56%

16.8K 1.6K 253
                                    

✔️ make sure you like and comment

Entah jiwa apa yang merasuki Jungkook secara tiba-tiba, kini Christy tengah termenung menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih abu, pikirannya berlarian tanpa tujuan yang jelas, matanya kosong tanpa gairah penglihatan , mengingat bagaimana tatapan mengerikan itu Jungkook lemparkan padanya secara tiba-tiba

Ia ingin menangis namun ia juga ingin berteriak meminta bantuan, ia bingung entah mana yang harus ia utamakan

Sementara di lain tempat Jungkook juga terdiam ketika tanpa sengaja menyaksikan ayah tirinya yang sedang duduk sambil membaca koran, sekilas memang tidak ada yang salah, namun jika di teliti lebih lanjut terlihat ujung jari lelaki itu memilin kertas lalu memasukannya ke dalam mulut

"di-dia memakan ker-tas" ucapan sang kakek terngiang-ngiang dalam benaknya ( terdapat di chapter 51)

Apabila yang di maksud kakek adalah seseorang yang memakan kertas, berarti orang itu menderita pika? - Jungkook terdiam dengan suara hatinya yang tak kunjung berhenti memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi

* pika sendiri adalah gangguan makan dimana penderita sering mengonsumsi hal yang tidak lazim, seperti kertas,batu,kayu,kuku dan sebagainya, umum terjadi pada anak kecil namun juga banyak di temukan orang dewasa yang menderita pika akibat kebiasaan sejak kecil

"mengapa kau menatap appa seperti itu hyung?" Baejin muncul entah dari mans dengan segelas air putih di tangannya

"ada apa? Kau terganggu?"

"bagaimana jika aku berkata iya?" sahut Baejin tak kalah menantang "kau pikir aku tidak menyadari sejak pagi tadi kau selalu mengikutiku aktivitasku" -Baejin

"benarkah? Percaya diri sekali"

"untuk apa kau meletakan bangkai kucing di loker Christy?"

"gadis itu mengadu?"

"tidak, aku sendiri yang melihatmu meletakannya" Baejin maju selangkah dan Jungkook tidak bergerak sama sekali, ia tetap berada di posisinya

Jungkook mengalihkan pandangannya, tanpa ingin memperkeruh suasana lelaki itu berjalan masuk ke dalam kamarnya, dan ternyata Baejin masih mengikutinya

Ceklek!

"baejin-ah kau disini? Ah untuk apa kue di kamarmu itu" mereka berdua menoleh ke arah sang ibu yang kini berdiri di hadapan mereka

"Hari ini Daehwi ulang tahun, Baejin ingin merayakannya" meski Baejin mengucapkannya dengan santai namun tetap saja kalimatnya tersebut membuat raut wajah ibunya tertekuk sedih

Wanita itu mengerti bagaimana kuatnya persahabatan di antara keduanya, mereka bermain, bermalam sepanjang hari tanpa rasa lelah

"baiklah, lalu mengapa disini?"

"aku ingin hyung menemani ku merayakannya" sontak itu membuat Jungkook menatap lekat mata Baejin, mata lelaki itu sedikit berdenyut dengan berwarna sedikit kemerahan, terlihat jelas bahwa Baejin seakan menyimpan dendam yang mendalam terhadapnya

Mungkinkah Baejin mengetahui bahwa Jungkooklah yang membunuh Daehwi, pikirnya

"aku tidak ingin" -Jungkook

"Jungkook-ah apa salahnya menuruti kemauan adikmu" tegur sang ibu membuat senyuman aneh yang tercipta di bibir tipis Baejin

Jungkook mendengus pasrah lalu berjalan keluar menuju kamar Baejin, di sana sudah terlihat sebuah kue dan foto Daehwi yang sengaja di pajang oleh Baejin di depannya

"saengil chukha hamnida~~saengil chukha hamnida~~" nyanyi Baejin dengan tepuk tangan yang mengikuti sebagai instrumennya

Jungkook terdiam sejenak, merasa aneh dengan sifat Baejin yang ia tunjukan hari ini, matanya sama sekali tidak tentu arah pandangannya kosong dan sedikit berair

My Psychopath Boy (Jungkook) °×°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang