Sebenarnya disini siapa yang salah? Aku atau kamu?
~yuri
.
.
.Di perjalanan yuri terus saja tersenyum tanpa henti karena dia pulang bersama naufan. Naufan tidak menyadari kalau tatapan yuri ke dirinya tanpa berkedip. Sebegitu cintakah yuri pada naufan?
"Em fan boleh nanya gak?"
"Hem" sabar yur sabar!
"Lo udah punya pacar belum?"
Naufan mengangkat alis atas pertanyaan yuri. Pertanyaan yuri terlalu gamblang
"Maksudnya?"
"Em itu gue cuman nanya aja kok fan"
"Belum"
Yes! Pekik yuri dalam hati
"Terus hubungan lo sama dina?''
Naufan semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan yuri. Tidakkah dia merasa risih dengan raut muka naufan sedari tadi
Menurut naufan itu adalah privasi dan yuri hanya sekedar partner di area balapan. Lalu kenapa dia menanyakan seolah olah dia adalah sahabat dekat naufan?
Naufan menepikan motornya di pinggir "kenapa lo berhentiin motornya fan?
Naufan tidak menjawab, lalu dia membuka helmnya. Tatapan naufan dingin tapi sayangnya yuri tidak bisa melihat itu karena posisi naufan membelakangi yuri
"Lo gak berhak tau tentang privasi gue. Ingat lo cu.man. partner kerja gue dia area balapan yur"
"Tapi fan gue cuman na--"
"Apapun itu lo gak berhak tau! Termasuk tentang hubungan gue sama dina. Mau gue pacaran atau enggak itu bukan urusan lo. Dan satu lagi, gue tau tabiat lo jadi jangan ganggu dina karena ini masalah kita berdua"
Yuri hanya bisa mengatupkan mulutnya dengan penjelasan naufan barusan
Jadi selama ini dia tidak hanya lebih sebagai partner kerja?
Bukan orang spesial? Tidak tidak! Jangankan sebagai orang spesial bahkan yuri sama sekali tidak menyandang gelar sebagai sahabat naufan, lalu bagaimana dia dianggap orang spesial?
"Camkan itu yuri"
Yuri tidak terlalu mendengarkan perkataan naufan karena dia sedang bergelut dengan pemikirannya sendiri
"Jadi antara gue sama lo selama ini cuman sekedar partner kerja fan?" gumam yuri
Yuri anggap perhatian naufan yang selalu menyuruh yuri pulang cepat setiap malam adalah karena naufan memiliki perasaan ke yuri. Naufan menyuruh yuri menjaga pergaulan, dan selalu ada di setiap yuri membutuhkan teman curhat itu yuri anggap NAUFAN MEMILIKI PERASAAN KEPADANYA!
TAPI NYATANYA TIDAK!
yuri salah mengartikan perhatian naufan selama ini. Naufan berlaku seperti itu karena dia mengaggap yuri masih memiliki masa depan yang cerah jadi jangan merusaknya dengan pergaulan yang tidak jelas atau apapun itu. Dan dia menganggap yuri tidak lebih dari seorang adik
Tapi yang namanya manusia. Mereka tidak tau apa isi hati seseorang bukan?
Entah yuri yang terlalu kegeeran atau naufan yang tidak bisa menempatkan perhatian semacam apa yang harus diberikan kepada lawan jenis
Semuanya nampak membingungkan
^-^
Saat yuri sampai di rumahnya langsung saja dia bergegas masuk ke rumahnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada naufan
"Yur" lantas yuri membalikkan badannya dengan tatapan yang sulit diartikan
Naufan menghembuskan napasnya sejenak "i love she"
Yuri tercengang dengan ucapan naufan. Raut muka yuri tidak bisa dijelaskan seperti apa
Wanita? Wanita mana yang dicintai naufan?
Apakah dina? Tuhan hanya kali ini saja yuri mohon tolong berikan orang yang yuri cintai dengan mudah
"Siapa?" Tanya yuri dengan suara tercekat
"Lo pasti tau dia siapa"
Dengan nafas yang tersengal yuri berkata "dina?"
Naufan hanya memberikan seulas senyum yang tulus yang baru yuri lihat malam ini
Tapi senyuman itu seperti menyayat hati
"Gue pergi dulu. Gue harap gue bukan termasuk lelaki brengsek yang ngelukai hati teman gue sendiri"
LO SALAH BESAR NAUFAN!
JUSTRU LO LELAKI ITU!Setelah naufan menancapkan gas pergi dari rumah yuri. Yuri masuk ke rumah dengan kunci cadangan yang dia punya
Dan suara pertama kali yang dia dengar saat memasuki rumah adalah suara pecahan barang di kamar atas
"Kenapa takdir ku seperti ini tuhan? Kenapa? Kenapa?" Tanya yuri dengan nafas yang terputus putus
Dia mengabaikan suara itu lalu dia bergegas ke kamarnya menumpahkan segala emosi yang dia tahan sedari tadi
***
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Genç KurguDimulai dari pertengkaran biasa yang menimbulkan sebuah rasa~ Ini bukan tentang cerita 2 sejoli yang bahagia setelah mengetahui rasa itu tapi seperti ada sebuah tembok penghalang dan mengelak antara satu sama lain~ Ini bukan cerita tentang cool boy...