Hwang Minhyun datang bersama istrinya langsung memeluk Yeji yang sudah terkapar penuh darah. Hyunjin menatap adiknya, perlahan matanya melemah dan dengan segera Hyunjin mengacak rambutnya.
"Ini salah appa eomma yang terlalu membuatmu merasa jauh, Hyunjin-ah. Ini salah appa eomma, jangan kamu jadikan adikmu pelampiasan, Hyunjin-ah" kata Minhyun pada Hyunjin.
"Akhhh!!!" teriak Hyunjin keras sambil menangis. Hyunjin menatap sekitar dan seperti sedang terancam, bisa dibilang Hyunjin sudah gila dengan semuanya.
Dengan segera Hyunjin berjalan cepat ke kamarnya dan keluar sambil menodongkan pistol kearah Yeji. Semua orang disana membulatkan matanya melihat itu.
"Hyunjin!! Itu adik lu! Hyunjin!!" teriak Chaeyeon ingin mendekati Hyunjin tapi tidak jadi karena Hyunjin terlihat akan menembak jika Chaeyeon mendekat.
"Hyunjin!! Aku akan layani kamu!! Tapi jangan lukai Yeji, jebal!!" teriak Jisu menangis dipelukan Sakura.
"Semuanya!!! Kalian bela Yeji! Apapun yang Yeji lakuin, berujung pujian dari kalian!! Kalian pikir dia sehebat apa?! Gue lebih baik dari dia!!" teriak Hyunjin keras sambil menodongkan pistol kearah Yeji.
"Hyung... tembak... kalau itu... kebahagiaan... buat hyung..." kata Yeji lemah pada Hyunjin. Hyunjin menatap adiknya dengan mata yang sudah memerah dan air mata sudah membasahi pipinya.
"Yeji... sayang... hyung... appa... eomma... temen temen... Jisu... lebih dari... Yeji... sendiri..." tambah Yeji lemas. Todongan senjata Hyunjin melemah dan terlihat tatapan sedih Hyunjin pada Yeji.
"Yeji-ah! Maafin hyung!" kata Hyunjin menangis lalu tiba tiba menodongkan pistol ke kepalanya sendiri.
"Gue minta maaf atas semua yang gue lakuin!!" kata Hyunjin lalu...
Dorr!
Sebuah peluru menembus kepala Hyunjin membuat semuanya membulatkan matanya. Minhyun langsung memeluk Hyunjin yang terjatuh ke lantai dan istri Minhyun sudah menangis keras melihat putranya seperti ini.
"Hyung...." panggil Yeji dengan sisa tenaganya. Yeji menangis sedih, walaupun tubuhnya lemas dirinya seperti terhantam, hyungnya sudah tiada dan dirinya kehilangan orang yang ia sayangi.
Yeji lemas dan kehilangan kesadarannya saat itu juga. Dengan segera semuanya memanggil ambulans juga kepolisian untuk mengusut semuanya.
Hyunjin dinyatakan meninggal dengan ditetapkan sebagai tersangka dan dimasukan dalam catatan bunuh diri oleh polisi, juga Yeji dijadikan tetapkan sebagai korban begitu juga dengan Jisu.
Sinar lampu menyilaukan pengelihatan seorang laki laki bermata kucing. Yeji tersadar dan menatap sekitar dan menyadari bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit. Dilihatnya kesamping kirinya terdapat seorang wanita sedang tertidur sambil menggengam erat tangan kirinya.
Tangan kanan Yeji langsung bergerak mengelus lembut puncak kepala itu membuat si pemilik kepala terbangun lalu menatap Yeji lekat.
"Yeji? Kamu udah sadar?!" tanya wanita itu yang dijawab anggukan oleh Yeji sambil tersenyum.
"Maafin aku, Ji. Aku marah besar sampai ngelupain semua kebaikan lain yang udah kamu lakuin ke aku, aku lupain perasaan dan kepercayaan yang aku janjiin untuk kasih ke kamu, aku minta maaf" kata Jisu memeluk Yeji erat. Yeji hanya bisa membalas pelukan Jisu sambil menenangkan wanita itu dengan perasaan bahagia.
"Kamu gak tau apapun, aku juga gak tau apapun. Aku juga salah... Aku minta maaf" kata Yeji pada Jisu. Yeji melepaskan pelukan Jisu lalu menatap wajah wanita itu. Dengan lembut, tangan Yeji bergerak menghapus air mata Jisu dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance (END)
FanfictionProject story only! Collaboration with Thai writer Warrathaya Leungthai!