Keesokan harinya, matahari menyinari kamar Jisu membuat seorang laki laki bermata kucing menatap sekitar dan mendapati ranjang disebelahnya kosong. Dirinya langsung menyibakan selimutnya dan beranjak untuk mandi dan bersiap menuju sekolah.
Sekolah di Korea mulai pukul sembilan pagi, jadi dirinya tidak harus terlalu terburu buru karena jam masih menujukan angka tujuh. Yeji langsung kekamar mandi dan bersiap siap. Yeji memakai seragamnya setelah mandi lalu memakai make up tipis milik Jisu diwajahnya untuk base.
Setelah dirasa siap, Yeji langsung merapikan rambutnya dan menyisir nya asal dengan tangan. Setelah dirasa cukup, Yeji langsung keluar dari kamar Jisu menggendong tas lalu memakai sepatunya.
Setelah itu, Yeji langsung turun kebawah mencari Jisu yang sudah hilang dari pagi. Yeji menatap sekitar sampai pandangannya berakhir pada sebungkus roti tawar diatas meja makan dan langsung berjalan duduk dimeja makan.
Tangan Yeji langsung mengambil bungkus roti tersebut, tapi dirinya kembali meletakan roti saat seorang wanita cantik berjalan dari dapur dengan dua mangkuk makanan di tangannya.
"Pagi, sayang" kata Jisu meletakan sepiring bokkeumbab (nasi goreng Korea) di hadapan Yeji lalu mengecup pipi Yeji membuat Yeji tersenyum.
"Pagi, wifey" kata Yeji menggoda Jisu. Jisu lalu duduk dihadapan Yeji sambil menatap Yeji kesal dengan panggilan Yeji untuknya, karena Jisu malu mendengarnya.
"Enak aja wifey wifey!" kata Jisu sebal.
"Abisnya, malem tidur bareng, pagi sarapan bareng nanti malem pulang bareng. Aku panggil apa dong enaknya?" tanya Yeji sambil terkekeh.
"Udah ah! Kamu makan aja deh, kamu resek kalau lagi laper!" kata Jisu membuat Yeji semakin terkekeh. Setelah sarapan dengan beberapa percakapan, Yeji dan Jisu langsung berangkat Chungdam Highschool untuk bersekolah.
Berbeda dengan kebahagiaan Yeji dan Jisu, Minju sekarang sedang berada di toilet sekolah karena perutnya terasa kram dari pagi. Yujin yang sejak tadi setia menemani Minju terus berusaha mengusap tengkuk Minju agar Minju dengan mudah memuntahkan isi perutnya, tapi hanya air yang keluar dari tubuh Minju.
"Kamu sakit? Kalau sakit gak usah sekolah aja. Nanti aku bilang sama wali kelas kamu, kamu istirahat aja" kata Yujin membantu Minju duduk dilantai setelah muntah.
"Aku gapapa, Yujin. Mungkin aku masuk angin dikit" jawab Minju sambil memegangi keningnya. Minju terlihat tidak sehat dengan wajah pucat dan lemas.
"Tapi aku khawatir. Kamu udah makan?" tanya Yujin membawa Minju yang lemas kepelukannya.
"Belum... Aku gak nafsu makan" jawab Minju pada Yujin. Yujin memeluk erat Minju lalu mengusap lembut kepala Minju dengan pelan.
"Yaudah, aku temenin kamu ke kelas ya. Kalau ada apa apa langsung hubungin aku" kata Yujin yang dijawab anggukan oleh Minju.
Yujin langsung membawa Minju menuju kelas sebelas dilantai dua, tapi baru sampai tangga tubuh Minju menjadi sangat lemas dan tiba tiba pandangannya kabur dan berubah menjadi abu abu. Dengan sigap Yujin menahan tubuh Minju yang sudah tidak sadarkan diri lalu berlari menggendong Minju menuju mobilnya untuk membawa Minju kerumah sakit.
Selama jam sekolah, semuanya berusaha menghubungi Yujin atau Minju, tetapi baik ponsel Yujin maupun Minju tidak aktif membuat yang lainnya khawatir.
Jam pulang sekolah tiba, Yeji menerima telepon dari Chaeyeon untuk segera menuju sumber utama WiFi untuk mengecek kabar terbaru. Sedangkan Jisu bergerak menunggu Yeji diparkiran seorang diri sambil memainkan ponselnya.
Sedang sendirian, Jisu tidak menyadari kehadiran seorang laki laki bertopeng yang mengamatinya sedari tadi. Melihat situasi aman, laki laki bertopeng itu langsung bergerak menuju kearah Jisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
Fiksi PenggemarProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!