oleh Yeji.
Dengan segera, Chaeyeon mengambil selimut dari kamar tamu lantai satu dan menyelimuti tubuh Yeji agar menyerap keringat dan menghidupkan AC ruang tamu agar tubuh Yeji lebih sejuk.
"Sampai sekarang, gue masih gak bisa percaya kalau lu adalah seorang pembunuh, Hwang Yeji. Kalau yang dibilang hyung lu adalah kebenaran, lu harus bertanggung jawab dengan semuanya Yeji..."
"... tapi hati kecil gue masih sangat tidak mempercayai bahwa lu adalah pembunuh karena lu adalah orang yang sangat baik dimata gue, Yeji-ah"
Vomments and happy reading! 😸😸😸
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
FanfictionProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!