The Second Chance

708 107 4
                                    

Langit malam terlihat dari jendela kamar Minju, Minju terbangun dari tidurnya lalu menatap sekitarnya. Minju kebingungan karena dirinya sudah berada dikamarnya padahal sebelumnya dirinya ingat bahwa dirinya tertidur dimobil Yujin.

Minju segera merapikan tempat tidurnya lalu bergegas keluar untuk membuat makan malam untuknya dan ayahnya. Didapur, betapa terkejutnya Minju melihat banyak makanan sudah tersedia di meja juga beberapa bahan makanan seperti roti, telur, bahkan daging ayam, tteok(kue beras) dan bumbu dapur sudah tersedia.

Dilihatnya appanya yang duduk dimeja makan sambil mendengarkan musik dari radio kecil yang berada di ruang tamu dan karena rumah mereka kecil, suara radio tersebut dapat terdengar dari dapur.

"Appa... Appa dapet ini semua dari siapa?" tanya Minju mendekati ayahnya.

"Ohh, putriku sudah bangun. Tadi appa mengobrol sama Yujin, terus Yujin ijin keluar sebentar, waktu balik dia bawa semua ini dan bilang makanan ini dimakan bareng Minju kalau sudah bangun" kata ayahnya tersenyum.

"Kenapa appa terima?! Minju gak mau ngerepotin siapapun appa!" kata Minju agak menaikan nada membuat ayahnya sedih.

"Kamu tidak suka? Kalau begitu appa akan telepon Yujin untuk ambil barang barang ini. Appa tidak mau putri appa satu satunya marah pada appa" kata ayah Minju dengan pengelihatan gelap tapi matanya berkaca kaca. Minju menatap ayahnya lalu bergerak memeluk sang ayah yang terlihat sedih sambil meraba raba mencari telepon rumah untuk menelpon Yujin.

"Bukan Minju gak suka appa, tapi Minju gak mau terlalu bebanin orang lain. Biar semuanya Minju yang tanggung, maafin Minju appa" kata Minju memeluk sang ayah erat.

"Appa minta maaf kalau appa cuma jadi beban, uang pensiun appa sebagai tentara gak banyak. Appa buta dan udah tua, pasti nyusahin kamu" kata ayah Minju sedih membalas pelukan putrinya. Minju menggeleng cepat mendengar perkataan ayahnya.

"Appa itu anugerah yang Minju punya, satu satunya harapan Minju untuk tinggal didunia. Minju sayang sama appa, appa besarin Minju sendirian, Minju sayang sama appa" kata Minju menangis sambil memeluk ayahnya.

"Maafin appa Minju... Kalau kamu mau makanan ini dikembalikan, appa akan telpon Yujin" kata ayah Minju.

"Enggak appa, ayo kita makan ini sama sama! Biar Minju yang suapin appa, appa harus makan yang banyak sambil dengerin cerita Minju kayak biasanya" kata Minju yang dijawab anggukan oleh ayah Minju. Minju lalu menyuapi ayahnya dan bercerita soal dirinya dan teman temannya juga Yujin, kecuali tentang dirinya yang dibully dan menjadi pelacur tentunya.

Lee Chaeyeon berjalan di balkon rumahnya. Rumah besar yang terlalu mewah disebut rumah ini menjadi tempat tinggal keluarga Lee yang berjumlah lima orang dan pekerja rumah yang berjumlah dua belas orang.

Dengan bathrobe sutra yang merupakan hadiah dari ibunya yang pulang berjalan jalan dengan sahabatnya di Italia itu menjadi pakaian yang selalu dikenakan Chaeyeon karena kebiasaan Chaeyeon yang tidur bertelanjang dada.

Chaeyeon menatap catatan yang diberikan oleh Ryujin di warnet dekat sekolah lalu menganalisis. Dirinya merasa tidak ada kecurigaan dengan ketiga orang yang masuk daftar list tersebut, tapi salah satu orang dari list tersebut memiliki hubungan dengan kasus ini.

Chaeyeon langsung merogoh saku bathrobe sutranya lalu mengambil ponselnya dan dengan segera menelpon seseorang.

"Yeobseo! Kayak rencana yang udah lu bilang tadi, gue gak yakin bisa nangkep pelaku pake cara itu"

".......................... "

"Mata mata gue sudah ngikutin orang ini, dan pelaku bener bener main bersih. Dia pakai topeng ziplock yang bakal susah buat dibuka dari kepalanya juga alat alat lengkap buat ngilangin jejak"

".......................... "

"Gak semudah itu nge habisin dia, soalnya orang ini sering ketemuan sama antek antek Yakuza, dan kalian tau sendiri, polisi bahkan takut sama mereka soalnya mereka selalu siapa siaga, gak takut mati dan nekat"

".......................... "

"Kita harus cari pelakunya, karena kucing sudah diluar rencana. Dia malah bener bener intens deketin Jisu, dan pelaku pasti ganti rencana. Dan sekarang, pelaku bisa kapanpun nyari Jisu dan kemanapun, bahkan saat subuh atau siang bolong"

"Satu lagi, pelakunya kayaknya semakin nekat dan geram gara gara Yeji yang deketin Jisu dan Jisu nya welcome sama dia. Keselamatan kucing sama kalian juga terancam, begitu juga temen temen Jisu"

"................................ "

"Mereka punya sertifikat senjata api illegal, dan baju anti peluru bukan barang yang diperjual belikan. Mau kita lapor polisi pun, polisi gak bakal percaya kalau kita buat laporan tanpa bukti, jadi kita hadapi dan cari cara lain!"

Malam hari tiba, Yeji langsung mengantar Jisu pulang dengan motornya. Sampai depan rumah Jisu, Jisu turun lalu melepas helm dan memberikannya pada Yeji kembali.

"Bawa aja, aku jemput besok" kata Yeji pada Jisu yang dijawab anggukan oleh Jisu.

"Oh iya, besok aku nugas agak malem. Kamu gak usah anter pulang, aku naik bus aja" kata Jisu.

"Enggak, aku tungguin. Bahaya tau! Kamu sampe malem juga aku tungguin, sekalian aku mau buat tugas tugas yang belum aku kerjain juga" kata Yeji pada Jisu.

"Acieee pak sipit sekarang udah mulai khawatir nih sama aku?" tanya Jisu menggoda Yeji.

"Ya iyalah, kamu tu kunci aku buat balik ke masa depan" kata Yeji yang membuat Jisu menurunkan senyumnya.

"Iya, kalau nanti pelaku udah ketangkep, kamu balik kemasa depan, makasih ya buat traktiranya! " kata Jisu agak sebal lalu berjalan berbalik menuju rumahnya, tapi langkahnya terhenti saat tangan kekar menahan lengan lembutnya.

"Kamu kesel ya? Aku bilang kamu cuma cara buat balik kemasa depan, aku minta maaf" kata Yeji memelas pada Jisu.

"Ngapain coba aku kesel? Juga kita baru kenal dua hari, gak ada bedanya" kata Jisu lalu kembali berbalik melepas tangan Yujin lalu berjalan menuju rumahnya.

Langkahnya benar benar terhenti dan dirinya kembali mematung saat seseorang memeluknya dari belakang sambil menyandarkan dagunya dibahu Jisu.

"Walaupun dua hari aku seneng bisa ketemu sama kamu dan ini berharga buat aku. Jadi jangan ngambek lagi, karena aku ngerasa pertemuan kita itu mungkin punya arti dan berharga..."

"...kamu kunci aku buat balik kemasa depan. Dan apapun itu, aku sangat berharap kita bisa bertemu dimasa depan, walaupun nanti aku harus kenalan sama kamu lagi kayak awal lagi, apapun itu cuma untuk bisa liat kamu lagi dimasa depan..."

Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱

The Second Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang