63%

8.9K 1.1K 191
                                    

( di part ini beberapa kejanggalan sudah mulai terkuak ya guys, dan next chapter bakal lebih banyak lagi yang terbongkar, seperti fakta kematian ayah Jungkook dan berkas apa yang selama ini di cari-cari )

✔️ Make sure you like and comments

Dengan cepat mobil hitam yang di kendarai oleh Jungkook membelah jalanan raya, Christy yang berada di dalam pun hanya mampu menutup mata dan berdoa jika ini adalah hari terakhirnya, maka ia memohon untuk tidak di beri rasa sakit yang terlalu lama

Sembari menyetir Jungkook kembali menghubungi nomer tersebut dan sudah ia duga, nomor sang ibu tidak aktif.

Dalam otaknya hanya terbesit wajah dan perkataan lelaki tua yang semalam baru saja menemuinya

'akan ku pastikan hidupmu menderita Jeon Jungkook, akan ku hancurkan hidupmu sebelum jeruji besi menjadi pilihan terakhir' (part 61)

"apa yang terjadi?" Christy mencoba memahami situasi saat ini namun tak kunjung mengerti

"akan ku antar kau pulang terlebih dahulu" jawab Jungkook dan hanya di buahi anggukan pasrah oleh gadis itu

Lihatlah, sudah sepatuh itu Christy dengan sosok yang dulu ia panggil dengan sebutan devil

"orang tuamu ada di rumah?"

Christy mengangguk "bagus, tetaplah disana dan jangan keluar rumah tanpaku"

"ba-baikah, tapi ada apa?"

Jungkook tak lagi menyahut, sepertinya dunia tak main-main dengan kehidupan lelaki itu, seakan-akan ketenangan adalah hal haram tersentuh untuknya

-skip-

"Eomma!" Jungkook mengutari setiap lantai rumahnya yang begitu besar, namun wanita yang di carinya tak kunjung terlihat, langkah besarnya bergerak cepat dengan mata yang menjelajah tak tentu arah

"Chagiya" Jungkook menatap ke arah ayah tirinya yang baru saja datang lengkap dengan jas kantor

"dimana eomma-mu?" Jungkook bungkam dengan urat leher yang nampak sangat nyata, ia memendam emosi dalam dirinya

Ayolah Jungkook tidak ingin terlihat berantakan di saat-saat seperti ini "Eomma menelponku, aku yakin dia membutuhkanku" ucap Jungkook dengan tatapan mata yang masih begitu tegar

"dia juga menelponku" lelaki tua itu mengusap wajahnya "dia berkata ada sekitar 8 orang berada di depan rumah dan dia menyuruhku untuk lekas pulang"

"cctv!" ucap Jungkook cepat dan langsung berlari ke ruangan cctv yang di susul oleh ayah tirinya

Tangan berurat itu dengan lincah memainkan komputer "tidak mungkin" ucap Jungkook dengan rasa kesal yang tertahan

"listrik baru saja hidup, cctv tidak akan berguna"

Lelaki paruh baya itu memijit pelipisnya pelan "kita memerlukan polisi untuk ini" dengan gerakan cepat membuat jarinya seakan menari di atas layar bercahaya itu

"lalu kenapa menurutmu eomma menelpon kita di saat ia dapat menelpon polisi?" pertanyaan Jungkook seakan membuatnya terhenti

"eomma tidak menginginkan itu" lanjutnya

Netra tajam milik lelaki tampan itu menerawang jauh ke arah tembok kosong polos bernuansa abu-abu "lagi pula eomma tidak berada di rumah ini ketika ia menelponku"

Ayah tiri Jungkook mengercitkan keningnya "kenapa kau begitu yakin?"

"langkah kaki yang ku dengar waktu itu bukan berasal dari gesekan kaki yang bertemu lantai, tapi tanah yang sedikit berair dan mungkin saja di tumbuhi rerumputan" suara beratnya lagi-lagi membuat ayah tirinya itu terdiam

My Psychopath Boy (Jungkook) °×°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang