The Second Chance

729 96 12
                                    

Malam semakin larut, perasaan Yeji semakin tidak tenang. Kepala Yeji sangat berat, tapi perasaan tidak tenang menghantuinya dan membuat Yeji segera mengambil jaket dan dompet miliknya lalu berjalan keluar dari gedung melewati para pekerja yang merapikan pesta secara diam diam.

Jam menunjukan pukul 23:12, Yeji langsung bergerak mencari taksi menuju ke kawasan Apgujeong yaitu rumah Jisu. Untung saja kota Seoul selalu ramai, jadi taksi masih banyak yang beroperasi pada malam hari.

Yeji menyandarkan tubuhnya yang lemas di kursi taksi. Hujan mulai turun membuat Yeji semakin tidak enak badan karena dingin dan juga bau air hujan yang tidak enak di penciuman nya.

Sampai rumah Jisu, Yeji membayar taksi lalu berlari kedepan gerbang rumah Jisu. Hujan semakin lebat dan segera Yeji memencet bel memanggil Jisu. Satpam rumah Jisu langsung memanggil kan Jisu.

Mendengar itu, Jisu keluar membawa payung menghampiri Yeji yang sudah gemetaran karena dingin kehujanan. Yeji menatap Jisu dengan sendu.

"Jisu-ah! Aku minta maaf" kata Yeji gemetaran karena dingin.

"Pulang lah, Yeji!" kata Jisu pada Yeji.

"Aku mohon maafkan aku, aku gak mau kamu kenapa napa. Aku janji akan bertanggung jawab sama perbuatan aku" kata Yeji sambil gemetar.

"Aku bisa maafin kamu, tapi aku gak mau untuk balik sama kamu lagi! Aku gak mau kamu deket sama aku, aku minta kamu pergi dari aku! Aku sayang sama kamu Yeji, tapi kenyataan kamu hancurin aku, aku gak bisa!" kata Jisu pada Yeji.

"Aku gak minta kamu kembali, aku cuma minta kamu maafin aku. Bukan buat aku diakui yang lain, cuma buat aku seneng bisa tau kamu maafin aku dan karena aku mencintai kamu... Itu aja" kata Yeji sambil berusaha tersenyum.

"Sekarang kamu pulang, ya! Aku mohon! Pulang!" kata Jisu pada Yeji lalu berbalik meninggalkan Yeji yang masih kekeh berdiri didepan rumah Jisu.

"Jisu! Aku gak akan pergi, aku gak akan pergi" kata Yeji lemas lalu kekeh duduk didepan pagar rumah Jisu walaupun keadaan hujan sangat deras.

Satpam tempat Yeji merasa kasihan pada Yeji langsung menyuruh Yeji masuk ke posnya dan berteduh, tapi Yeji menolak dengan alasan 'Jisu tidak memperbolehkan saya masuk, saya tidak akan masuk' kata Yeji kekeh duduk didepan.

Tidak seperti biasanya yang akan pergi dan membawa motornya pada pukul satu pagi, Yeji tetap bertahan kekeh bahkan hingga pagi hari tiba. Matahari mulai terang menyinari rumah Jisu dan hujan sudah reda dari subuh tadi.

Yeji terlihat memejamkan matanya sambil meringkuk dengan tubuh basah dan kedinginan parah. Walaupun dirinya merasa tubuhnya sangat berat juga kepalanya sakit, Yeji memaksakan dirinya untuk tidak meninggalkan tempat dan berharap Jisu keluar dan menyuruhnya masuk kedalam. Tapi angan hanyalah angan, karena Jisu tidak kunjung keluar dan menariknya masuk seperti saat pertama kali dirinya masuk kerumah Jisu.

Pagi hari sekali, Chaeyeon bersiap lalu menjemput Sakura kerumahnya untuk melakukan investigasi lanjutan. Yena dan Hyewon bertugas mengamati pergerakan Hyunjin juga mencari bukti bukti.

Hyewon berdiam dalam mobil sambil memonitor jika Hyunjin akan keluar dari apartemen, sedangkan Yena akan masuk apartemen Hyunjin dan mengecek apapun yang ada didalam.

"Camera depan mobil udah aktif, gue liat Hyunjin belum keluar. Bek, lu masuk pintu depan aja, gue udah minta ijin sama pemilik apartemen didepan kemaren buat jadi tempat sembunyi lu" kata Hyewon lewat telepon yang tersambung pada headset wireless Yena.

"Asiapp! Gue meluncur ke apartemen depan" kata Yena. Yena langsung bergerak menuju apartemen didepan apartemen milik Hyunjin. Setelah beberapa percakapan, Yena masuk dan mengamati pergerakan Hyunjin lewat kamera interkom apartemen.

The Second Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang